Ada peserta didik yang akrab dan 'sonagar' dalam bahasa Sunda, artinya dia merasa nyaman terhadap guru, sehingga saat proses pembelajaran, peserta didik tersebut mendatangi meja guru. Dia membawa kursinya, lengkap dengan buku-buku dan alat tulis. Lalu, dia bertanya, "Ini bagaimana caranya, Bu?"Â
Setelah dijelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut. Peserta didik bersangkutan tidak kembali lagi ke mejanya, melainkan tetap duduk berhadapan dengan guru. Dia mengajak guru berdiskusi, konsultasi, dan diselingi obrolan tentang keseharian dia.
Dari gaya belajar peserta didik yang seperti ini, guru secara tidak langsung sudah melakukan konseling. Guru akan mendapatkan informasi tentang peserta didik tersebut, meliputi : cita-cita, hobi, impian, masalah yang dihadapi, hingga kondisi keluarganya.
Peserta didik yang suka berdiskusi dengan guru sambil mengerjakan tugas, akan mudah dikenal oleh guru. Dengan kegiatan ini, guru akan belajar bagaimana memperlakukan peserta didik secara manusiawi, menganggap mereka sebagai individu yang sama seperti kita. Butuh dimengerti, dihargai, dan diakui eksistensi diri dan perasaan mereka.
Minum saat belajar
Pada saat kita sekolah dulu, kegiatan ini sangat dilarang. Karena, merupakan bagian dari sebuah tatakrama. Saat belajar peserta didik dilarang untuk makan dan minum, harus fokus memperhatikan guru dan belajar dengan disiplin tinggi. Namun, kondisi tersebut sekarang berbeda.Â
Mengutip dari Femina.com, menurut sebuah studi yang meneliti hubungan performa siswa dengan jumlah asupan cairan ke dalam tubuh, diperoleh hasil bahwa minum 200 ml hingga 400 ml, atau sekitar satu atau dua gelas air sebelum belajar, atau pada saat belajar terbukti dapat meningkatkan performa dan konsentrasi peserta didik dalam meningkatkan daya tangkap visual dan memori mereka.Â
Minum saat belajar diyakini akan membantu proses belajar agar tetap fokus, dan meningkatkan prestasi peserta didik. Oleh karena itu, berilah kesempatan kepada peserta didik untuk meneguk minuman mereka, saat pembelajaran sedang berlangsung, ya.
Itulah, beberapa gaya peserta didik saat belajar di dalam kelas. Sebagai guru yang baik, kita jangan kaget atau merasa khawatir bila menemukan gaya belajar seperti ini di kelas. Berilah kesempatan kepada peserta didik untuk merasa nyaman dengan gaya belajar yang disukainya, semoga kita menjadi guru yang mau mengerti kondisi anak didik kita. (*)