Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Keunikan Rumah Adat Tradisional Nias

17 Maret 2024   15:56 Diperbarui: 23 Maret 2024   12:00 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah adat tradisional Nias bagian utara di desa Fadoro Lauru, Kab. Nias (Dok: Pribadi)

Pernah mendengar kata "Nias". Sebuah kata yang mengarah ke sebuah daerah di ujung Sumatra. Di pulau ini saya lahir, berkembang, dan mencari nafkah. Pulau tempat tinggal saya ini banyak keistimewaan, kekayaan alam dan budaya, dan keunikan.

Contoh kecil keunikan yang dimiliki masyarakat Nias adalah bahasa. Di dalam ejaan huruf bahasa daerah Nias tidak mempunyai huruf-huruf C, J, P, U, Y dan X tetapi ada huruf tambahan, yakni oe mewakili huruf u dan ch mewakili huruf kh.

Bukan hanya tentang bahasa. Keunikan lain yang dimiliki oleh masyarakat Nias adalah rumah adat tradisional Nias.

Bagi kamu yang pernah berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII) hanya tahu satu saja bentuk rumah adat tradisional Nias.

Sebenarnya bentuk rumah adah Nias ada 3 jenis seperti: Rumah-rumah Nias Selatan: di ujung selatan Kabupaten Nias Selatan termasuk Kepulauan Batu.


Kedua yang tak kalah kren, rumah-rumah Nias tengah: di bagian pedalaman dan timur Kabupaten Nias Selatan, khususnya di Lahusa dan Gomo.

Dan yang terakhir rumah-rumah Nias Utara: Kabupaten Nias Utara dan Nias Barat dan Kota Gunungsitoli. Juga di bagian utara Kabupaten Nias.

Fitur umum untuk semua rumah-rumah adat Nias

Semua rumah adat Nias terbuat dari kayu yang bergabung bersama tanpa menggunakan paku. 

Itulah keunikan rumah adat tradisional Nias dibangun tanpa paku dan di atas tiang yang kuat dari batang kayu dan atap sisi dilapisi daun rumbia. 

Bagian dalam rumah dibagi menjadi ruang publik besar di depan dan kamar pribadi kecil di belakang. Kebanyakan rumah tradisional Nias memiliki ukiran kayu yang rumit di dalam dan di luar rumah.

Semua rumah adat Nias pakai Ndriwa, yaitu penyongkong rumah ke 4 arah. Tiang-tiang berdiri di atas lempengan batu bukannya dipancangkan ke dalam tanah. Biasanya kayu tiang-tiang ini berasal dari kayu besi (bahasa Nias: Manawa).

Dengan menggunakan tiang-tiang ini menciptakan struktur yang sangat kuat, namun tetap fleksibel yang bisa menahan gempa bumi yang signifikan. 

Karena rumah tidak dipancangkan ke tanah, itu sering ditimbang oleh batuan atau pengaturan rumit batang-batang kayu secara tegak miring di bawah rumah.

Manfaat batang-batang kayu tegak miring untuk mempertahankan rumah dari bergerak selama badai atau gempa bumi.

Sedangkan struktur rumah adat di bagian atap dengan balok vertical dan diagonal menahan atap. Biasanya tidak ada plafon bagian dalam, dan rumah dibagi menjadi dengan dinding-dinding. Barang rumah tangga dan peralatan lainnya sering disimpan di atas, di antara balok atap.

Di atap depan ada pembukaan jendela di bagian atap sebagai ventilasi. Fitur ini juga unik untuk Nias dan tidak ditemukan di rumah-rumah vernakular lainnya yang menggunakan atap daun rumbia.

Rumah adat tradisional Nias Selatan

Rumah-rumah adat tradisional di bagian selatan mempunyai bentuk persegi panjang dan sering mempunyai tambahan perluasan ke belakang. 

Mereka dibangun saling menempel dinding ke dinding dengan rumah-rumah tetangga dan hanya terbuka di depan dan belakang. Dinding papan di sisi kiri dan kanan pada rumah ini berdiri tegak dan memikul atap.

Dalam rumah bangsawan di ruang umum di depan, persis di pertengahan, terdapat 1 atau 2 tiang yang di Gomo disebut handro mbat atau handro lawa-lawa, di Nias Selatan namanya kholo-kholo. Tiang itu selalu pakai ukiran.

 Rumah tradisional terbesar di Nias adalah Omo Zebua (rumah rajah desa) di desa Bawmataluo, Nias Selatan. (Dok:museum-nias.org/arsitektur-nias/
 Rumah tradisional terbesar di Nias adalah Omo Zebua (rumah rajah desa) di desa Bawmataluo, Nias Selatan. (Dok:museum-nias.org/arsitektur-nias/

Sedangkan muka bangunan miring ke arah luar dan memiliki bukaan berjerajak yang memungkinkan warga untuk melihat ke jalan di bawah. Jumlah tiang dalam deret depan rumah ini selalu genap, entah 4 atau 6 tiang. Balok panjang melintang di atas tiang-tiang, di deret kiri dan kanan rumah.

Di bagian depan ujungnya melengkung ke atas atau dalam bahasa nias disebut Ewe, dan dihias dengan ukiran-ukiran seperti ayam jantan, biawak, ukiran hiasan emas, matahari dlsb. Di Nias Selatan Ewe ini disebut Sikhli, dan hiasan hanya seperti ornamen. Bentuk Ewe ini sering menyerupai depan sebuah perahu.

Bagian dinding rumah biasanya polos, hanya di rumah bangsawan terdapat panel dinding yang diukir dengan sangat teliti. Masih ada beberapa contoh rumah Omo Zebua terawat baik di Nias Selatan sampai saat ini.

Bagi yang hendak ingin melihat secara langsung rumah ini, bisa langsung berkunjung ke desa Bawomataluo atau desa Orahili Fau. Di desa ini rumah adat tradisional bagian selatan masih berdiri kokoh.

Rumah-rumah di wilayah Lahusa dan Gomo

Gaya rumah Nias Tengah agak sedikit berbeda dengan bagian selatan, bentuknya berupa persegi panjang, tapi tidak dibangun dinding ke dinding seperti di selatan. 

Rumah di Gomo dikerjakan agak rustikal dan pakai berbagai ukiran "primitif". Rumah-rumah adat ini sering lebih dihiasi daripada rumah-rumah di selatan dan utara. Jumlah tiang dalam deret depan selalu ganjil sekitar 5 atau 7 tiang.

Sering kelihatan satu lengan keluar dari tiang yang dengan tangan terangkat memberi Salam. Rumah di Gomo sering memakai satu balok panjang yang melintang di atas kediaman rumah, persis dalam pertengahan rumah. Balok ini dibentuk dari satu pohon yang bersama dengan akar pohon digali dari dalam tanah.

Balok ini disebut hulu, dan ujungnya yang dibentuk dari akar pohon itu disebut bal hulu (ujung punggung). Bal hulu biasanya penuh ukiran. Rumah-rumah bangsawan (Omo Sebua) di wilayah Gomo lebih besar dan lebih dihiasi daripada rumah biasa, tetapi tidak spektakuler seperti di selatan.

Rumah-rumah di Nias Selatan di bagian utara dari Gomo sedikit berbeda dari rumah lainnya di Nias Selatan. Rumah-rumah disini menunjukkan variasi besar dan membuktikan kreativitas para penduduk di kecamatan-kecamatan yang berbeda: Llmatua, Llwa'u, Bawlato dan Idanoi (Holi).

Dasar juga rektanguler, tetapi lebih ke arah quadrat.  Dan semua rumah yang bervariasi masih tetap memakai Ewe, balok panjang di sisi kiri dan kanan rumah. Model-model rumah juga memperhatikan iklim dan lokasi rumah, entah itu di atas gunung dengan suhu lebih dingin atau di lembah.

Di lokasi yang lebih panas, mungkin ada bukaan jendela di semua tiga sisi depan, sesuatu yang tidak pernah dilakukan di wilayah lain rumah-rumah Nias Selatan atau Nias Tengah.

Rumah-rumah Nias Utara

Berbeda dengan rumah adat tradisional bagian selatan. Rumah adat Nias bagian utara berbentuk lonjong, bentuk rumah ini sangat tidak biasa arsitektur. Rumah adat tradisional bagian utara dibangun secara dinding ke dinding tapi berdiri bebas. 

Di depan bagian ruang depan lantai di sepanjang dinding umumnya sengaja ditinggikan dan sebuah bangku diletakkan menempel sepanjang dinding. 

Seringkali ada satu atau lebih tambahan perluasan ke rumah. Pada salah satu ujungnya biasanya ada tangga ke pintu masuk rumah dengan serambi kecil.

Tetapi di rumah-rumah yang lebih besar mungkin ada dua pintu masuk, satu pintu besar ke ruang umum, dan satu yang sederhana untuk ke tempat tinggal pribadi di ujung lainnya.  Di belakang biasanya ada ruang perpanjangan atau bangunan tambahan untuk dapur.

Rumah adat tradisional Nias bagian utara di desa Botomuzoi, Kab. Nias (Dok:Pribadi)
Rumah adat tradisional Nias bagian utara di desa Botomuzoi, Kab. Nias (Dok:Pribadi)
Dari dulu sampai sekarang ini, rumah adat digunakan sebagai ruang umum dan sebagai tempat tinggal pribadi. Balok-balok diagonal di rumah adat tradisional bagian utara tidak bersandar terhadap satu sama lain di tanah, tetapi disangga oleh balok-balok kayu yang berselang lintas di tengah. 

Biasanya rumah adat di Nias Utara menggunakan pemberat batu dalam ruang yang diciptakan oleh balok-balok yang berselang lintas.

Atap rumah adat tradisional mempunyai 4 tiang utama yang memikul seluruh atap. Nama ke-4 tiang adalah Silal yaa (yang menuju ke atas artinya). Di atas 2 silal yaa sebelah kiri dalam rumah dan begitu pula di sebelah kanan  dalam rumah melintang satu balok yang disebut alisi (pundak).

Rumah bangsawan biasanya lebih besar dan lebih dihias, tetapi jauh lebih kurang spektakular daripada rumah Omo Sebua di selatan.

Rumah adat nias utara bisa ditemukan di perbatasan ke Nias Utara seperti Idan Gawo, Gid, Ma'u dan bagian Utara dari Kecamatan Llwa'u. Disitu terkadang kita temukan arsitektur transisi dari rumah persegi panjang ke arah rumah berbentuk lonjong.

Contoh: pada ke-4 sudut rumah tak ada lagi siku, melainkan sudut rumah sudah terpotong dan dinding dimiringkan. Atau ada rumah dimana pola struktur tiang-tiang masih seperti pada rumah rektanguler, tetapi bagian atas sudah dibulatkan.

Bagaimana setelah mengetahui sedikit tentang jenis-jenis rumah adat tradisional Nias tertarik untuk melihat secara langsung bentuk rumahnya.

Ada satu yang unik tentang rumah adat tradisional nias ini, semasa gempa bumi yang mencapai 8,7 SR jarang terdapat rumah adat tradisional nias yang hancur atau rata dengan tanah, kebanyakan hanya rusak ringan.

Itulah keunikan rumah adat nias. Penasaran mengapa bisa demikian, yuk langsung datang saja ke Pulau Nias dan lihat secara langsung rumah adatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun