Mohon tunggu...
Iswan Afandi
Iswan Afandi Mohon Tunggu... Petani - Pribadi

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sapi Vs Dompeng

17 Mei 2021   22:58 Diperbarui: 18 Mei 2021   00:31 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di Belahan dunia lain, Sapi merupakan hewan yang di sakralkan oleh masyarakat tertentu, seperti di India dan Bali. Tentu ada yang di yakini hingga demikian. Dibelahan lain Sapi menjadi sahabat dan juga sebagai sumber nutrisi serta ekonomi bagi masyarakat. dibudidaya dan kawan saat mengolah lahan pertanian.

Sebelum industrialisasi pertanian mengambil alih pola bertani secara masif, untuk membajak sawah petani di bantu oleh Sapi, Saat dimana lahan sawah di bajak. Kalau di kampung masyakarat menyebutnya Ma'nangkala dan Angngesara (Membajak). Di kampung lain, untuk membajak sawah ada yang menggunakan Kerbau dan Kuda tergantung dari petani yang beternak.

Proses pembajakan sawah dengan hewan telah lama menjadi bagian dari laku pertanian oleh petani, bisa dibilangkan sebagai konsep pertanian tradisional atau lokal. Mungkin karena proses murni lahir dari petani setempat, pengetahuannya dan tekhnologinya ditemukan sendiri oleh petani.

Misalnya, Sebelum pembajakan sawah di pagi hari, Sapi disiapkan esok harinya. Diberi makan sebanyak-banyaknya, di urut agar bisa fit saat membajak sawah. Namun, Tidak semua Sapi bisa melakukannya, kecuali yang sudah terlatih dan dilatih oleh pemiliknya.

Kini Sapi, Kerbau dan Kuda sangat jarang lagi terlibat di pengolahan sawah petani. Ia tersingkir oleh Dompeng (Selanjutnya di sebut Traktor). Mungkin karena lebih cepat, sapi atau kerbau dan kuda juga tak lagi terlibat dalam pengelolaan lahan.

Sekarang lebih banyak menggunakan Traktor sebagai buah dari laju perkembangan tekhnologi industri. ada pandangan begini, Bisa jadi dengan hadirnya mesin Traktor merupakan hal positif dari revolusi industri, bisa juga tidak. Sebab mungkin saja Sapi dan kawannya merasa tersingkir dari rantai produksi pertanian petani. Mudah-mudahan saja tidak, tapi Entahlah hanya Sapi yang tahu.

Era industri tak bisa dihindarkan oleh petani, sebab bagian dari pradaban hasil karya dari kemajuan pengetahuan manusia. Seperti Mesin Traktor tadi.

Kita tak boleh menolak tapi penting bernegosiasi, karena pengetahuan lokal petani di kampung juga bagian dari kemajuan pengetahuan manusia. Khusus untuk petani dikampung.

Almarhum Anre'gurutta KH Sanusi Baco, saat memberi khutbah dimalam ke 26 Ramadhan 1442 H, memberi pesan yang mungkin bisa sejalan dengan pola pertanian yang seharusnya dijalani oleh petani atau masyarakat umum.

Pesannya seperti ini "Ilmu saja tidak cukup untuk memelihara Lingkungan dan mengembangkannya. Sebaiknya ada sikap mental yang terbangun dari Aqidah dan Keyakinan bahwa mahluk hidup selain manusia juga adalah ummat yang memiliki tugas kehidupan" pesan ini bisa menjadi bahan refleksi atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dihasilkan oleh ummat manusia, namun mesti dingat pesan Agama mesti tetap disandingkan atas kemajuan tersebut, sebab pesan Agama yang transendent tentu mengajarkan kearifan terhadap lingkungan termasuk dilahan pertanian (Pemanfaatan Sumberdaya alam  berkelanjutan) sehingga kita bisa menghindar dari mental ekploitatif, yang hanya melihat alam, lingkungan atau lahan pertanian sebagai objek yang bisa eksploitasi semau kita. Selanjutnya, bukan hanya kita sebagai ummat manusia yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumberdaya alam, tapi mahluk hidup lain juga memiliki tanggung jawab dan hak yang sama terhadap ruang hidup. Paling tidak ini yang bisa dimaknai atas pesan Anre'gurutta.

Penjelasan lain, oleh petani mengatakan begini, saat menggunakan Sapi proses pengolahan butuh waktu lebih dibanding dengan Traktor, tapi harus diingat proses lama terkadang hasilnya maksimal. Sebab dengan menggunakan Sapi ada tambahan input secara alami untuk tanah dan tanaman. Input tersebut diperoleh saat Sapi membuang kotoran di lahan yang sedang diolah petani. Beda dengan Traktor, tentu tambahan input alami itu tidak ada namun pengelolaannya bisa lebih cepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun