Kira-kira satu jam kemudian, buceng agung telah kembali ke tempat pelarungan.Â
Prosesi larung Telaga Ngebel dimulai dengan memanjatkan doa-doa keselamatan dan keberkahan pada sang Maha pencipta sekaligus menyambut tahun baru saka, 1 Suro 1957, dan 1 Muharram 1445 H.Â
Pengunjung berkerumun. Buceng agung yang dilarung hanya satu. Sedang yang lain dibagikan ke pengunjung.
 Dalam pembagian buceng, Anak-anak dihimbau untuk tidak ikut di area, karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Pelan-pelan buceng agung diturunkan ke air. Pergerakan buceng diiringi perahu naga dan dikawal paguyuban speedboat Telaga Ngebel.Â
Buceng agung mulai mengarah ke tengah Telaga, tempat prosesi larung dilaksanakan.Â
Akhirnya buceng agung selesai dilarung (ditenggelamkan).Â