Mohon tunggu...
Ista Maharsi
Ista Maharsi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

Belajar Tiada Akhir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Transformasi Dunia Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

2 April 2020   20:58 Diperbarui: 3 April 2020   16:13 6986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengantisipasi libur sekolah berlanjut karena Covid-19, para siswa, guru, dan pengawas sekolah di Tanjab Timur, Jambi memanfaatkan pembelajaran online menggunakan aplikasi zoom meeting dan rumah belajar.(DOK. TANOTO FOUNDATION via KOMPAS.com)

Sejak merebaknya pandemi Covid-19 sekitar Januari lalu, dunia pendidikan tak luput terkena imbasnya. Di Indonesia, penyebaran Covid-19 ke berbagai provinsi dalam waktu relatif pendek telah memaksa para pemangku kepentingan pendidikan mengambil keputusan untuk mewajibkan siswa/mahasiswa belajar di rumah secara daring. 

Format kelas tradisional tatap muka serta merta berubah menjadi moda pembelajaran daring total dengan menggunakan berbagai perangkat manajemen sistem pembelajaran seperti WhatsApp, Instagram, Google Classroom, Zoom, Jitsi, Google Meet, dan lain-lain.

Sebelum ini, banyak guru/dosen yang sudah nyaman dengan moda pembelajaran tradisional tatap muka di dalam kelas. Hanya segelintir pendidik yang secara terus menerus meningkatkan ilmu dan keterampilannya yang dianggap siap menerima perubahan moda pembelajaran.

Pada kenyataannya, jumlah guru/dosen yang siap dengan moda pembelajaran daring total belum banyak. Apalagi, jika dilihat dari fasilitas untuk menjalankan moda pembelajaran daring total yang belum tentu memadai.

Tidak meratanya fasilitas koneksi internet terutama di daerah-daerah terpencil dan perangkat pendukung pembelajaran seperti spesifikasi telepon genggam dan laptop atau PC jika pembelajaran dilakukan secara daring penuh, membuat hal ini menjadi sebuah ironi.

Tak perlu menyalahkan siapa yang paling bertanggung jawab atas situasi seperti saat ini. Sekarang, bagaimana semua pihak pemangku kepentingan pendidikan saling bantu dan bekerja sama menyebar informasi tentang bagaimana melakukan pembelajaran moda daring di dalam kelas-kelas mereka. 

Akhirnya, guru yang bisa, mengajari yang tidak bisa. Guru yang paham memahamkan yang tidak paham. Kesenjangan dan kekurangan di sana sini tentu harus dimaklumi karena memang belum ada persiapan terstruktur yang direncanakan untuk mengatasi masalah yang muncul tak terduga seperti pandemi Covid-19 ini. 

Perlu dicatat, bahwa sejak teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat, belum pernah terjadi pembelajaran daring secara besar-besaran yang diterapkan di hampir seluruh wilayah di Indonesia seperti saat ini. 

Jika ada bencana lokal atau regional, pembelajaran sekolah bukan dialihkan menjadi daring, melainkan hanya diliburkan selama beberapa minggu saja.

Pandemi ini telah nyata-nyata memaksa kita untuk mengubah moda interaksi dan komunikasi, bukan saja di di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia.

Tantangan guru/dosen saat ini adalah bagaimana tetap melaksanakan proses pembelajaran dengan tetap mengedepankan pencapaian tujuan pembelajaran melalui media pembelajaran daring yang ada dan dapat diakses oleh kedua belah pihak (guru dan siswa). 

Meski banyak alternatif media pembelajaran daring, tidak semua dapat menggunakannya karena berbagai alasan seperti kurangnya pengetahuan, keterampilan, tidak memadainya fasilitas, ketersediaan koneksi internet, dan lain-lain.

Bagi guru/dosen yang telah terbiasa dengan menggunakan teknologi dalam mengajar, tentu perubahan ini bukan sesuatu yang sulit. Namun, bagi yang belum terbiasa bahkan belum pernah melakukannya, hal ini bisa memberi dampak yang luar biasa signifikan bahkan bisa membuat guru/dosen stress dan sangat terbebani.

Perubahan pembelajaran dari tradisional menjadi daring total bukanlah hal mudah seperti layaknya orang pindah moda komunikasi pesan pendek (SMS) ke Whatsapp. 

Banyak hal yang perlu dipelajari lagi, dicermati lagi, dan tentu saja semua membutuhkan ketrampilan menyerap informasi, navigasi, adaptasi, dan pemecahan masalah.

Terampil dalam melaksanakan pembelajaran daring tentu saja butuh waktu. Dengan kondisi serba mendadak, tentu saja ketahanan, ketelatenan, dan kemampuan belajar dalam waktu singkat sangat diperlukan. Seseorang yang lamban dalam penyerapan aplikasi teknologi tentu saja akan sangat kepayahan dan bisa saja menyerah sebelum mencoba. 

Alih-alih dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif, yang terjadi adalah justru pemberian tugas berlimpah ruah tanpa ada ruang bagi siswa untuk melalui proses input informasi, internalisasi, dan olah hasil, bahkan tanpa umpan balik. 

Di sinilah proses belajar mengalami reduksi. Meski dapat dimaklumi, kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Artinya, harus ada langkah-langkah mitigasi yang terstruktur jika suatu saat diperlukan pembelajaran daring total lagi di masa mendatang.

Kompleksitas masalah yang dihadapi guru/dosen dalam melaksanakan pembelajaran daring total memang ditengarai menimbulkan banyak masalah. Namun, situasi seperti ini juga dapat dilihat sebagai sebuah titik balik yang krusial bagi dunia pendidikan Indonesia ke depan. 

Transformasi proses pembelajaran tradisional menjadi daring total karena Covid-19 ini tak menyisakan banyak pilihan bagi para guru/dosen kecuali terus melaksanakan proses pembelajaran. 

Tuntutan kinerja dan kualitas pendidikan tetap harus dikawal meski banyak penyesuaian di sana sini. Dengan berbagai keterbatasan, para guru/dosen dituntut untuk dapat beradaptasi sebaik mungkin dengan kondisi seperti saat ini. 

Mereka dituntut untuk belajar lagi, membuka wawasan, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mempertahankan kinerja mengajar dengan baik.

Bertransformasi. Inilah yang saat ini sedang terjadi dan dilakukan oleh para guru/dosen dalam bidang pendidikan. Bertransformasi dari pembelajaran tradisional menjadi daring total, media pembelajaran kertas dan bolpen menjadi layar dan keyboards, transportasi menjadi aplikasi dan kuota data. 

Proses transformasi pengetahuan, ketrampilan, dan kinerja tengah berlangsung. Berhasil tidaknya belum terukur. Yang terpenting adalah terjaganya semangat belajar para siswa dan proses belajar yang terus menerus dilakukan baik oleh siswa maupun guru/dosen. 

Semangat pembelajaran seumur hidup (lifelong learning) telah dimulai secara luas. Media pembelajaran bermacam-macam telah mewarnai kelas-kelas daring di Indonesia di semua tingkat pendidikan. 

Orang tua pun tak lepas dari proses transformasi ini. Telepon genggam yang semula hanya menjadi alat bermain (game), kini berubah menjadi alat untuk belajar. 

Orang tua pun dipaksa untuk mengalah karena telepon genggam mereka dipakai untuk kelas daring anak-anak mereka. Belum lagi waktu yang didedikasikan oleh para orang tua untuk mendampingi anak-anak mereka belajar di rumah.

Banyak hikmah pembelajaran dari pandemik ini. Bahwa belajar itu bisa sukarela tetapi juga dipaksa, bisa dalam senang tetapi juga dalam susah. Bahwa mengajar dan belajar pun bisa dilakukan tanpa pengalaman. Jika hasil tidak memuaskan, tentu saja akan banyak pembenaran.

Untuk para guru/dosen, menjadi pembelajar sepanjang hayat bukanlah sebuah pilihan tetapi sebuah kewajiban. Mari bersama-sama bertransformasi dalam hal pengetahuan, ketrampilan, dan kinerja kita. 

Tantangan ke depan tak akan pernah menjadi lebih mudah. Perubahan yang telah terjadi saat ini adalah investasi pengetahuan dan pengalaman untuk masa depan. 

Kegagalan saat ini adalah keuntungan berharga untuk perbaikan masa depan pendidikan negara kita. Transformasi adalah sebuah proses panjang yang tak pernah berujung. 

Transformasi bukanlah hasil, transformasi adalah perubahan-perubahan yang ditancapkan menjadi tonggak-tonggak titik balik bagi perbaikan di masa depan.

Selamat membaca, semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun