Jakarta - Pagi yang sejuk dalam keindahan jumat berkah yang bertajuk, lahirlah sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis maestro dalam penerbitan buku bernama Zulfikar Akbar dan Wisnu Nugroho. Buku yang menceritakan seorang tokoh inspiratif dalam kepemimpinan sebuah perusahaan layanan transportasi umum yang sangat populer bagi masyarakat Indonesia.
Masinis yang Melintasi Badai, itulah judul buku yang diterbitkan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia) Â bersama dengan Kompas Gramedia yang diluncurkan di Studio 2 Kompas TV, Jumat (16/5), dan dihadiri oleh lebih dari 250 orang, termasuk pelaku industri, komunitas literasi, serta perwakilan media.
Dipandu oleh moderator Mysister Silvilona Tarigan dari Kompas TV, acara ini menampilkan rangkaian kegiatan mulai dari sambutan perwakilan KG Media, seremoni peluncuran buku, hingga sesi wawancara mendalam bersama Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, penulis Zulfikar Akbar, dan VP Sustainability KG Media Wisnu Nugroho."
Buku  ini  mengisahkan seorang Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dalam memimpin perusahaan KAI pada saat melewati krisis badai pandemi COVID-19 dan mengakselerasi transformasi layanan kereta api bagi masyarakat Indonesia. Secara isi buku bukan hanya menggambarkan sisi pribadi seorang pemimpin, tetapi juga mencerminkan semangat kerja sama dalam perubahan yang telah menjadikan KAI sebagai andalan mobilitas masyarakat Indonesia.
Peluncuran buku ini tidak hanya menjadi selebrasi literasi, tetapi juga refleksi atas kepemimpinan yang visioner di tengah keterbatasan dan tantangan global. Didiek Hartantyo digambarkan bukan sekadar sebagai seorang pemimpin korporasi, tetapi sebagai sosok masinis metaforis yang dengan tenang, tangguh, dan penuh perhitungan mengarahkan laju PT KAI menembus badai ketidakpastian selama masa pandemi.
Didiek Hartantyo resmi menjabat sebagai Direktur Utama KAI pada 8 Mei 2020, bertepatan dengan merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal itu merupakan masa-masa sulit yang harus di terjang oleh Didiek Hartantyo  selaku Direktur Utama KAI.
Buku ini mendokumentasikan bagaimana langkah-langkah strategis dan sigap yang harus diambil oleh Didiek Hartantyo di tengah situasi yang penuh ketidakpastian. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menjaga kelangsungan operasional, melindungi lebih dari 25 ribu karyawan, sehingga tidak ada satupun karyawan PT KAI yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), serta mempertahankan kepercayaan pelanggan.
Selain itu langkah pemerintah melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada saat itu memperparah sektor perjalanan penggunaan transportasi kereta ini. Dikarenakan tidak bisanya masyarakat untuk melakukan bepergian jauh. Sehingga pada saat itu pendapatan KAI sangat menurun drastis. Hal tersebut menggambarkan sebagai sebuah "badai" yang dilalui oleh Didiek Hartantyo dalam mengambil keputusan-keputusan yang sangat penting dan krusial.
"Masalah Covid-19 adalah masalah kemanusiaan, kereta yang banyak itu berhenti, orang-orang yang naik commuter line orang memiliki pendapatan mencukupi. Tapi jika pada saat itu kereta api dihentikan semua, maka akan berdampak bagi mereka. ujar Didiek Hartantyo, pada saat Launching Buku dan Talkshow di Studio 2 Kompas TV Jumat (16/5).