Menjaga lisan
Sesuai dengan firman Allah surat Al-Hujurat ayat 12 yaitu :
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Dari ayat diatas, sangat erat kaitannya dengan sebuah anggota tubuh yang mungil, kecil. Namun begitu tajam. Apa nama anggota tubuh tersebut? Ya, lisan. Ketajamannya ibarat sebuah pisau atau bahkan pedang. Mengapa? Karena jika kita salah sedikit saja, terpeleset sedikit saja dapat melukai hati orang lain. Itulah mengapa lisan harus kita jaga dengan hati-hati.
Lisan dengan mudah mendatangkan kita akan keridhoan Allah dan mengantarkan kita ke surga. Namun, sebaliknya jika kita tidak menjaga ataupun salah menggunakannya maka dengan mudah mendatangkan murka Allah yang dapat menyebabkan kita terjerumus ke neraka. Naudzubillahi min dzalik
Bahkan dalam suatu hadits yang berbunyi :
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari).
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa jika kita tidak mampu untuk berkata baik, maka lebih baik kita diam.
Dalam sebuah cerita Dalam Sebuah cerita, suatu ketika Rasulullah menangis saat bersama sayyidah fatimah. Kemudian Fatimah bertanya. "Wahai ayahku. mengapa engkau tiba-tiba menangis ?" lalu Sang Nabi Menjawab, "Saat Perjalanan isra miraj akan diperlihatkan keadaan Neraka dan kebanyakan penghuni neraka tersebut adalah para wanita. Disana mereka disiksa dari berbagai macam siksaan. Ada yg digantung dan ditarik rambutnya diatas nyala api, ada yg memotong lidahnya sendiri, menggunting lidahnya hingga kaki & tangannya diikat disiksa". Semua siksa itu penyebabnya tidak lain adalah karena aurat dan lisan mereka. Naudzubillahi min dzalik.
Sesuai dengan pepatah, tong kosong berbunyi nyaring, air beriak tanda tak dalam. Pepatah-pepatah itu mengibaratkan bahwa seseorang yang berakal baik ia takkan banyak bicara kosong ataupun dusta.
Wallahu A'lam bissowab