Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Makna Lain dari "Keheningan"

27 Juli 2012   15:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:32 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13434014181835300825

Masihkah anda teringat dimana keheningan selalu menyelimuti kehidupan anda? Tidak ada suara gaduh yang timbul dikarenakan adanya gangguan dari kendaraan atau berbagai faktor yang lain. Bagi mereka yang menyukai keheningan tentu ini adalah saat yang paling di tunggu-tunggu untuk menikmati sibuknya kehidupan, karena hanya dengan keheningan saja, banyak hal dapat terjadi. Keheningan tidak selalu berarti tidak ada suara yang bisa didengar, karena kata "Hening" sendiri memiliki kaitan dengan kata "Tenang". Dimana hati merasa tenang disanalah keheningan untuk melakukan pekerjaan se-optimal mungkin didapatkan. Namun ada saja orang yang suka membuat kegaduhan, entah karena memang disengaja, atau karena mereka tidak sadar mereka telah membuat kegaduhan. Lalu apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghilangkan kegaduhan tersebut? Apakah kita perlu mengusirnya sehingga keadaan kembali tenang dan nyaman? Banyak orang lebih suka mengutarakan perasaan mereka, ini adalah cara yang frontal, dimana mereka akan langsung mengeluh atas semua gangguan tersebut. Namun ada uga yang lebih suka memendam perasaan tersebut demi menjaga hubungan baik antara mereka, ini adalah cara yang paling bisa diterima di masyarakat, namun berhati-hatilah, mereka diam bukan karena mereka bisa menerima, mungkin saja mereka berharap bahwa kita akan berubah dan akan memperbaiki kelakuan kita. Diingat bahwa "Diam" tidak selalu berarti "Kalah" atau "Tidak Peduli", diam bisa berarti "Protes" yang dipendam di dalam hati. Maka berhati-hatilah dalam melakukan segala hal yang termasuk dalam masyarakat, terutama pada keluarga. Keluarga adalah ikatan paling dasar dalam bermasyarakat, dimana ikatan ini akan selalu ada dimanapun kita berada, dan masyarakat adalah sebuah media untuk menguji semua kedewasaan yang telah kita dapatkan dari kehidupan ini. Mereka bilang "Silence is Gold" pada saat mereka berfikir diam akan lebih baik, namun mereka pun akan berkata "Silence is not Gold" dimana mereka merasa tersinggung dan harus meluapkan amarah atau ide mereka. Manusia selalu berubah, dan perubahan tersebut tidak bisa dipastikan, maka penting bagi kita untuk bersifat fleksibel baik untuk diri sendiri, ataupun untuk orang di sekitar kita. God Bless..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun