Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seno Gumira, Rahasia Tusuk Gigi

11 November 2019   14:27 Diperbarui: 11 November 2019   14:44 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seno Gumira Ajidarma | dok. istimewa

Dari Bungkus Tusuk Gigi, kita bisa belajar banyak hal. Di bungkusnya, tak selalu diterakan, apa isinya. Kemasan tak selalu menunjukkan isi. Tapi, dari benda sekecil tusuk gigi, orang bisa membangun corporate image secara kreatif.

Budayawan Seno Gumira Ajidarma menggugah kesadaran kita akan hal tersebut. Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu, mengajak kita membongkar makna-makna budaya, pada benda-benda di sekitar kita, yang selama ini mungkin kita abaikan.

Tentang "kemasan tak selalu menunjukkan isi" misalnya. Itu adalah bagian dari cara orang menyembunyikan, apa yang sesungguhnya terjadi. Apa realitas yang sesungguhnya. Juga, cara orang untuk menutupi kebenaran di hadapan publik.

Perilaku yang demikian, bisa kita temukan di banyak tempat, juga di berbagai situasi. Pernyataan pejabat tentang suatu peristiwa, misalnya, seringkali tidak menunjukkan peristiwa yang sesungguhnya terjadi.

Malah, sang pejabat seringkali dengan sengaja menggiring opini, untuk mengaburkan "apa yang sesungguhnya terjadi." Dan, itu tercermin dari bungkus tusuk gigi, yang di bungkusnya, tak selalu diterakan, apa isinya.

Dengan kata lain, budayawan Seno Gumira Ajidarma tak perlu perbandingan yang besar, untuk mengkritik berbagai kebijakan di negeri ini. Cukup dengan bungkus tusuk gigi, ia menguakkan banyak hal yang membuat kita terkaget-kaget.

Hal di atas adalah bagian dari Pidato Kebudayaan bertajuk Kebudayaan dalam Bungkus Tusuk Gigi. Budayawan Seno Gumira Ajidarma menyampaikan pidatonya pada Minggu (10/11/2019) malam, di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

Seno Gumira Ajidarma juga memaparkan, tentang punahnya sejumlah bahasa daerah, karena berbagai kebijakan sosial politik di tanah air. Padahal, bahasa daerah adalah kekayaan budaya negeri ini, yang seharusnya dirawat, sebagai bagian dari pemersatu bangsa.

Artinya, pentingnya kebudayaan, tidak sepenuhnya menyertai berbagai kebijakan sosial ekonomi politik, untuk merawat kebudyaan yang dimaksudkan.

Jakarta, 11 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun