Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Singgah di Kampung Budha dan Situs Watu Dukun Ponorogo

28 Februari 2024   13:59 Diperbarui: 28 Februari 2024   16:25 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon beringin, biasa tumbuh di tempat yang dikeramatkan (dokpri)

Patirtan yang masih terjaga dan terpelihara hingga kini(dokpri)
Patirtan yang masih terjaga dan terpelihara hingga kini(dokpri)

Pemerhati sejarah memperkirakan, batu yang susunannya mirip punden berundak itu sebagai tempat pemujaan dewa syiwa yang merupakan peninggalan era kerajaan Mataram Kuno pada masa pemerintahan Mpu Sendok.

Dikutip dari https://ejournal.undiksha.ac.id:

Secara umum Punden Berundak merupakan sarana pemujaan roh leluhur. Sedang  peninggalan Punden Berundak di Pura,  merupakan bentuk peninggalan yang berakulturasi dengan agama Hindu.

Sedang pemerhati budaya yang lain, memperkirakan, kedua batu yang berbentuk Mangkara dan lingga itu merupakan peninggalan Raja Darmawangsa (992 M)dari kerajaan Medang yang merupakan kerajaan penting di Jawa Timur yang berhasil menguasai Sri Wijaya.

Dikutip dari https://ejournal.ihdn.ac.id

 Lingga artefak sebagai media untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa. Dari segi bentuknya merupakan lambang Purusa dan Pradana, yang berfungsi  sebagai media untuk memohon kesuburan pertanian kepada Tuhan.

Situs Watu dukun, Desa Pagerukir Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo (dokpri)
Situs Watu dukun, Desa Pagerukir Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo (dokpri)


Tapi jika melihat dari nama Petilasan Erlangga yang juga dipergunakan untuk menyebut situs Watu dukun dan sejarah nya, kemungkinan situs Watu dukun ini peninggalan Kerajaan Medang yang ditinggali oleh Erlangga, keponakan sekaligus Menantu Raja Darmawangsa yang berhasil lolos dari serangan Raja Wora wari.

Seperti dikutip dari Wikipedia.com, Airlangga menikah dengan sepupunya Sekar Galuh yang merupakan putri pamannya, Prabu Darmawangsa. 

Pernikahan yang dilakukan di Wwatan, ibukota kerajaan Medang (sekitar Maospati, Magetan, Jatim), berubah menjadi Mahapralaya(bencana besar) karena pemberontakan Raja Worawari dari Lwaram(diperkirakan ada di Ngloram, Cepu,Blora).

Menuju Patirtan situs Watu dukun(dokpri)
Menuju Patirtan situs Watu dukun(dokpri)

Kerajaan Worawari merupakan sekutu Sriwijaya dan mendapat dukungan kuat wangsa Syailendra untuk memberontak. 

Namun ada yang berpendapat, raja worawari memberontak karena :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun