Jelas sudah bahwa Pocadi bukan sekadar sudut baca, tetapi sebuah ruang belajar, ruang bermain, ruang berekspresi di mana literasi dihidupkan sehingga bisa diakses siapa saja, tanpa batas usia atau status.
Kehadiran Pocadi di MPP Siola adalah langkah kecil untuk mendekatkan literasi dengan masyarakat Surabaya secara mudah dan asyik. Di tengah kesibukan, di sela antrean layanan, di pusat kota yang padat, mereka tetap punya bahan bacaan tanpa membayar atau dilanda kebosanan.Â
Jadi, kata siapa literasi itu membosankan? Siapa tahu dari ruang mungil seperti Pocadi akan lahir Picasso (Erlangga yang hobi menggambar) atau penulis hebat macam Andrea Hirata.Â
Pocadi menyiratkan pesan yang jelas bahwa membaca itu mudah diakses, menyenangkan, dan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.Â
Kunjungan yang singkat tapi meninggalkan kesan yang kuat. Menjadi catatan penting bahwa Pocadi Siola Surabaya menjadi penanda betapa literasi seharusnya hadir di ruang publik--dalam iklim yang bersahabat, terbuka, dan menginspirasi.Â
Pocadi telah menjelma menjadi lebih dari sekadar sudut baca. Ia menjadi simbol bahwa literasi adalah pengalaman hidup yang bisa dirasakan siapa saja. Jadi, kalau teman-teman sedang berada di Surabaya, sempatkan mampir ke Pocadi di MPP Siola. Sedang mengurus berkas atau perpanjangan surat, luangkan waktu untuk membaca buku, jelajahi pengetahuan, dan nikmati suasana literasi yang hangat di tengah kota.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI