Mohon tunggu...
Iva Alfiani Zakiah
Iva Alfiani Zakiah Mohon Tunggu... Guru - Guru Kimia

Suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Keterampilan HOTS Peserta Didik Menggunakan Model Pembelajaran PBL Materi Titrasi

6 Desember 2022   11:28 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:04 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemampuan peserta didik dalam merumuskan masalah, mencari informasi berbagai sumber literatur, bepikir analitis, bekerja sama, berkolaborasi, dan berpikir tingkat tinggi dalam upaya menyesaikan masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada pembelajaran abad 21. Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu, kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu diperlukan inovasi dalam proses pembelajaran yang menghasilkan situasi kondusif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan kompetensi yang diinginkan dapat terpenuhi.

Sekolah Menengah Kejuaruan dalam hal ini kompetensi keahlian Analisis Pengujian Laboratorium (APL) penting memiliki kompetensi berpikir tigkat tinggi (HOTS) yang diantaranya adalah penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu menerapkan materi pelajaran yang perlu dihubungkan dengan masalah kontekstual atau berhubungan dengan situasi nyata.

Beberapa fakta di lapangan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS di SMK sulit tercapai karena pembelajaran yang dilakukan belum semestinya. Penerapan pembelajaran masih berpusat pada guru. Pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah klasikal yang dimana peserta didik diposisikan sebagai penerima informasi, sehingga keterampilan yang ingin dicapai sulit terwujud. Keterampilan yang ditonjolkan pada keterampilan psikomotor saja, penguasaan konsep kimia yang rendah dibuktikan dengan hasil belajar yang dibawah ketuntasan minimal.

Salah satu inovasi yang diperlukan adalah pemilihan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, mengaitkan dengan situasi nyata, dan dapat meningkatkan HOTS. Menurut Bern dan Eikson dalam Rambe (2022), salah satu model pembelajaran yang dapat mengaitkan materi dengan situasi nyata adalah Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran abad 21. Menurut Rusman dalam Siswoyo, (2022), PBL merupakan pembelajaran yang dapat menyebabkan kemampuan berpikir peserta didik betul-betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga peserta didik dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Selain itu, Ngalimun dalam Dewi, (2022), menyatakan bahwa fokus pembelajaran pada model PBL ada pada masalah yang dipilih sehingga peserta didik tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut sehingga dapat menumbuhkan pola berpikir tingkat tinggi.

Mata pelajaran Analisis Kuantitatif Konvensional merupakan mata pelajaran esensial dasar dimana peserta didik memiliki keterampilan titrasi. Titrasi merupakan metode menganalisis berapa kandungan suatu zat. Materi titrasi ini sangat dekat dengan situasi nyata yang akan dilakukan oleh peserta didik pada saat mereka bekerja di laboratorium ataupun nantinya saat mereka bekerja di industri.

Berdasarkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan menggunakan model PBL berjalan sesuai dengan semestinya. Peserta didik lebih aktif di kelas, terlihat dari peserta didik yang presentasi, mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab pertanyaan. Terlihat juga pembelajaran tidak berpusat pada guru, oleh karena itu kualitas belajar menunjukan peningkatan rata-rata dari sebelumnya. Dari hasil penelitian menyatakan juga bahwa model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) peserta didik dilihat dari hasil evaluasi penilaian pengetahuan. Nilai rata-rata peserta didik menunjukan peningkatan hasil belajar.

Adanya penerapan model PBL dalam pembelajaran materi titrasi di jurusan APL, semoga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.

Sumber:

Dewi, S. (2022). Analisis Kecemasan Siswa pada Pembelajaran Matematika Berbasis Problem Based Learningdi SMP Negeri 3 Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 12(2), 368-378.

Rambe, A. H., Sari, A. J., Siregar, H., Ritonga, N. Z., & Novita, N. (2022). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(4), 423-428.

SISWOYO, A. A., SARI, E. N., ULFA, M., & FIGHTIYAH, R. (2022). PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI RANTAI MAKANAN SDN SOCAH 3. TEACHER: Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru, 2(2), 200-208.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun