Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Kembalikan Keharmonisan Keluarga dengan Pillow Talk

15 Juni 2022   21:23 Diperbarui: 17 Juni 2022   10:01 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pillow talk ayah dan anak |Pexels.com/Cottonbro

Jika dirasa hubungan dalam keluarga kita sudah mulai renggang, dingin, kaku, bahkan membeku seperti bongkahan es di kutub utara. Maka, hati-hati dan waspadalah. Pasti ada sesuatu yang salah nih dalam pola kehidupan kita selama ini. 

Bermula dari kesibukkan anggota keluarga

Entah karena kesibukkan semua anggota keluarga yang mulai beraktivitas di luar rumah. Ayah sebagai kepala keluarga bekerja tidak kenal lelah, selalu cari lemburan untuk tambahan finansial. Kadang pulang di atas jam sembilan malam. Tiba di rumah dalam keadaan lelah. Hanya mampu mandi, makan, nonton tv, lalu tertidur di sofa. 

Begitu juga dengan ibu, apalagi bila ibu bekerja sekaligus ibu rumah tangga. Dari pagi hingga sore, ia kuras tenaganya untuk bekerja. Selain sebagai sarana pengembangan diri. Bekerja bagi seorang ibu juga sebagai wahana untuk ibadah, membantu sang suami mencari nafkah. 

Tahu sendiri, ya zaman sekarang ini mengandalkan penghasilan kepala keluarga saja, apalagi jika gaji terbatas. Rasa-rasanya tidak cukup, apalagi harga-harga bahan-bahan kebutuhan pokok, terus-terusan melonjak naik.

Meskipun tidak pulang malam hari seperti suaminya. Tetap saja, seorang ibu merasa kelelahan. Karena, sesampainya di rumah. Ia pun kembali bekerja mengurusi pekerjaan rumah tangga. 

Terkadang, hingga tengah malam masih berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Entah itu mencuci baju, mengepel lantai, memasak, dan menjemur pakaian. Agar keesokan harinya. Bisa pergi bekerja dengan tenang. 

Dengan demikian, semua orang terlihat sibuk sendiri. Apalagi, bila anak-anak sudah beranjak dewasa. Mereka semua memiliki aktivitas hariannya masing-masing. Bertemu di rumah, mungkin hanya saat makan pagi atau saat mau tidur saja. Itu pun, kadang tidak saling menyapa. Setiap orang tenggelam dalam rutinitas dan tugasnya sendiri-sendiri.

Kalau sudah begitu, keadaan keluarga rasanya seperti kehilangan peran dan fungsinya. Rumah bukan lagi home, tapi hanya sekadar house saja. Tempat tidur, makan, mandi, dan aktivitas fisik lainnya. Tanpa ada keceriaan, senyum lembut, sapaan penuh kasih sayang, dan kebahagiaan.

Apa yang dapat kita lakukan? Jika hubungan antar anggota keluarga sudah terlanjur berjalan seperti itu? Peran perempuan sebagai seorang istri dan ibu amat diperlukan di sini. Untuk mengobati kekakuan yang massif dan mengancam kehangatan keluarga.

Pillow talk sebagai sebuah solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun