Perkataan legendaris 'berawal dari paksaan menjadi kebiasaan'. Tak ada alasan untuk membantahnya, bahkan tetap relevan seiring perkembangan zaman. Satu bulan terakhir, aku sendiri telah mengalami. Kala tugas yang tak bisa diselesaikan dengan sinaran mentari dan ingin bertemankan rembulan juga redupnya cahaya buatan. Tak kunjung hilang hingga jam cinderella terpaksa diterjang. Awal yang terasa berat. Tubuh serasa ingin meronta tapi apalah daya. Hanya bisa pasrah dengan sisa tenaga yang masih ada. Candu, tak ingin tertinggal momen.Â
Hari berikutnya. Seolah tak mau kalah dengan yang semalam itu. kembali terjaga tubuh ini dengan kantuk yang semakin mengutuk. Tak terasa telah seminggu berlalu. Dengan peristiwa yang terulang selalu. Hingga pangeran tak kunjung menemukan pemilik sepatu kaca yang sejati.Â
Tak cukup sampai di situ. di minggu berikutnya, yang hampir menemukan pemilik sebenarnya. Ibu tiri berusaha membuatnya sembunyi. Hingga minggu menemui bulan. Akhirnya pangeran mulai terbiasa dalam pemburuan seorang putri impian. Namun diakhir kisah, pangeran hanya memberikan sepatu itu kemudian pergi lagi, dan cinderella hanya bisa pasrah menerima. Sebab terbiasa berburu, sebab larut dalam pencarian dan akhirnya melanjutkan perjalanan tanpa membawa putri yang jadi idaman, terlalu nyaman berkelana meski tanpa tujuan. seperti aku yang kini begadang tanpa alasan.