Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penerapan 3 Nilai Pendidikan dari Dongeng dalam Kehidupan Sehari-hari Anak

9 Februari 2022   15:06 Diperbarui: 10 Februari 2022   11:30 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendongeng pada anak sebelum tidur|Sumber: Pexels.com/Cottonbro

Sahabat, Kompasianer bersyukurlah jika Anda adalah orangtua yang terbiasa membacakan dongeng pada anak. Baik di malam hari pada saat sebelum tidur. Maupun pada saat membersamai anak dalam bermain. Seperti kakeknya Ara dan Aris pada serial dongeng Malaysia Pada Zaman Dahulu yang tayang di MNCTV. 

Di kala menemani cucunya bermain dan melakukan kegiatan. Kakek selalu menyelipkan satu kisah dongeng, yang sesuai dengan peristiwa yang dialami oleh kedua cucunya, Ara dan Aris.

Manfaat mendongeng pada anak

Jika orangtua memiliki kebiasaan mendongeng atau membacakan dongeng pada anak. Maka, akan ada beberapa manfaat yang diperoleh dari rutinitas tersebut. Secara disadari atau tidak, nantinya anak dengan sendirinya akan menagih, minta didongeng-i. Umpamanya, saat bermain dia jatuh, hal itu terjadi karena dia tidak mematuhi larangan ibunya. 

Maka, anak akan berkata, "Ma, dongeng apa yang sesuai dengan pengalaman adik waktu jatuh tadi, dongeng monyet, ya? kan monyet kalau dibilangin, gak nurut."

Berikut adalah beberapa manfaat yang akan Anda peroleh, saat rutin mendongeng atau membacakan dongeng pada anak. Disimak, yuk!


1. Banyak kosa kata yang akan dimiliki oleh anak. Perbendaharaan kata pada anak akan bertambah, seiring bertambahnya jumlah dongeng yang Anda kisahkan. Hal ini akan merangsang kemampuan anak dalam pemerolehan bahasa. Baik bahasa ibu, bahasa nasional, dan bahasa asing. Anak akan percaya diri, ketika diminta untuk berkisah oleh guru di depan kelas atau menulis karangan. 

Karena, jumlah kosa kata yang dimilikinya banyak. Dia akan mampu mengungkapkan cerita tentang apa pun. Mulai dari cerita yang bersumber dari pengalamanya, perasaannya, dan apa yang dilakukannya. 

2. Membangun rutinitas dan pola tidur yang baik. Ketika Anda rutin mendongeng atau membacakan dongeng beberapa saat sebelum tidur. Maka, pada waktu tersebut anak akan meminta jatahnya untuk didongengi atau dibacakan dongeng. Hal itu akan menghindarkan anak dari begadang dan tidur larut malam. 

Karena, ia akan paham dan mengerti bahwa mendengarkan dongeng dari Anda sangat menyenangkan, nyaman, dan rileks. Sehingga anak akan tertidur dengan perasaan senang dan bahagia. Oleh karena itu, menjelang tidur hindari dongeng-dongeng yang menceritakan kesedihan.

3. Amanat dari dongeng yang disampaikan akan terekam dan tersimpan permanen dalam memori bawah sadar anak. 

Oleh karena itu, jika suatu hari anak melakukan perbuatan yang salah atau keliru. Maka, ia akan teringat dongeng tersebut, "Oh iya, aku gak boleh bersikap usil, seperti monyet yang suka usil pada kura-kura. Nanti nasib aku selalu sial seperti monyet itu."

4. Melatih kreativitas anak dalam fantasi dan imajinasi. Anak akan memiliki kreativitas tanpa batas dalam hidupnya. Ia akan menyelesaikan semua masalah dalam hidupnya dengan memadukan seni, kreativitas, fantasi, dan imajinasi. 

Hasilnya, anak akan menjadi pribadi yang tampil percaya diri, banyak akal, cerdas, indah, dan berbudi luhur.

Mengenal dongeng

Seperti kita ketahui bersama, bahwa dongeng adalah karangan pendek yang mengisahkan suatu cerita. Dongeng diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Tanpa diketahui siapa nama orang pertama yang menyampaikan cerita tersebut.

Oleh karena itu, maka dongeng memiliki sifat anonim -tidak diketahui nama pengarangnya. Dalam cerita dongeng juga banyak ditemukan hal-hal yang irrasional alias tidak masuk akal. Umpama hewan bisa berbicara, manusia bisa terbang, manusia dan hewan bisa berkomunikasi, dan lain-lain.

Berdasarkan isi dan tokoh-tokoh pada ceritanya, dongeng dibagi ke dalam lima bagian berikut:

1. Fabel, yaitu dongeng yang mengisahkan tentang binatang dan kehidupan kesehariannya. Contoh dongeng fabel adalah, Kancil dan buaya, Kelinci dan kura-kura adu lomba lari, Kancil dan harimau, dan lain-lain.

2. Parabel, yaitu dongeng yang mengisahkan tentang hidup seorang manusia biasa namun memiliki keunikan. Contohnya: Si Kabayan pada masyarakat Sunda, Mat Doblang dari Jawa Tengah, Lebai Malang dari Riau, Abu Nawas dari Bagdad, dan Nasrudin Hoja dari Timur Tengah.

3. Legenda, yaitu dongeng yang mengisahkan tentang asal-usul terjadinya sesuatu hal, barang, tempat, dan peristiwa. Contohnya: asal-usul padi Dewi Sri, Situ Bagendit, Rusa bertanduk, dan lain-lain.

4. Mite, yaitu dongeng yang menceritakan roh hantu, siluman, jin dan lain-lain. Contohnya: babi ngepet, siluman ular, siluman kera, dan lain-lain.

5. Sage, yaitu dongeng yang ada kaitannya dengan sejarah atau babad. Contohnya: babad Sumedang, sejarah Cadas Pangeran, Babad Banten, dan lain-lain.


3 Nilai pendidikan yang terdapat dalam dongeng

Mendongeng atau membacakan dongeng adalah salah satu upaya pewarisan budaya. Hal ini, sangat berguna sekali dalam proses transformasi budaya dan transfer nilai-nilai kearifan lokal dalam sebuah kultur masyarakat. 

Ada tiga nilai pendidikan yang terdapat pada dongeng. Apa sajakah itu? Bagaimana cara Anda mewariskan nilai-nilai tersebut pada anak-anak.

1. Nilai kecerdasan, terdapat pada karakter kancil. 

Dalam hampir semua dongeng di Nusantara. Kancil digambarkan sebagai hewan yang banyak akal, cerdas, dan mampu keluar dari setiap masalah yang mengintainya dengan cara terbaik. 

Ternyata, memang kecerdasan amat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan ini. Bagaimana seekor kancil dalam keadaan bahaya dan gawat pun, di saat waktu yang begitu sempit, hampir-hampir nyawanya tidak tertolong. 

Namun, dengan kelincahan akalnya dan kecerdasan otaknya dia berhasil menyelamatkan diri dengan cara yang amat indah dan kreatif. Hal ini membuktikan bahwa orangtua zaman dahulu, memiliki kecerdasan akal yang luar biasa. Sehingga mereka dapat membuat dongeng yang sangat imajinatif, sekaligus mengandung manpaat yang besar bagi pendidikan bangsa ini. 

2. Nilai keindahan, contoh dan tauladan hidup. 

Bagaimana indahnya rasa kasih sayang dan saling membela antara adik dan kakak dalam dongeng Budak Pahatu (Anak Piatu) mengisahkan tentang hidup dua anak sebatang kara, saat akan mengambil buah kupa dari pohonnya. 

Sang kakak laki-laki memanjat pohon kupa, sedangkan adik perempuannya menunggu di bawah sambil bertugas memunguti buah kupa yang jatuh. Saat sibuk mengambil kupa, si adik tiba-tiba saja sudah ditelan oleh ular piton atau ular jenis sanca. 

Dengan penuh pembelaan dan kasih sayang, sang kakak mengeluarkan adiknya dari dalam perut ular tersebut, namun naas adiknya sudah meninggal. Sang kakak tidak pantang menyerah, dia mengipasi adiknya dengan hihid (kipas) kabuyutan. Akhirnya, sang adik pun hidup kembali.

3. Nilai kesusilaan, bahwa karakter serigala yang sombong, merasa diri paling gagah.

Dalam cerita "Ajag nangtang Jelema (Serigala dan pemburu)" serigala menemui ajalnya, karena ia berlaku sombong merasa dirinya gagah dapat melawan pemburu. Akhirnya, serigala tewas ditembak oleh pemburu. Karakter monyet yang memiliki niat buruk, usil, dan jahat akan celaka dengan kelakuannya. 

Karakter kura-kura yang sabar dan penuh pertimbangan, mampu membuat anak-anak akan berpihak pada binatang ini. Meskipun berjalan dengan sangat lamban, namun ternyata keuletan kura-kura dapat mengalahkan kecepatan kancil dalam berlari. 

Bagaimana cara mewariskan nilai-nilai dalam dongeng kepada anak-anak

Setelah Anda menyimak tiga nilai pendidikan yang terkandung dalam dongeng. Maka, ada pertanyaan yang menyeruak dalam benak-benak. Bagaimana cara mewariskan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak, agar mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Berikut adalah cara-caranya, saya rangkumkan untuk Anda.

1. Rutinlah mendongeng atau membacakan dongeng kepada anak, sebelum tidur atau ketika menemani bermain.

2. Bila anak sudah bisa membaca, maka sarankan agar anak Anda gantian yang membacakan dongeng untuk Anda.

3. Setelah membereskan satu dongeng, biasakanlah untuk menyebutkan amanat dan nilai apa yang terkandung dalam dongeng tersebut, lalu sesuaikan dengan kehidupan sehari-hari anak. 

Umpamanya, adik harus cerdas dan banyak akal, ya. Jangan kalah sama kancil. Atau adik harus rendah hati dan sabar, ya. Jangan sombong seperti serigala, nanti bisa celaka ditembak oleh pemburu.

4. Biarkan anak-anak yang sudah bisa membaca, untuk mereview isi dari dongeng yang sudah dibacanya. Sehingga ia akan paham dengan sendirinya makna dan nilai dari sebuah dongeng yang telah dibacanya.

5. Tanyakan pada anak, antara serigala, kura-kura, kancil, dan monyet. Anak lebih memilih binatang yang mana, suruh anak untuk menjelaskan alasan dari pilihannya tersebut.

Akhirnya, mari kita biasakan mendongeng pada anak-anak kita di rumah. Agar pandemi yang berkepanjangan ini, tidak menyebabkan anak-anak kehilangan etika dan pembelajaran. Karena, mereka tetap mendapat pewarisan nilai-nilai budaya, etika, dan kesusilaan yang cukup dan memadai dari kisah-kisah dongeng yang dibacakan oleh orangtua, maupun dibaca sendiri oleh mereka. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun