Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membingkai Kenangan pada Kang Jalal

6 September 2021   15:23 Diperbarui: 6 September 2021   15:25 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo: Bukalapak.com

Kepergian K.H. Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., pada awal Februari yang lalu merupakan kehilangan besar bagi dunia Ilmu Komunikasi. Kang Jalal, sapaan beliau, dikenal sebagai pakar Ilmu Komunikasi negeri ini. Rekam jejak pemikiran beliau tersebar luas dalam lebih dari empat puluh judul buku, rekaman ceramah, dan lain-lain. Disamping itu, Kang Jalal dikukuhkan sebagai penulis kata pengantar yang produktif. Tak kurang dari empat puluh sembilan kata pengantar dalam berbagai topik telah ia tulis.

Buku-buku Kang Jalal banyak yang  menjadi best seller. Untuk menyebutnya tiga, buku berjudul Psikologi Komunikasi telah naik cetak sebanyak tiga puluh kali sejak penerbitan pertama. Islam Aktual dan Islam Alternatif , dua yang lainnya, mengalami hal yang sama. Kedua buku Islam popular ini berkali-kali naik cetak. Yang terbaru, keduanya terbit kembali dalam penyajian dan perwajahan berbeda, untuk mengenang kepergian beliau.

Kang Jalal dikenal sebagai penulis produktif yang memiliki gaya bahasa dan gaya penulisan yang khas. Sejumlah buku menguatkan kesan ini. Ulasan sejumlah pakar semakin memperkuat kesan. Disamping sebagai penulis, Kang Jalal adalah seorang akademikus. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran adalah tempatnya mengabdi. Pada kurun 1976 - 2013 Kang Jalal meniti karir sebagai dosen.

Membicarakan Kang Jalal tak akan pernah ada kata selesai. Dari sisi mana pun, Kang Jalal memiliki daya tarik. Siapa pun yang bersinggungan dengannya memiliki sejumlah kesan. Kesan-kesan itu bermuara pada kelebihan yang dimiliki Kang Jalal. Pribadi yang cerdas, kemampuan berkomunikasi yang adiluhung, pandai membuat joke, adalah tiga hal yang melekat pada dirinya.

Guna mewadahi kesan-kesan itu, sebuah buku berjudul Jalaluddin Rakhmat Sang Pelintas Batas terbit. Buku yang diterbitkan Unpad Press ini, hadir sebagai eulogi yang ditulis oleh para adik kelas Kang Jalal di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad. Sejumlah alumnus Fikom menuliskan kenangan pada sosok kakak kelas yang notabene adalah dosen mereka dalam buku ini.

Membaca buku ini, kita diantar menyelami sosok Kang Jalal dengan segala anugerah keunggulan yang disandangnya. Saat menulis tulisan pembuka, Dekan Fakultas Komunikasi Unpad, Dadang Rahmat Hidayat menggambarkan Kang Jalal sebagai sosok yang memberi warna dalam ruang dan waktu pengalaman banyak orang. Lebih jauh beliau menulis, ... meski Kang Jalal tidak mendapat gelar formal guru besar, beliau sudah layak dan cocok sebagai guru besar.

Buku antologi ini mengupas kenangan para penulis saat masih berstatus mahasiswa Fikom. Sejumlah buku yang ditulis Kang Jalal menjadi pintu perkenalan pada sosok cendikiawan ini. Mulanya perkenalan pada karya-karya Kang Jalal dijalani oleh orang tua salah seorang calon mahasiswi, kemudian menular pada sang putri. 

Berangkat dari ketertarikan yang didapat dari buku,  Ia memasuki Fakultas Ilmu Komunikasi. Dan ketertarikan itu semakin bertambah setiap mengikuti mata kuliah yang dibawakan Kang Jalal. Ruangan kelas selalu penuh sesak. Para mahasiswa dan dosen berlomba mendapat tempat duduk terdepan. Mata kuliah juga diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi dari jurusan lain (hal. 184).

Ketertarikan para mahasiswa dan dosen pada setiap kuliah yang diantarkan Kang Jalal tentu berangkat dari kepiawaiannya menyampaikan pesan. Hadirin dibuatnya tersihir oleh kata demi kata yang meluncur. Terkesima mendengar cerita yang dibawakan, teori yang disampaikan, juga joke-joke Kang Jalal. Berkenaan dengan yang disebut terakhir, seorang penulis menyebut Kang Jalal sebagai pencerita yang jenaka (hal. 144)

Di luar dunia kampus, Kang Jalal menuangkan ide dan pemikirannya antara lain dalam artikel di media massa. Dalam satu rentang waktu, Kang Jalal mengisi kolom Halaman Akhir dalam majalah Ummat. Mengingat ketokohan Kang Jalal yang dikenal luas beserta "atribut" yang melekat pada dirinya, Kang Jalal menuliskan nama pena Fikri Yathir dalam tulisannya. Beragam tema pernah dimunculkannya, dari Al Ghazali sampai Goebbels. Dengan indah sang penulis esai menyebut Kang Jalal sebagai komunikator yang sembunyi (hal. 155).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun