Mohon tunggu...
Isyna AinimMahya
Isyna AinimMahya Mohon Tunggu... Lainnya - Because Allah .. About The Story Of My Life

Anglaras ilineng Banyu kali ananging ora keli

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Awass! TikTok Berbahaya karena...

25 September 2020   14:18 Diperbarui: 25 September 2020   14:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa bukan masalah Usia. Seorang anak tumbuh dari akal baligh kemudian menjadi dewasa . Begitu juga di dalam bernegara.

Misalnya Amerika , negara yang usianya lebih dari 200 tahun saat ini , baru bisa menerima kepemimpinan dari kalangan minoritas pertama pada saat Kennedy menjadi presiden Amerika . Karna dia beragama Katholik .

Minoritas orang Amerika beragama Katholik, kemudian di periode lalu untuk yang pertama kali presiden kulit berwarna Obama. lalu
juga bisa menerima presiden koslet macam Trump yang di pilih di banding kan presiden wanita . Hingaa saat ini , belum ada presiden
wanita di Amerika. Dan Indonesia jauh lebih maju , sudah ada presiden wanita. 

Bahkan banyak lagi yang tidak mungkin terjadi di negara lain. Indonesia lebih siap di banyak hal , karna itu selayaknya Indonesia harus menjadi negara pemimpin di bandingkan negara idola yakni negara Tiongkok. Selama komunitas akan selalu mayoritas, suku Han yang pasti jadi pemimpin catatan negara Tiongkok tersebut. Baru lah terbentuk People Republic yang lamanya bel ada 100 tahun. Kemudian sebuah prediksi dari si Sontoloyo yang mengatakan bahwa, Tiongkok akan menjadi Negara Demokrasi terbesar di dunia ini. 

Dimana ditahun 2030 ke atas ,  Tiongkok akan menghadapi demokrasi , Karena kalau tidak, akan di tekan ekonomi nya . Dan di Dunia akan ada pemilihan demokratis di tingkat walikota dan gubernur di sebuah wilayah walaupun ketat pesanan dari Palitbiro di atasnya . Tetapi demokrasi pasti akan di adopsi oleh Tiongkok . Itulah pesan Trump kepada Tiongkok saat ini. Berkali-kali saya katakan bahwa perang Tiongkok Amerika itu bukan perang dagang biasa , di belakangnya adalah perang ideologi antara komunis dan demokrasi. Diantara perang Otoritarian dan Libelarisme. 

China mengadopsi kapitalisme, namun bukan “Kapitalisme Murni”. Kapitalisasi globalist yang di anut nya . Dan ini sesungguhnya yang membuat Disparitas perbedaan mencolok antara swasta dan negara , kaya dan miskin , yang tersistem hanya untuk sebagian saja yang kaya yang bisa negara kontrol. Bahaya nya mengapa ? Jangan sampai Indonesia mengadopsi prinsip tersebut.

Bagaimana Tik-Tok di ciptakan ...??

 Artificial Intelijen yang memicu Andrenalin anak di bawah usia 25 tahun, di pelajari selama 3 tahun secara mendalam sebelum di luncurkan 2 tahun yang lalu. Jadi sudah 7 tahun perjalanan panjang Tik-Tok tersebut yang mengubah atau bahasa science nya Meng-Engineering minat seseorang. Dan pada saat ini , Tik-Tok merupakan platform yang sedang mendunia , yang hits di kalangan remaja, dewasa , dan bahkan anak-anak. 

Tik-Tok yang penggunaan nya berdurasi pendek, atau sekitar 15-20 detik, yang di sertai dengan filter , musik dan beberapa fitur kreatif menarik lainnya .
Tik-Tok bukan memenuhi maunya pasar,tetapi pasar yang minatnya di ubah sesuai maunya Tik-Tok. Kehadiran Tik-Tok mengagetkan Microsoft , mengagetkan dunia yang saat ini
Microsoft menjadi leader di dunia teknologi.


Mereka tidak faham mengapa Tik-Tok bisa lakukan itu , dan mereka ingin tau bagaimana Psikological Engineering tersebut bisa di
lakukan . Dan ini artinya bahwasanya bisa mengarahkan manusia natinya kemana saja sesuai maunya platform. 

Karna keasyikan main Tik-Tok. Jaman Fb, Ig , Twitter dan google rajanya sudah di ambil mereka semua , sekarang yang di ambil adalah psikological factornya seperti minat, passion, interest, focus, harapan, impian,kemarahan, kerinduan, cinta membaca, semua kebaca dengan adanya platform yang mendunia dan hits itu.

 Tapi, seiring dengan meningkatnya popularitas TikTok dimasyarakat terdapat beberapa risiko pula yang mengikuti. Salah satunya adalah risiko kecanduan menggunakan TikTok yang bisa mengancam tidak hanya kesehatan tubuh tapi juga mental. Dampak Negatif dari kecanduan bermain Tik-Tok adalah :

1. Membuang-buang waktu


Waktu  yang mereka habiskan untuk membuat Tik-Tok bisa di gunakan untuk belajar pengetahuan dan keterampilan yang
tentunya lebih bermanfaat. Dan ketika membuat Vidio Tik-Tok tidak hanya sekali jadi, tapi mengulang sampai apa yang di inginkan tercapai. Dan itu juga membuang-buang kuota . Ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap proses tumbuh kembang maupun bersosialisasi nya di lingkungan .


2. Bisa mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan bully atau pelecehan.

Beberapa orang menggunakan aplikasi ini untuk mengolok-olok orang, komunitas, agama, rasisme hingga body shaming sebagai bentuk hiburan. Aplikasi TikTok juga digunakan oleh orang-orang sebagai sarana untuk menyebarkan hoax, memperburuk imej seseorang atau sekelompok orang. Tentu saja dengan adanya konten seperti itu berkeliaran bebas di TikTok, anak-anak atau remaja bisa mencontohnya hingga membuat konten serupa.


3. Mengarahkan kepribadian menjadi anti-sosial. 

Habisnya waktu yang dihabiskan orang atau anak-anak demam  membuat konten di TikTok tentu saja bisa mengubah kepribadian mereka secara perlahan, dan lebih cepat lagi untuk anak-anak dan remaja. Kurangnya interaksi sosial yang diakibatkan dari kecanduan bermain TikTok akan membuat pengguna menjadi anti-sosial dan anti-sosial merupakan sumber dari berbagai macam jenis penyakit mental lainnya. 

Dan masih banyak sisi negatif lain nya . Dan mungkin di samping adanya sisi negatif juga memiliki sisi positif , tapi itu kemungkinan sangat kecil dari sisi positif yang di hasilkan . 

Oleh karena itu, banyak negara yang menganggap bahwa Tik-Tok adalah alat intelijen , dan itu memang benar . Sayangnya hal seperti ini di negara kita banyak yang tidak faham termasuk pejabat nya,termasuk masyarakat nya , yaa karena ngga pernah baca buku ,ngga pernah diskusi, karna ngga ada yang minat .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun