Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

RS Cipto Mangunkusumo: Banyak Keluhan, Tetap Diserbu Pasien

6 Maret 2011   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:02 3560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jadi, sesungguhnya, kepercayaan masyarakat yang begitu besar terhadap RSCM hendaknya patut disyukuri. Dengan terus berbondong-bondongnya masyarakat ke RSCM, manajemen rumah sakit ini sepatutnya mengelola kepercayaan tersebut, dengan secara bertahap membenahi berbagai kelemahan yang ada. Bahwa banyak keterbatasan, toh masyarakat sudah memakluminya. Selain itu, menurut saya, tidak sepatutnya pemda-pemda menunda kewajiban untuk membayar ke RSCM karena warga pemda yang dimaksud sudah memanfaatkan jasa kesehatan RSCM, sebagaimana rincian yang diberitakan Kompas, Kamis, 03 Maret 2011, Jaminan Kesehatan Masyarakat Belum Cukup:

Kepala Unit Pelayanan Pasien Jaminan RSCM, Eka Yoshida, Rabu (2/3), mengatakan, ada 44 kabupaten dan kota yang belum membayar utang ke RSCM. Tunggakan paling besar adalah Kota Bekasi (Rp 6,6 miliar), Kota Depok (Rp 3,9 miliar), dan Kabupaten Bekasi (Rp 3,5 miliar).

Tak adil saya pikir kalau pemda-pemda tersebut membiarkan RSCM menanggung beban piutang yang demikian banyak. Bagaimanapun juga, tak sedikit tenaga kerja medis dan non-medis yang menggantungkan kehidupan mereka dengan bekerja di RSCM. Jika beban piutang itu terus membengkak, tentu para karyawan tersebut akan terkena dampaknya. Selain itu, kemungkinan RSCM akan terseok-seok melayani masyarakat yang membutuhkan.

Padahal, sebagaimana kita tahu, RSCM adalah tumpuan harapan 80% warga masyarakat yang kurang mampu. Alangkah tragis jika kemudian pelayanan RSCM kepada masyarakat terganggu karena beban piutang. Bahwa kemampuan rumah sakit pemerintah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga kurang mampu, itu adalah realitas yang tak terhindarkan. Apalagi jumlah mereka dari tahun ke tahun terus bertambah, sementara dana yang disediakan pemerintah tak tersedia untuk menutup semua kebutuhan tersebut.

Dalam kondisi ini, mengharapkan kontribusi rumah sakit swasta untuk sedikit mengurangi beban rumah sakit pemerintah, tentu tak ada salahnya. Namun, jalan ke arah sana, sungguh tak mudah. Di Depok, Jawa Barat, misalnya. Rumah sakit swasta banyak yang kesulitan memberikan pelayanan kepada peserta program jaminan kesehatan daerah atau Jamkesda karena nilai plafon pelayanan kesehatan untuk kaum miskin di Depok, misalnya, lebih kecil ketimbang beban yang ditanggung. Meski begitu, seluruh pihak hendaknya punya kesadaran untuk bersama-sama mengatasi beban masyarakat kurang mampu di negeri ini. Kenapa? Karena mereka adalah bagian dari kita.

isson khairul

06-03-2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun