Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nilai Sejarah Masjid Kemayoran, Surabaya

16 Juni 2018   21:59 Diperbarui: 17 Juni 2018   01:53 3652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kemayoran (koleksi pribadi)

Serambi masjid (koleksi pribadi)
Serambi masjid (koleksi pribadi)
Taman masjid (koleksi pribadi)
Taman masjid (koleksi pribadi)
Bedug masjid (koleksi pribadi)
Bedug masjid (koleksi pribadi)
Di luar bangunan inti, atau berfungsi asalnya sebagai serambi, memiliki ruang yang lebih luas.  Serambi ini juga untuk tempat sholat, dengan dua taman terbuka yang menambah kesejukan suasana masjid.  Lantai serambi berlantai tegel lama, menyimpan kesan kuno.  Plafon serambi dibuat tinggi menyesuaikan bangunan inti masjid, dengan disain persegi sederhana. Di serambi ini terletak beduk berdiameter 1.5 m dan masih berfungsi baik.

Masjid Kemayoran merupakan masjid tertua di Surabaya, selain masjid Ampel.  Masjid ini dibangun tahun 1772 oleh pemerintah Belanda.  Bukti ini tertulis pada suatu prasasti berhuruf Jawa dan latin berbahasa Jawa, yang diletakkan pada dinding serambi masjid.    

Prasasti pembangunan masjid, didirikan tahun 1772 (koleksi pribadi)
Prasasti pembangunan masjid, didirikan tahun 1772 (koleksi pribadi)
Masjid Kemayoran juga menjadi saksi sejarah perjuangan Kemerdekaan.  Posisinya sempat menjadi markas laskar Hizbullah menjelang pertempuran 10 Nopember 1945.  Nilai-nilai perjuangan membebaskan dari penjajahan adalah implementasi nilai-nilai keagamaan sepanjang masa.  Posisi masjid punya peran penting pada saat itu.

Masjid Kemayoran kini bukan lagi masjid terbesar di Surabaya.  Posisinya di tengah kota terjepit oleh lembaga pendidikan Takmiriah (di sebelah Timur), SMP Negeri 2 (sebelah utara) dan pemukiman padat kampung Kemayoran (di sebelah Barat), dan jalan Indrapura (di sebelah Selatan).  Masjid tidak punya lahan parkir, sehingga kendaraan diparkir di jalan Indrapura.  Rasanya agak sulit mengupayakan perluasan masjid.

Saat sholat Jumat, masjid penuh jamaah dari berbagai wilayah Surabaya, atau luar kota.  Saat sholat Ied, masjid tidak bisa menampung jamaah, sehingga takmir menggunakan badan jalan untuk sholat.  

Khotib sholat Jumat atau Ied, atau penceramah pengajian di masjid Kemayoran diisi oleh ulama-ulama terkenal di Jawa Timur baik dari pengasuh pesantren, pengurus PWNU Jatim atau PBNU, atau MUI Jatim.  Banyak santri dari berbagai wilayah meramaikan pengajian di masjid Kemayoran.

berfoto dengan KH Miftachul Akhyar (tengah) (koleksi pribadi)
berfoto dengan KH Miftachul Akhyar (tengah) (koleksi pribadi)
materi khutbah Ied (koleksi pribadi)
materi khutbah Ied (koleksi pribadi)
Saya beberapa kali mengunjungi dan sholat di masjid Kemayoran.  Masa kecil kehidupan saya di Surabaya (1970 hingga 1990), lumayan mengenali seputaran wilayah ini. Saat mudik hari raya kemarin (1439H, 15 Juni 2018) saya berkesempatan sholat di sini.  Imam dan khotib sholat Ied adalah KH Miftachul Akhyar, wakil Rais Aam PBNU.   Masjid ini memberi kesan kuat tentang budaya dan sejarah.  Nilai-nilai ini perlu diwariskan kepada anak-anak.

Selamat Idul Fitri 1439H, mohon maaf lahir dan batin.

Surabaya, 16 Juni 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun