Mohon tunggu...
Ivan Ardiansyah
Ivan Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya

bulu tangkis,bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Pembentukan Karakter dan Perilaku Etis pada Gen Z

6 September 2023   02:42 Diperbarui: 6 September 2023   02:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ivan Ardiansyah
Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya
taniashafa123@gmail.com
Karakter merupakan sifat, karakter kejiwaan, akhlak yang ada didalam diri seseorang,
tentunya setiap orang berbeda beda. Jika manusia mempunyai sifat yang buruk maka
akhlaknya juga ikut buruk dan sebaliknya jika sifat manusia tersebut baik maka akhlaknya
juga baik. Hidayatullah (2010) berpendapat bahwa karakter adalah kualitas, kekuatan mental,
moral atau budi pekerti yang merupakan kepribadian khusus sebagai pendorong serta
pembeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat diambil kesimpulan karakter adalah watak, sifat, hal yang mendasar pada diri
seseorang sebagai pembeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Maksudin (2013)
menyebutkan maksud dari karakter adalah ciri khas setiap individu berkaitan dengan jati
dirinya (daya qalbu), yang merupakan sari pati kualitas batiniah/rohaniah, cara berpikir, cara
berperilaku (sikap dan perbuatan lahiriah) hidup seseorang dan bekerja sama baik dalam
keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
Pembentukan karakter hakikatnya disebut sebagai suatu proses di mana penanaman
suatu nilai baik antara manusia dengan Tuhan, maupun dengan sesamanya, dalam rangka
membangun suatu kepribadian. Pembentukan karakter dinilai sangat penting sehingga oleh
Kemendikbudristek dijadikan salah satu tujuan nasional pendidikan. Kendati demikian,
diberlakukannya pada lembaga pendidikan formal. Dalam konteks pendidikan, pembentukan
karakter dapat diartikan sebagai suatu usaha yang sadar dalam pelaksanaannya untuk
membentuk suatu pribadi yang positif dan berakhlak baik dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku etis didefinisikan sebagai sikap dan perilaku seseorang yang sesuai dengan
norma sosial yang umum dan berhubungan dengan tindakan yang baik, benar, bermanfaat,
dan tidak membahayakan. Perilaku etis sering dikaitkan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip
moral, seperti kejujuran, pegang janji, membantu orang lain, dan menghormati hak-hak orang
lain. Perilaku etis juga penting dalam lingkungan kerja dan organisasi karena dapat
meningkatkan kinerja, reputasi, dan kesuksesan seseorang di tempat kerja. Baik dalam dunia
digital maupun nyata, mereka sering dihadapkan pada situasi yang memerlukan pertimbangan
moral. Nilai moral Gen Z, pengaruh media sosial, dan tanggung jawab sosial adalah
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku etis Gen Z. Penting untuk mendorong Gen Z
menjadi individu yang berempati dan peduli terhadap kebutuhan orang lain dan dunia di
sekitarnya. Hal ini melibatkan pengembangan rasa empati, membantu anak memahami
perasaan dan sudut pandang orang lain. Mereka juga harus belajar pentingnya melakukan
tindakan kebaikan dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Dengan demikian,
mereka akan menjadi individu yang peduli, bertanggung jawab, dan memberikan dampak
positif bagi masyarakat.
Gen Z merupakan generasi zaman sekarang yang modern dan tentunya berbeda dengan
zaman dahulu. Gen Z lebih suka dengan gaya hidup yang modern, dan bermewah-mewahan.
Sedangkan orang zaman dahulu lebih suka dengan gaya hidup yang sederhana, apa adanya.

Namun, Gen z mempunyai pemikiran yang lebih maju dibandingkan orang zaman dahulu
yang mana pendidikan di zaman dahulu susah, Dan untuk zaman sekarang yang serba
teknologi ini, seharusnya Gen Z lebih banyak berkreasi dan berinovasi untuk perkembangan
negara, yang dimana Gen Z sekarang lebih dibutuhkan karena pemikirannya lebih maju dan
skill-nya juga lebih instan. Gen Z tumbuh di era teknologi dan media sosial yang kompleks.
Mereka dengan cepat terpapar pada informasi dan konten online yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengajari mereka tentang etika
digital, seperti cara berinteraksi dengan baik di jejaring sosial, memahami dampak
misinformasi, dan menjaga privasi online.
Dalam kondisi yang terjadi sekarang, Gen Z lebih sering menghabiskan waktu untuk
bermain game, nongkrong, clubbing. Yang dimana kegiatan tersebut sangat
membuang-buang waktu mereka karena hal tersebut tidak ada manfaatnya. Jika Gen Z masih
suka membuang-buang waktu untuk kegiatan yang tidak ada manfaat nya maka mereka akan
kehilangan arah dan malah merusak psikis mereka. Sebaliknya, jika mereka memanfaatkan
waktu untuk kegiatan yang lebih positif maka mereka tidak akan kehilangan arah dan hidup
mereka akan mempunyai tujuan yang jelas.
Perkembangan zaman menjadi satu di antara penyebab kesenjangan karakter dan
perilaku etis di kalangan Gen Z. Terlebih lagi, pada abad 21 ini teknologi telah menjadi
menjadi media yang sangat konvensional di dunia. Seiring berjalannya waktu, perkembangan
ilmu pengetahuan yang mana diiringi dengan perkembangan teknologi dan informasi dapat
memicu krisis moral, seperti yang telah disebutkan. Jika kebiasaan-kebiasaan tersebut terus
membudaya, maka eksistensi karakter dan nilai etis pada Gen Z dapat terancam. Dengan
demikian, pentingnya pembinaan karakter dan perilaku etis pada Gen Z harus lebih
ditingkatkan lagi.
Pembentukan kepribadian dan perilaku etis merupakan proses berkelanjutan yang
memerlukan dukungan dan kesadaran dari banyak pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Melalui upaya bersama ini, individu, termasuk Gen Z, dapat menjadi anggota
masyarakat yang beretika dan bertanggung jawab. Adapun beberapa contoh pembentukan
karakter dan perilaku etis. Sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat memberikan pendidikan
moral dan etika bagi anak-anak dan remaja. Hal ini melibatkan pengajaran nilai-nilai seperti
kejujuran, tanggung jawab, dan empati, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan menjadi
sukarelawan dapat membantu seseorang memahami sudut pandang orang lain dan
mengembangkan empati, mengatakan kebenaran dan menghindari kebohongan. Hal ini
membangun kepercayaan dan integritas dalam hubungan, menghormati dan memahami
budaya, keyakinan, dan latar belakang orang lain, Menghormati hak asasi manusia seperti
kebebasan, kesetaraan dan martabat.
Gen Z seharusnya bisa mengembangkan skill yang mereka miliki sehingga bangsa akan
terbantu dengan kehadiran mereka. Bangsa ini seharusnya membutuhkan Gen Z yang
mempunyai banyak ide, inovasi-inovasi untuk bangsa sehingga bangsa ini bisa semakin maju
dan berkembang. Padahal, masa depan bangsa ini bergantung pada Gen Z yang mana ide
mereka lebih dibutuhkan sebagai agent of change. Julukan tersebut dihadiahkan pada
generasi tersebut sebagai salah satu harapan besar bangsa agar generasi tersebut mampu
memberikan perubahan maju dan progresif. Dengan demikian, Gen Z harus bijak dalam
menggunakan waktu yang sebaik-baiknya, bukan malah membuang-buang waktu dengan cara bermain game, nongkrong yang tidak produktif, seharusnya mereka belajar dengan baik,
memperdalam skill mereka dengan cara ikut pelatihan magang, mempelajari buku-buku
tentang kewirausahaan, melakukan kegiatan yang positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun