Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Kuliner Wajib Saat Mudik ke Surabaya

26 April 2023   23:58 Diperbarui: 27 April 2023   00:00 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong Kupang. Foto: Dokpri

 

Ada beberapa hal yang saya rindukan saat melakukan tradisi mudik ke Jawa Timur. Salah satunya adalah menjelajahi kuliner khas Surabaya. Ada banyak sajian istimewa yang berasal dari Kota Pahlawan ini. Beberapa di antara kuliner yang sering saya nikmati adalah:

1. Tahu Tek. Tahu tek terdiri atas tahu goreng setengah matang, lontong, telur, kentang goreng, sedikit taoge/kecambah, dan irisan ketimun. Di atasnya disiram dengan saus kacang dengan campuran petis Sidoarjo. Lalu, ditaburkan kerupuk udang kecil dan irisan seledri. Petis Sidoarjo yang berwarna hitam cenderung manis. Bumbu siram ini bertemu dengan seledri memberi sensasi aroma segar tak terkira. Umumnya, penjual tahu tek menggunakan gunting untuk memotong-motong tahu dan lontong. Saat proses menggunting ini, muncul bunyi tek... tek... tek... yang bisa didengar oleh pembeli dan menandakan pesanan mereka tengah diolah. Karena suara yang khas ini maka muncul penamaan tahu "tek".

2. Rujak Madura. Terdiri dari potongan lontong dengan aneka sayuran dan tahu  yang disiram dengan ulekan bumbu kacang sangrai, bawang putih, cabe rawit, garam, dan petis Madura. Petis Madura warnanya coklat kemerahan dan cenderung asin. Rujak Madura biasa disajikan dengan tambahan kerupuk. Biasanya memakai alas pincuk (daun pisang) atau piring. Sekarang daun pisangnya diganti dengan bungkus makanan dari kertas. Sejak adalah penggemar rujak Madura sejak SD. Bahwa jodoh saya dalah orang Madura itu adalah takdir baik yang harus saya syukuri.

Rujak Madura. Foto: Dokpri
Rujak Madura. Foto: Dokpri

3. Lontong kupang. Yang terkenal adalah Kupang Kraton. Kraton adalah nama daerah di Kabupaten Pasuruan. Sudah sejak lama penduduk daerah ini mencari dan berdagang kerang kupang, baik dijual mentah ataupun berupa kuliner (lontong kupang). Bahan utama yang digunakan adalah kupang putih (Potamocorbula faba H), yaitu hewan laut bertubuh lunak (moluska) semacam kerang berukuran kecil sebesar biji beras. Kupang yang telah dikupas dan dimasak, ditambahkan lontong dan ulekan bawang putih, gula, dan Lombok. Kemudian diberi kuah petis dan sedikit perasan jeruk nipis. Untuk menghidangkan biasanya dipadukan dengan sate kerang.

4. Rawon. Kuliner khas Jawa Timur ini tersedia hampir di setiap tempat. Disantap untuk sarapan pagi, makan siang, atau makan malam sama-sama nikmat. Sajian rawon biasanya dilengkapi dengan tempe goreng, telur asin, tauge pendek, dan sambal. Kuah rawon berwarna hitam yang berasal dari kluwek sebagai inti dan ciri khas utama dari bumbu rawon. Rawon daging sapi yang ada lemaknya menambah gurih rasa. Jian, maknyus tenan!

Rawon. Foto: Garnesia.com
Rawon. Foto: Garnesia.com

5. Lontong balap adalah makanan khas kota Surabaya. Makanan ini terdiri dari terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho. Kemudian di atasnya diberi  kecambah setengah matang dengan porsi banyak. Ditambahkan juga bawang goreng, kecap, dan sambal. Setelah itu dituangkan kuah secukupnya. Pembeli menambahkan sambal dan kecap sesuai selera. Konon, dulu para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju lokasi terakhir jualan. Dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam bahasa Jawa: balapan). Dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap. 

Lontong Balap. Foto: Dokpri
Lontong Balap. Foto: Dokpri

Yang lagi mudik ke Surabaya, ayo jelajahi kuliner nusantara Jawa Timuran ini!

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun