Mohon tunggu...
iwan roberto
iwan roberto Mohon Tunggu... -

Setiap manusia berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Garam Indonesia Pahit Rasanya

29 Juli 2013   17:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:52 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Impor garam di Indonesia notabene saat ini hanya dikuasai oleh 6 importir yaitu PT Garam (BUMN), PT Garindo, PT Budiono, PT Susanti Megah, PT Sumatraco & PT Cheetam. Petambak garam juga menjual garamnya ke 6 importir garam tersebut.

Harga yang ditetapkan oleh Pemerintah sebesar Rp 750,-/kg untuk garam kualitas baik & Rp 550 untuk kualitas kedua tidak pernah bisa dinikmati oleh petambak garam kita. Para petambak rata-rata hanya bisa menjual garamnya ke 6 importir tersebut Rp 300,- s/d Rp 600,-/kg kualitas baik & Rp 200,- s/d 250,-/kg untuk kualitas kedua, dengan alasan spek garam petambak masih dibawah spek garam impor.

Aneh. Pemerintah seharusnya mempunyai posisi yang jelas disini yaitu berpihak kepada petambak garam Indonesia yang berjumlah +/- 400.000 petambak dibanding segelintir orang importir. Melindungi harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sendiri saja tidak mampu, apalagi mengatur 6 importir garam yang mempunyai modal besar, jaringan luas di elite birokrasi & politik Indonesia.

Konsumen garam rumah tangga Indonesia tidak akan pernah berteriak jika harga beli garam petambak dinaikkan misalnya menjadi Rp 1.000,-/kg, karena konsumsi garam per rumah tangga di Indonesia rata-rata dalam 1 tahun hanya 3 kg saja. Dengan asumsi harga jual garam di toko-toko klontong +/- Rp 3.000,-/kg berarti dalam setahun rumah tangga di Indonesia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 9.000,- untuk garam konsumsi atau Rp 750,-/bulan/keluarga. Kecil sekali pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi garam.

Kasus garam di Indonesia sangat ironis sekali. Indonesia merupakan negara kepulauan, 2/3 wilayahnya adalah laut & garis pantainya nomor 4 terpanjang di dunia, tapi masih mengimpor garam & masih belum mampu memproduksi garam kandungan NaCl yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun