Mohon tunggu...
Isti Farin
Isti Farin Mohon Tunggu... -

cuek

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga BBM Naik Masyarakat Kecil Pun Menjerit

22 November 2014   03:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Per tanggal 18 November 2014 presiden Republik Indonesia Joko Widodo di dampingi oleh wakil presiden Jusuf Kalla beserta jajaran menterinya di Istana keprisidenan Jakarta mengumumkan kenaikan harga bbm. Dimana di saat minyak mentah dunia turun pemerintah justru menaikan harga bbm yang semula 6.500 menjadi 8.500 per liter untuk premium sedangakan bbm jenis solar sendiri semula 5.500 menjadi 7.500 per liter dan untukn jenis bbm minyak tanah tidak menaikan harga. Dengan adanya kenaikan harga bbm akan berimbas ke sejumlah harga bahan pokok. Harga bahan pokok kini sudah mengalami kelonjakan harga hampir dua kali lipat akibat imbas dari kenaikan harga bbm.

Dengan adanya kenaikan harga bbm mayarakat kecil pun bersiap-siap untuk mengencangkan ikat pinggang masing-masing rumah tangga. Dengan mengencangkan ikat pinggang masyarakat kecil pun mau tidak mau harus berhemat setiap pengeluaran keuangan rumah tangga. Adanya kenaikan harga bbm masyarakat kecil yang semula bisa membeli harga cabe dengan harga yang jauh lebih murah sekarang tidak bisa membeli harga cabe dengan harga tersebut.

Pada saat menaikan harga bbm pemerintah berdalih tidak menaikan harga bbm hanya saja pengalihan subsidi ke program yang lebih produktif sekali lagi mengatasnamakan program pro rakyat seperti saja KKS, KIP, KIS. dengan pengalihan subsidi ke program yang pro rakyat diharapkan subsidi tersebut tepat pada sasaran yaitu masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi tersebut. Dengan mensubsidi harga bbm pemerintah merasa subsidi bbm masih belum tepat sasaran karena subsidi tersebut diperuntukan oleh rakyat miskin ini malah orang-orang yang mempunyai penghasilan tinggi juga ikut menikmati subsidi tersebut. Untuk mendukung program Jokowi-JK nawa cita pemerintah harus mengalihkan subsidi bbm ke program tersebut.

Dengan kenaikan harga bbm sekarang saya pemerintah kurang tepat waktunya untuk menaikan harga bbm sekarang. Kalau pun harga bbm harus dinaikan saya rasa belum waktunya untuk sekarang nunggu roda pemerintahan berjalan satu tahun terlebih dahulu. Pasalnya pemerintahan Joko Widodo baru saja menjalankan roda pemerintahan sudah menaikan harga bbm. Masyarakat punbelum melihat kinerja yang pemerintahan Jokowi sudah ada pengumuman kenaikan harga bbm. Sudah pasti akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat sendiri. Joko Widodo pun cukup cerdik pasalnya beliau mampu mengalihkan isu kenaikan harag bbm sehingga masyarakat tidak banyak yang tau dengan pemberitahuan ini.

Adanya pengumuman kenaikan harga bbm langsung mendapat penolakan di sejumlah daerah. Penolakan kenaikan harga bbm tidak saja di lakukan oleh masyarakat melainkan para akademisi seperti mahasiswa juga turut memberikan aksi penolakan kenaikan harga bbm. Para mahasiswa di berbagai daerah pun melakukan aksi yang sama yaitu melakukan penolakan harga bbm yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Para mahasiswa pun mengatasnamakan rakyat kecil melakukan aksi ini. Dengan adanya kenaikan harga bbm semua elemen mengatasnamakan rakyat kecil untuk melakukan aksi ini.

Pemerintah tidak jadi menaikan harga bbm yang menurut perhitungan semula naik 3000 rupiah namun sekarang naik 2000 rupiah per liter. Menurut kalkulasi pemerintah apabila menaikan harga bbm 3000 rupiah negara mengalami inflasi sebesar 9 persen sedangkan bbm naik 2000 rupiah negara hanya mengalami inflasi sebesar 7,2 persen saja. Pemerintah menaikan harga bbm ini berdasarkan perhitungan dari bank dunia bukan kalkulasi dari pemerintahan itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa pemerintahan lebih mendengarkan apa yang dikatakan oleh bank dunia daripada masyarakat yang telah memberikan legitimate ke pemerintahan Jokowi-JK.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun