Mohon tunggu...
Ivan Firdaus
Ivan Firdaus Mohon Tunggu... lainnya -

tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Politik

9 Kebohongan Tokoh Agama

17 Januari 2011   22:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:28 3091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12952992911918940317

[caption id="attachment_83808" align="aligncenter" width="504" caption="Hasil belajar merangkai gambar dari berbagai sumber (Ivan Firdaus)"][/caption] Maksud tulisan ini tak berarti membela rezim SBY yang dinyatakan berbohong dengan delapan belas jenis kebohongan " Lama dan Baru " versi Tokoh Lintas Agama.  Jawaban atas klarifikasi kebohongan pemerintah biarlah dijawab oleh pemerintah sendiri.  Mari kita tunggu hasil pertemuan kemarin dan hasil kelanjutan pertemuan berkala yang dengar-dengar sudah dijadualkan antara Pemerintah dan Tokoh Agama.  Meski berkesan aneh juga melihat kelompok tokoh agama membuat dikotomi dengan pemerintah yang notabene tak dapat dipisahkan dari komponen pendukung pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai "pagar ummat" yang sekaligus sebagai "benteng rakyat" dan salah satu "pilar negara" ! Jika para tokoh agama mengidentifikasi sekian banyak kebohongan yang dituduhkan hanya kepada Pemerintah saja tanpa adanya tindakan nyata dari tokoh agama tersebut dalam upaya menuntaskan persoalan bangsa seperti yang dimaksud, maka otomatis ke delapan belas kebohongan itu juga menjadi tanggung jawab tokoh agama, jika logika sang tokoh agama betul.  Akan tetapi jika logika berfikir para tokoh agama telah di tunggangi oleh tendensi politik memang akan lain jadinya.  Politik "sakit hati," atau "politik gemas" atau malah politik yang jauh lebih rumit ibarat gabungan politik "Catur" dan "Ular Tangga."  Jenis politik yang menggabungkan kedua "cara" ini memang lebih rumit dipahami oleh rakyat kebanyakan yang awam dikarenakan biji Perdana Menteri bisa tiba-tiba dicaplok oleh ular bila salah melangkah melintasi jalur papan catur yang kabur tertutupi papan ular tangga.  Terlebih lagi sekonyong-konyong terhambur Dua biji dadu di atas papan tadi yang harus pula diperhitungkan untuk memandu jumlah kotak yang dilangkahi.  Gimana mainnya ya ? (bingung.com). Dari pada bingung, mari kita mencoba mengingat-ingat soal kebohongan di negara ini, pada bangsa dan ummat di negara ini.  Kali ini coba kita identifikasi jenis kebohongan apa yang kira-kira dilakukan oleh sekelompok orang yang dinamakan Tokoh Agama.  Tak usah delapan belas, setengahnya saja.  Dengan memahami fungsi yang seharusnya dijalankan oleh tokoh agama yang terintegrasi pada berbagai komponen pemerintah dan masyarakat.  yang seharusnya menjalankan fungsinya sebagai mediator, pendorong dan pemantau jalannya pemerintahan secara ideal, bijaksana dan agamis.  Sayangnya kita masih menemukan seperti yang berikut ini : 1.  KKN masih terjadi di lembaga-lembaga dan Ormas keagamaan. 2.  Prostitusi masih terjadi dimana-mana, bahkan di Kota dan Kabupaten yang terkenal agamis. 3.  Tidak terlihatnya peran aktif dan strategis tokoh agama dalam masalah ancaman asing. 4.  Tidak terlihatnya peran aktif dan strategis tokoh agama dalam masalah TKI. 5.  Pertentangan antar tokoh agama yang membingungkan rakyat. 6.  Pemberantasan terorisme dan anarkisme yang makin marak. 7.  Konflik SARA. 8.  Rendahnya kualitas pendidikan agama. 9.  Transparansi. Cobalah cermati ke Sembilan point kebohongan di atas, tentulah sudah menjadi referensi umum dikalangan rakyat bahwa para tokoh agama belum menunjukkan usaha yang strategis dan komprehensif terhadap masalah-masalah yang menjadi tanggung jawab terdekat dalam lingkar fungsinya. Akan tetapi mau berkata apa ?  kata pepatah ;  " Punuk unta di gurun jelas terlihat, namun punuk di punggung tak dapat terlihat, " karena mata hanya melihat ke depan dan ke atas, sangat jarang memandang diri atau menengok ke belakang.  Wallahualam bissawab. *)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun