Mohon tunggu...
iva nurannisya
iva nurannisya Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Milik Kita

3 Juni 2019   18:37 Diperbarui: 3 Juni 2019   19:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tujuh belas Agustus tahun 1945, hari dimana Ir.Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di hadapan seluruh bangsa. Radio, surat kabar, bahkan media massa pun dengan serentak menyuarakan memorable yang tak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia tersebut.

Terbebas dari belenggu Jepang sejak 3,5 tahun membuat Indonesia mulai menata kembali tatanan Negara dan Pemerintahannya, juga menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Menjadi Negara yang baru merdeka setelah jajahan tak lantas membuat Indonesia menjadi negara yang tertinggal.  Jangan lupakan alasan bahwa Indonesia dijajah karena memang nilai jual Indonesia di mata dunia sebenarnya sangat tinggi. Maka dari itu dahulu kala bangsa Eropa berbondong -- bondong berkunjung ke Indonesia meski akhirnya mereka datang untuk mengeksploitasi kekayaan Negeri kita.

Kemerdekaan merupakan terbukanya pintu baru kehidupan negara Indonesia. awalnya semua berjalan lancar meski ada beberapa rintangan dan gangguan gangguan yang masih berhasil diatasi rakyat dan pemerintah. Saat persatuan dan kesatuan masih menjadi pondasi kemerdekaan negara Indonesia. hal yang disayangkan dengan keadaan negara saat ini adalah mulai terkikisnya rasa persaudaraan dan rasa senasib sepenanggunangan seperti saat sama -- sama melawan penjajah pada masa penjajahan dulu.

Adanya masalah -- masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini mulai dari politik, ekonomi, dan sosial membuat bangsa Indonesia saling serang dengan kekuatan masing -- masing individu maupun kelompok. Hal ini yang membuat Indonesia semakin dihadapkan pada kenyataan bahwa berperang dengan bangsa sendiri bahkan lebih berat dari pada melawan penjajah.

Perang politik terjadi saat peristiwa pemilu pada tanggal 22 Mei kemarin. Kedua kubu pendukung saling mempertahankan dua pasangan calon. Bahkan seluruh pasukan TNI dan Polri dikerahkan untuk setidaknya sedikit meredam kericuhan tersebut.

 Kesenjangan ekonomi menjadi momok memalukan bagi Negara Indonesia di mata dunia. Turunnya nilai rupiah atas dollar menjadikan Indonesia semakin dianggap rendah dimata dunia. Bukan karena tidak berusaha, tetapi banyaknya penyalahgunaan jabatan yang dengan sengaja menggelapkan uang demi kepentingan individu sehingga yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Yang terakhir adalah masalah social yang memang dari awal menjadi masalah real dalam kehidupan masyarakat. Namun jika masyarakat masih bisa bersikap social seperti yang seharusnya, tidak akan mungkin ada masalah dengan ini, namun nyatanya? Sulit untuk terjadi.

Kini timbul banyak kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, yang kuat dan yang lemah, yang memiliki jabatan dan hanya pengangguran, yang berkuasa dan yang dikuasai. Beberapa hal tadi hanya beberapa dari banyaknya perbedaan di Indonesia yang akhir -- akhir ini menjadi Batasan persatuan di Indonesia.

Ketika si kaya memandang si miskin rendah, tidak akan ada yang namanya menghargai perbedaan. Ketika yang kuat menindas yang lemah, tidak akan ada rasa saling membutuhkan. Ketika yang memiliki jabatan merasa masa bodoh dengan para pengangguran, tidak akan stabil perekonomian Indonesia. dan ketika penguasa merasa paling berhak mengatur Indonesia kita, merusak apa yang sudah menjadi hak dan kewajiban kita semua sejak dulu bahkan jauh sebelum Indonesia kita dijajah, maka ayo kita Bersama -- sama mempertahankan Indonesia kita yang dulu. Indonesia kita yang masih menjadi milik seluruh bangsa, bukan milik para penguasa.

Jika merdeka tidak membangkitkan semangat persatuan, apa perlu kita mengundang kembali para penjajah agar kita kembali menjadi satu? Tidak. Semua itu hanya tergantung pada diri kita sendiri. Jika Pancasila masih berdetak dalam jiwa bangsa, keyakinan untuk mempertahankan kemerdekaan akan selalu timbul dan akan berkembang dengan sendirinya. Kemerdekaan Indonesia milik kita, bukan para penguasa, apalagi milik mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun