Mohon tunggu...
Isnaisa Salma
Isnaisa Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - No one but You

and be patient over what befalls you. [31:17]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu Pendidikan: Peniadaan PR bagi Siswa SD-SMP

4 November 2022   09:55 Diperbarui: 4 November 2022   10:12 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siswa Dibebaskan PR

Pekerjaan Rumah (PR) merupakan tugas tambahan yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan siswa diluar jam pelajaran di Sekolah. Setiap guru memiliki tujuan yang berbeda dalam memberikan PR kepada siswa, diantaranya: untuk membantu siswa memahami materi pelajaran; mengukur kemampuan siswa; mengukur ketercapaian guru dalam membelajarkan; atau sekadar untuk menambah nilai siswa dalam suatu materi pelajaran. 

Setiap tujuan tersebut menjadi dasar bagi guru dalam memberikan suatu pekerjaan kepada siswa, termasuk bagaimana output yang akan diterima oleh siswa.

Sebagai seorang siswa, beragam pengalaman dalam mengerjakan PR pernah saya rasakan, dari mulai antusias dan semangat, hampir menyerah karena tidak bisa, mencari jawaban di situs web google, ketiduran, bertanya-tanya kepada teman, terburu-buru mengerjakannya beberapa menit sebelum pelajaran di mulai, dsb. Pengalaman-pengalaman tersebut bergantung pada jenis tugas dan mata pelajaran yang diberikan oleh guru.

Suka dan duka yang pernah saya rasakan saat mengerjakan PR, membuat saya menyadari satu hal, bahwa untuk memahami suatu materi pelajaran itu bukanlah hal yang mudah. 

Bagi saya, mengerjakan PR, bagaimanapun jenisnya atau mata pelajarannya, merupakan tolak ukur apakah suatu materi sudah saya pahami dengan baik atau belum. Artinya, bagi saya yang memiliki pandangan tersebut, PR itu penting sebagai acuan belajar di rumah, terlebih bagi anak SD dan SMP yang mayoritas harus terus dibimbing dalam belajar.

Guru memiliki peran yang terbatas dalam membimbing siswa-siswanya, yaitu hanya di sekolah saja. Oleh karena itu, PR dapat menjadi sarana bagi guru untuk membimbing siswa di luar sekolah.

Tetapi, bukan berarti saya tidak setuju dengan pendapat yang menyetujui bila PR ditiadakan. Karena jika PR ditiadakan pun, dapat tetap memberi sisi positif pada siswa, seperti memiliki waktu yang lebih luang bersama keluarga di rumah atau mengembangkan bakat dan kemampuannya yang lain. Namun, meninjau dari tidak semua keluarga memiliki suasana yang sama di rumah, serta tidak semua anak memiliki aktivitas yang beragam di luar jam sekolah, bagaimana anak dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan baik di luar jam sekolah?

Di sisi lain, pemerintah bertujuan meniadakan PR di sekolah untuk mengembangkan karakter anak lebih baik. Menurut saya, peniadaan PR di sekolah belum menjadi solusi yang tepat apabila bertujuan untuk lebih mengembangkan karakter anak. Karena terlepas dari ada atau tidak adanya PR yang diberikan oleh guru, pengembangan karakter anak dapat tetap dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, dengan upaya yang kuat dari para pendidik, orang tua, dan masyarakat. 

Sekolah Dasar dapat menjadi jenjang pendidikan yang paling tepat untuk mengembangkan karakter anak terutama menguatkan mental anak dalam belajar, untuk menghadapi segala tantangannya, salah satunya mengerjakan pekerjaan/tugas yang diberikan oleh guru.

Tetapi, jika pemerintah bertujuan meniadakan PR di sekolah untuk mengurangi beban pekerjaan anak karena adanya PR yang diberikan oleh guru, solusi yang saya sarankan ada 2. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun