Mohon tunggu...
Isyatul Izzah
Isyatul Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - jadilah diri sendiri

jadilah manusia yang memanusiakan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jenis Kondisi Siswa Berkebutuhan Khusus dan Pola Interaksi Dalam Setting Sekolah Inklusi

10 Juli 2021   22:21 Diperbarui: 10 Juli 2021   23:16 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Siswa berkebutuhan khusus dapat juga disebut anak berkebutuhan khusus, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengananak pada umumnya. Oleh sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.

       Anak berkebutuhan khusus meliputi dua kategori yaitu: anak yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen, yaitu akibat dari kelainan tertentu, dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer, yaitu mereka yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan yang disebabkan kondisi dan situasi lingkungan. Misalnya, anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat kerusuhan dan bencana alam, atau tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar, anak yang mengalami kedwibahasaan (perbedaan bahasa di rumah dan di sekolah), anak yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan karena isolasi budaya dan karena kemiskinan dsb. Anak berkebutuhan khusus temporer, apabila tidak mendapatkan intervensi yang tepat dan sesuai dengan hambatan belajarnya bisa menjadi permanen.

       Anak berkebutuhan khusus memiliki perkembangan hambatan belajar dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Hambatan belajar yang dialami oleh setiap anak, disebabkan oleh tiga hal, yaitu: (1) faktor lingkungan; (2) faktor dalam diri anak sendiri; dan (3) kombinasi antara faktor lingkungan dan faktor dalam diri anak. Sesuai kebutuhan lapangan maka pada buku ini hanya dibahas secara singkat pada kelompok anak berkebutuhan khusus yang sifatnya permanen

       Jenis kebutuhan khusus sangat terkait dengan tingkat kesulitan yang dihadapi anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Jenis kesulitan inilah yang memunculkan kebutuhan khusus agar anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Jenis kebutuhan ini dapat dilihat dari bidang yang mengalami penyimpangan dan dapat pula dilihat dari arah penyimpangan.

Bidang penyimpangan berkaitan dengan aspek dan/atau penyebab terjadinya penyimpangan, sedangkan arah penyimpangan mengacu kepada arah yang berawal dari kondisi normal (ke atas atau ke bawah normal). Kategori anak/ peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan khusus berdasarkan jenis penyimpangan, menurut Mulyono Abdulrachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang intelektual, terdiri dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat kecerdasannya rendah atau yang disebut tunagrahita.
  • Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi karena hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu.
  • Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan komunikasi.
  • Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri dari anak tunalaras dan penyandang gangguan emosi, termasuk autis.
  • Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat dan sering disebut sebagai tunaganda

Pola interaksi dengan siswa dalam setting sekolah inklusi :

Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak-anak yang sebayanya di sekolah reguler dan pada akhirnya mereka menjadi bagian dari masyarakat tersebut, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif (Moelyono, 2008).

Pada kelas inklusi terdiri dari siswa inklusi, siswa reguler dan guru. Pada proses belajar mengajar di dalam atau di luar kelas merupakan kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan interaksi sosial antar anggota kelas, baik dari siswa inklusi ke siswa reguler, siswa regular ke siswa inklusi, dan interksi siswa ke guru. Interaksi menurut Chaplin (2011) suatu pertalian sosilal antar individu sedemikian rupa  sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Jadi ada suatu hubungan yang melibatkan dua pihak atau lebih yang saling berubungan.

Interakasi sosial adalah hubungan antara individu dengan individu laian atau kelompok, yang mana perilaku individu tersebut dapat berpengaruh terhadap individu lain atau kelompok, dan sebaliknya (Ginintasasi, 2012). Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer(1969) adalah pada saat manusia  bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi  manusia terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.

Jadi proses interaksi karena adanya suatu makna yang ingin di sampaikan kepada oran lain sehingga terjadilah suatu bentuk perlakuan dari interaksi antarindividu, interaksi antara individu dan kelompok, serta interkasi antara kelompok dengan kelompok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun