Mohon tunggu...
Iwal Falo
Iwal Falo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa-siapa, hanya berusaha menjadi yang terbaik

Menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Makna Kemerdekaan di Tahun Politik Pilkada Serentak Tahun 2020

20 Agustus 2020   23:26 Diperbarui: 20 Agustus 2020   23:33 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 17 Agustus 2020 kemarin, seluruh elemen bangsa dan negara Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke–75 NKRI di bawah tema Indonesia Maju. Pada tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT Kemerdekaan RI begitu meriah dan semarak. Berbagai kegiatan seni budaya dan olahraga digelar dalam rangka memeriahrayakan HUT Kemerdekaan RI.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT RI kali ini dilaksanakan dalam suasana yang serba terbatas akibat pandemi Virus Corona. Pentas seni budaya dan kegiatan olahraga ditiadakan, peserta upacara peringatan detik-detik proklamasi pun dibatasi. Semua ini terpaksa dilalui demi menjalankan protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran COVID-19.

Terlepas dari itu, ada hal yang menarik sehubungan dengan peringatan HUT RI tahun ini. Di mana pada tahun ini juga akan digelar Pilkada serentak di 270 daerah dengan rincian 9 propinsi, 224 kabupaten dan 37 kota. Pelaksanaan Pilkada itu sendiri merupakan perwujudan dari cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.

Di Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri terdapat sembilan daerah kabupaten yang akan menyelenggarakan Pilkada serentak pada tahun ini termasuk daerahku tercinta Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Dalam menghadapi Pilkada TTU meski belum ada satu paketpun yang mendeklarasikan diri namun berdasarkan pengamatan baik di dunia nyata maupun dunia maya, setidaknya terdapat 4 bakal calon bupati dan wakil bupati yang gencar mensosialisasikan diri. Empat pasangan balon bupati dan wakil bupati dimaksud antara lain:

  • Drs. Djuandi David dan Drs. Eusebius Binsasi dengan tagline DESA SEJAHTERA,
  • H. Frengky Saunoah, SE dan Drs. Amandus Nahas. Tagline pasangan ini adalah FRESH,
  • Kristiana Muki, S. Pd., M. Si. dan Yosef Tanu, S. STP., M. Si.,. Pasangan ini terkenal dengan tagline KITA SEHATI,
  • Yosep Falentinus D. Kebo, S. IP., MA dan Agustinus Meol, SH. Tagline pasangan ini adalah FAHAM TTU.

Terlepas dari apa latar belakang para kandidat balon bupati dan wakil bupati di atas, mereka adalah putra-putri terbaik BIINMAFFO yang siap bertarung untuk menjadi pemimpin daerah ini. Tentunya dengan visi-misi untuk memajukan daerah ini secara utuh dan menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. Kita tunggu saja tanggal mainnya, apakah keempat pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati di atas memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai calon tetap atau ada pasangan balon yang dinyatakan gugur.

Kembali lagi ke soal peringatan kemerdekaan RI ke–75. Pada dasarnya hidup sebagai manusia yang merdeka adalah harga mati dan merupakan hak setiap bangsa dan negara. Pertanyaannya: Apakah kita sudah merdeka sepenuhnya? Apakah kita sudah sungguh-sungguh merdeka lahir dan batin?

Tentu tidak gampang untuk menjawab pertanyaan di atas. Nyatanya kita belum seutuhnya dan sepenuhnya merdeka. Dalam banyak hal kita belum merasakan kemerdekaan sepenuhnya. Angka kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi merupakan salah satu persoalan yang masih menghantui daerah ini dari waktu ke waktu dan dari era ke era. Hal ini semakin bertambah buruk akhibat dari pandemi COVID-19 yang dialami oleh seantero dunia.

Permasalahan di atas hanyalah salah satu contoh dari sederet masalah yang ada di daerah ini, sehingga siapapun kandidat cabup-cawabup ke depan harus mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dan mencari solusi terbaik dengan menempatkan kepentingan daerah di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Kita tentu sepakat bahwa tujuan utama sebuah pesta demokrasi adalah memilih pemimpin yang berkompeten dan berintegritas. Kita memilih pemimpin yang benar–benar mampu mewujudkan cita–cita perjuangan dan kemerdekaan Indonesia. 

Kita memilih pemimpin yang benar–benar mampu memberikan solusi atas persoalan masyarakatnya bukan menambah beban persoalan masyarakat. Kita memilih pemimpin yang mampu mempertahankan, mengisi dan melanjutkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan demikian harapan Desa Maju, Daerah Maju dan Indonesia Maju sesuai tema HUT Kemerdekaan RI ke – 75 dapat tercapai.

Oleh karena itu, semangat perbaikan dan perubahan harus menjadi tekad bersama dengan harapan pertarungan pada pilkada TTU kali ini harus lebih diwarnai dengan mengedepankan adu ide dan gagasan, menampilkan politik yang santun dan damai, tidak gaduh dengan bersembunyi dan memakai dalil-dalil politik identitas, tidak memecah belah dan mengorbankan masyarakat atas dinamika politik yang terjadi. 

Setiap kandidat cabup-cawabup harus menyatakan sikap yang diikuti oleh masing-masing pendukung untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain, menolak adanya black campaign, menghindari upaya memecah belah masyarakat dan praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.

Jangan sampai kemerdekaan yang telah susah payah diperjuangkan oleh pendiri bangsa rusak hanya untuk kepentingan politik belaka. Politik harus memberikan pencerahan dan pencerdasan bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa menentukan pilihannya berdasarkan pemahaman dan ketertarikan atas dasar ide dan gagasan yang ditawarkan bukan karena rayuan dan tipuan belaka yang pada akhirnya mengorbankan kepentingan bersama. Dengan kata lain katakan Benar bila memang Benar, katakan Salah bila memang Salah. Semoga tidak ada dusta di antara kita.

Semua pihak harus berkomitmen untuk mewujudkan Pilkada yang demokratis dan bermartabat. Pesta demokrasi harus berjalan sukses tanpa dirusak oleh racun demokrasi seperti ujaran kebencian, fitnah, hoaks dan tuding menuding tanpa dasar. Setiap Pemilih harus bisa menunaikan hak pilihnya dengan aman, bebas dan rahasia tanpa dibayangi intimidasi. 

Tema HUT Kemerdekaan RI ke – 75 yakni Indonesia Maju harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan berdemokrasi. Jangan lupa bahwa sebuah bangsa dan negara dikatakan maju pula bila masyarakatnya mampu menentukan pilihan politik sesuai hati nuraninya berdasarkan pertimbangan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan.

Berikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih sesuai hati nuraninya, siapa calon pemimpin yang dianggap amanah, bisa menggerakkan masyarakat dan pembangunan selama lima tahun ke depan. 

Prinsipnya, hargai perbedaaan pilihan politik masing-masing. Berilah kesempatan pada pemilih untuk menjadi juri bagi dirinya sendiri. Jangan ada provokasi, jangan ada intimidasi yang menghadirkan ketakutan dan keresahan bagi masyarakat. Karena hakikat demokrasi pada dasarnya adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat bukan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk dia dan kelompoknya.

Dengan semangat kemerdekaan di tahun politik ini mari kita utamakan persatuan dan kesatuan untuk memajukan daerah ini. Jangan sampai kepentingan dan ambisi pribadi dan golongan diutamakan dari pada kepentingan bersama masyarakat TTU.

Bung Hatta pernah berkata : “Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita : hidup bahagia dan makmur dalam pengertian jasmani dan rohani”.

SALAM DEMOKRASI...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun