Mohon tunggu...
Angel Dominica
Angel Dominica Mohon Tunggu... Makeup Artist - Mahasiswa

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Alasan untuk Hidup

20 Maret 2024   13:48 Diperbarui: 20 Maret 2024   13:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apa alasan kita untuk bertahan hidup?

Di era sekarang, banyak sekali orang yang bertanya dan bingung akan tujuan mereka hidup itu apa. "Apakah yang harus dikejar toh mati juga?". Saya pernah mendengar pertanyaan tersebut dari mulut seseorang. Banyak dari kita yang selalu bertanya, Namun tak mengharapkan sebuah jawaban realita. Pernahkah Anda bertanya tentang apa alasan Anda hidup? atau mengapa seseorang tetap memiliki tekad dan alasan untuk melanjutkan hidup?
Pertanyaan yang saya ajukan berasal dari benak saya yang mencoba memahami kondisi orang lain dengan berbagai kondisi dan situasi duniawi yang cukup menyulitkan seorang manusia. Setiap orang pasti memiliki alasan yang berbeda-beda untuk terus mempertahankan hidupnya. Apapun alasannya, saya kagum terhadap orang yang memiliki hal itu.

Alasan untuk hidup seseorang tentunya dilatarbelakangi oleh kondisi dan lingkungan kehidupan dimana akan ada sebuah ketimpangan atau perbedaan yang akan merujuk ke pertanyaan lain yang berhubungan dengan alasan untuk hidup, seperti "mengapa setiap orang tercipta dengan kondisi yang berbeda dengan yang lain?", "mengapa saya terlahir seperti ini?". Tentu pertanyaan ini sangat sulit sekali dijawab karena hanya Sang Pencipta yang mengetahui jawaban dari pertanyaan itu. Namun, apabila kita menemukan jawaban dari pertanyaan itu, apakah kita bisa mencoba menerima alasan dari sebuah perbedaan yang ada?

Pandangan tentang alasan untuk hidup bagi saya, sangat berubah setelah mencoba untuk memahami kehidupan tunawisma. Perbedaan kehidupan antara mereka, saya dan masyarakat lain yang bagaikan langit dan bumi membuat saya berpikir mengenai apa alasan mereka untuk tetap berjuang dengan kondisi itu. Ada kemungkinan bahwa kondisi mereka saat ini merupakan hasil dari apa yang sudah mereka perbuat di masa lalu. Namun, bagaimana dengan manusia yang sudah lahir dengan kondisi seperti itu? Apakah mereka layak untuk disalahkan atas kondisi mereka?
Proses ini membuat saya sangat berasumsi mengenai alasan mereka untuk terus bertahan. Mungkin mereka ingin berusaha sekeras mungkin agar keluarganya bisa bangkit dari keterpurukan, mungkin mereka ingin terus merasakan hangatnya dunia, mungkin mereka masih ingin merasakan pahitnya dunia, dan masih banyak kemungkinan yang lain. Dengan semua kemungkinan itu, ada satu hal yang jelas di mata saya bahwa mereka memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai sebagai alasan untuk tetap hidup.

Tujuan ini menggambarkan sebuah nirwana dari perjuangan gila yang telah dilakukan selama hidup. Perjuangan gila yang tak terhitung berapa kali kita jatuh ke dalam lubang kegagalan dan tak terhitung pula berapa kali kita mencari cara untuk bertahan dan keluar dari lubang tersebut. Namun, kepastian dari perjuangan gila itu adalah perasaan asing yang kita rasakan ketika tujuan itu tercapai. Perasaan asing yang menyenangkan dan melegakan sebab telah terwujudnya apa yang sudah kita inginkan sejak awal.

Tujuan membuat hidup seorang manusia memiliki sebuah kenangan, entah dalam perjalanannya memiliki kenangan manis ataupun pahit. Rasa penasaran akan perbedaan dapat merujuk terhadap tujuan untuk mendapatkan kedamaian yang abadi di setiap manusia. Tujuan yang sederhana atau rumit akan selalu menjadi alasan bagi manusia untuk tetap hidup.

Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, namun apakah setiap manusia pasti merasakan kehidupan?
Manusia yang tidak merasakan kehidupan hanyalah cangkang kosong yang bingung tentang alasan mereka tetap hidup. Sebuah tujuan dan perjalaman yang akan memaksa manusia untuk merasakan perasaan gembira, tertawa, duka, sedih, kecewa, cinta, dan banyak jenis perasaan yang ada di dunia. Bukankah perasaan merupakan hal yang sempurna untuk makhluk sosial yang egois? Dengan tujuan, setidaknya manusia masih memiliki harapan untuk merasakan kedamaian di diri dan hatinya masing-masing. Namun, bagaimana dengan kita yang belum menemukan sebuah tujuan? Ingat, jangan takut untuk bermimpi, sebab sejatinya manusia adalah seorang pemimpi yang memiliki kemampuan lebih dari siapapun untuk mewujudkan mimpinya dan cobalah untuk tetap bersyukur atas apa yang kamu miliki. Kamu hebat sudah bertahan sejauh ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun