Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Guru Spiritual Itu Adalah Ibu dan Cinta Keluarga

9 September 2016   23:00 Diperbarui: 10 September 2016   05:26 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (http://www.partoons.net/)

Berita dugaan penyalahgunaan narkoba dan kepemilikan senjata ilegal oleh tersangka AG telah menyebar.  Banyak orang terkejut dengan profil dan sosok AG.  Berita ini sesungguhnya serupa dengan sosok Eyang Sobur tiga tahun yang lalu.  Dua sosok itu senantiasa didekati para artis, karena bisa memberikan solusi kehidupan.  Jelasnya sosok itu telah menjadi guru spiritual bagi para artis atau siapa saja yang sedang bermasalah.

Terungkapnya kasus ini, kembali menyorot tentang profesi guru spiritual.  Istilah guru spiritual mengacu kepada seseorang yang memiliki kemampuan spiritual untuk memberi nasehat, rasa tenang dan nyaman.  Seseorang dianggap sebagai guru spiritual lebih karena sifat yang sangat subyektif, sangat pribadi, ada kecocokan atau hubungan personal. 

Guru spiritual tidak terkena aturan standar profesi, seperti guru di sekolah yang memiliki sertifikat guru.  Seandainya ada aturan sertifikasi guru spiritual, mungkin juga tidak ada yang tertarik untuk mendaftar.  Mereka lebih nyaman tersembunyi tapi nyata, diakui masyarakat,dan memperoleh keuntungan atau privilege tertentu.

Fenomena guru spiritual sangat nyata di masyarakat.  Ini terkait dengan budaya, adat dan keyakinan.  Umumnya pengikut guru spiritual adalah orang-orang yang memiliki masalah, atau pasien bermasalah.  Guru spiritual membantu menyelesaikan masalah tersebut. 

Ini mirip hubungan antara dokter dan pasien.  Pasien umumnya mengatakan cocok dengan dokter tertentu, dan tidak mau ke dokter lain.  Tapi pasien dokter sangat rasional, ketika sembuh, ya sudah ..pulang ke rumah, dan kehidupan jalan terus lupa dengan dokter.  Bila dokternya ke luar kota atau tidak dapat ditemui, rasio pasien dengan mudah memilih dokter lain meski terpaksa.

Hubungan guru spiritual dan pasiennya memang sangat khusus, dan sering mematikan rasio.  Pasiennya terjebak pada suatu kondisi ketergantungan kepada gurunya.  Menemukan guru spiritual pengganti sangat tidak mungkin. Pasien hilang rasionya, mengkultuskan guru, dan bersedia mengorbankan harta, kehidupan pribadi dan keluarganya.  Disinilah muncul kecurigaan penggunaan ilmu hitam atau sejenisnya.


Bagaimana menyikapi guru spiritual tersebut.

Pertama, sesorang seyogyanya memperkuat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah semata.  Serahkan masalah kehidupan kepada Allah dan memohon pertolongan hanya kepadaNya.  Menggantungkan atau berharap ke manusia atau makhluk hanya semu dan sering menimbulkan kekecewaan saja

Kedua, berbakti kepada orangtua.   Jadikan ibu atau bapak sebagai sumber inspirasi hidup.  Ibu atau bapak adalah guru spiritual yang sesungguhnya.  Ibu adalah orang yang paling ikhlas untuk mendukung kehidupan anaknya.  Ia rela berkorban apa saja untuk membesarkan dan mendukung kehidupan anak, siap jiwa dan raga untuk memberi solusi bagi anak.  

Ketiga, cinta keluarga.  Ayah, ibu, dan anak-anak perlu menghidupkan suasana cinta, belajar dan keteladanan di dalam rumah tangga.  Cinta keluarga itu memiliki kekuatan dahsyat untuk memberi solusi dan perlindungan.  Cinta dapat menjadi solusi masalah-masalah keluarga dan kehidupan lainnya.

Keempat, belajar ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja.  Banyak sekali masalah ternyata bersumber dari pribadi sendiri.  Seorang karyawan berperilaku malas, tidak mau belajar, asosial, dan kinerjanya buruk.  Solusinya perilaku itu harus dirubah, dan  memilih lingkungan dan teman-teman yang baik, yang suka belajar dan beretos kerja yang tinggi.  Solusi untuk meningkatkan karier bukan dari guru spiritual.  Hidup sukses harus dengan bekerja keras, bukan dari guru spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun