Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Jakarta Open Data, Peluang untuk Usaha serta Inspirasi di Tengah Era Transparansi

1 Juli 2015   05:14 Diperbarui: 1 Juli 2015   08:04 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, meresmikan portal data terbuka alias Open Data DKI Jakarta, yaitu http://data.jakarta.go.id. Peluncurannya dilakukan di Balai Kota DKI Jakarta, pada Selasa (30/6/2015). Keberadaan open data ini dapat memudahkan masyarakat untuk mencari data-data yang diperlukan, khususnya yang relevan dengan DKI Jakarta. Ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program nasional, yaitu open government. Pemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas ini untuk masyarakat, lantaran terinspirasi dari negara-negara maju di dunia. Foto: data.jakarta.go.id

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Berapa angka kelahiran di Jakarta? Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama kaget[1], ketika mendapatkan jawabannya di kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di Jakarta Timur. Kenapa kaget? Karena, angkanya tinggi dan tentu saja mencemaskan.

Karena selama ini tidak tersedia data yang update, maka langkah antisipasinya pun belum dipersiapkan secara matang. Barangkali, setelah adanya data.jakarta.go.id yang diluncurkan pada Selasa (30/6/2015), Pak Gubernur tak akan kaget lagi. Karena, ada bagian yang berwenang serta berkewajiban untuk memutakhirkan data secara reguler. Hingga, Basuki Tjahaja Purnama, dengan dibantu staf tentunya, bisa mengikuti perkembangan tingkat kelahiran, serta dinamika Jakarta lainnya secara detail dan rinci, dalam rentang waktu yang relatif cepat. Data beragam aspek tentang Jakarta tersebut akan menjadi salah satu masukan bagi Pak Gubernur saat merumuskan berbagai kebijakan untuk kemajuan DKI Jakarta.

Angka Kematian Ibu Melahirkan

Dengan tingginya angka kelahiran di Jakarta, berarti tinggi pula angka ibu hamil serta proses persalinan di ibukota ini. Mestinya, sebagai ibukota negara, dengan berlimpahnya ketersediaan fasilitas persalinan berupa klinik bersalin dan rumah sakit, urusan persalinan bukan lagi masalah. Ternyata, tidak demikian halnya. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat, angka kematian ibu hamil di Jakarta masih tinggi, mencapai sekitar 200 orang per 100 ribu penduduk.

Meski angka tersebut di bawah rata-rata angka nasional, mantan Wali Kota Blitar, Jawa Timur, ini menyatakan, tingkat kematian ibu hamil di Jakarta masih terbilang tinggi. Mengingat, Jakarta kan ibukota negara dan akses ke fasilitas kesehatan mestinya kan sudah terbuka luas. Mestinya, angkanya di bawah itu. "Saya mau angka kematian ibu hamil, turun menjadi 100-150 orang per 100 ribu penduduk,” ujar Djarot Saiful Hidajat, saat mengunjungi Puskesmas Kelurahan Joglo II, Kembangan, Jakarta Barat, pada Jumat (24/4/2015) lalu.

Tahun 2014, jumlah penduduk ibukota sudah mencapai 10,2 juta jiwa. Pada tahun 2010, masih di kisaran 9,5 juta jiwa[2]. Kenaikan yang cukup signifikan. Pada saat yang sama, angka kematian ibu hamil di Jakarta juga tinggi, mencapai sekitar 200 orang per 100 ribu penduduk. Berdasarkan data tersebut, juga dilengkapi dengan berbagai masukan lain yang relevan, Pemprov DKI Jakarta merancang kebijakan untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan menekan angka kematian ibu hamil.

Dalam konteks menekan angka kematian ibu hamil, misalnya, Djarot Saiful Hidajat menginstruksikan puskesmas kelurahan dan kecamatan di wilayah DKI Jakarta agar turun ke lapangan untuk memantau langsung kondisi ibu-ibu hamil. Tujuan pemantauan tersebut, agar ibu hamil tetap sehat hingga pascapersalinan. Pemantauan itu dilakukan oleh para bidan yang ditugaskan di tiap kelurahan. Ini sejalan dengan program yang sudah dicanangkan Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya[3].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun