Dalam pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika difokuskan pada kesadaran diri atau self awareness serta keterampilan berelasi dalam mengambil sebuah keputusan. Kita dapat berpedoman pada sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji regulasi untuk memastikan apakah permasalahan tersebut termasuk dilema etika yang merupakan masalah benar lawan benar atau merupakan kasus bujukan moral yang berarti benar lawan salah. Jika masalah adalah kasus bujukan moral maka tentu  kita semestinya berpegang teguh pada nilai kebenaran.
Semua materi pembelajaran dalam pendidikan guru penggerak merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan erat dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, keterampilan sosial emosional, dan juga teknik pengambilan keputusan yang berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Ini akan  dapat terwujud apabila kita dapat menerapkannya dalam pendekatan yang lebih teratur dan tuntun. Sesuai dengan pembelajaran yang terdapat dalam modul ini, sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif yaitu strategi perubahan yang berkolaborasidan berbasis kekuatan atau yang lebih kita kenal tahapan BAGJA.
Tantangan yang sering dihadapkan dalam menghadapi dilema etika adalah perbedaan sudut pandang, cara berfikir, dan perbedaan keterampilan sosial emosional.
Pengambilan keputusan yang di ambil dengan menggunakan paradigma, prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan tentu akan memberi pengaruh dalam memenuhi kebutuhan murid. Tujuan akhir dari proses pembelajaran yang kita lakukan adalah pembelajaran dengan konsep berpihak pada murid. Dalam merdeka belajar, murid diberikan kesempatan untuk berpikir, untuk memutuskan sesuai dengan kekuatan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid pun dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar sesuai dengan potensinya masing-masing. Sehingga keputusan yang kita ambil tidak akan mengabaikan potensi diri murid
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa
1. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat memberi dampak positif bagi masa depan murid-muridnya. Seperti yang Ki Hajar Dewantara ungkapkan bahwa  murid-murid diumpamakan benih tanaman jagung dan guru sebagai petani. Sang petani senantiasa merawat benih itu dengan baik. Petani dengan penuh rasa tanggung jawab akan memberi pupuk yang cukup, menyiangi serta menyiraminya dengan baik. Segala keputusan yang petani ambil tentunya demi menjaga dan merawat benih jagung hingga tumbuh menjadi tanaman jagung yang bermanfaat bagi orang lain.
2. Implementasi pengambilan keputusan oleh seorang guru haruslah dengan berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara, hal ini terkait dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran.
3. Pengambilan keputusan berlandaskan pada budaya positif dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA, yang akan mengantarkan murid pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
4. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus didasari pada kesadaran penuh (mindfulness) dalam upaya memfasilitasi murid menjadi bagian dari Profil Pelajar Pancasila.
5. Dalam upaya mewujudkan profil pelajar pancasila, terkadang akan ditemui kondisi dilema etika dan bujukan moral, maka dari itu diperlukan kemampuan mengidentifikasi permasalahan apakah termasuk  dilema etika atau bujukan moral. Mengedepankan dan memilih penyelesaian sesuai dengan prinsip pengambilan keputusan dan melakukan pengujian pengambilan keputusan. sembilan langkah strategi pengambilan dan pengujian keputusan dalam memecahkan permasalahan agar keputusan tersebut berpihak pada murid serta demi terwujudnya iklim merdeka belajar.