Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Habis Sahur Jangan Tidur, Ini yang Biasa Saya Lakukan

13 Maret 2024   06:42 Diperbarui: 13 Maret 2024   06:49 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baca Quran selepas sahur, efektif cegah kita tak tidur. (Dok. pri)

Bersahurlah karena di dalam sahur terdapat keberkahan. Demikian pesan Nabi untuk diteladani umatnya. Faktanya, sahur lebih sering menjadi momentum untuk mengenyangkan perut karena khawatir sepanjang hari akan kelaparan selama berpuasa.

Walhasil, hikmah sahur pun terlupakan. Bahkan momentum mustajab untuk memanjatkan doa pada saat itu pun kerap terabaikan. Selain sibuk makan, kadang kita terlena oleh tayangan televisi atau di platform digital.

Namun, tulisan saya kali ini ingin mengangkat hal-hal yang biasa saya dan keluarga lakukan selepas sahur. Selepas sahur maksudnya setelah shalat Subuh dilaksanakan, tidak benar-benar setelah sahur--apalagi waktu imsak.

Beberapa kegiatan ini relatif efektif untuk mencegah agar kami tidak tergoda untuk tidur lagi. Tahu sendiri kan tidur saat perut baru saja diisi cukup berbahaya--walaupun ada kalanya kami tak berdaya dengan kantuk yang sesekali mendera.

1. Baca Quran

Hal utama dan pertama yang biasa kami lakukan begitu tiba di rumah dari masjid selepas shalat Subuh adalah meraih mushaf lalu membacanya. Baca sekuatnya, minimal satu halaman atau satu koco dalam bahasa orang Jawa kampung.


Kadang diselingi kegiatan lain agar tidak monoton. Asalkan masih ada wudhu, mengaji Quran bisa dilanjutkan kapan pun selepas Subuh sampai matahari terbit.

Selain menanamkan kebiasaan baik buat anak-anak, baca mushaf bersama bisa mengoreksi bacaan yang salah. Bagi orang dewasa, aktivitas ini bisa memudahkan diraihnya target seperti one day one juz.

2. Menulis 

Kegiatan lain yang tak kalah menyenangkan tentu saja menulis. Setelah membaca beberapa halaman mushaf Al-Quran, saya biasanya menepi ke kamar untuk membuka laptop. Tepat seperti yang saya kerjakan saat merampungkan artikel ini.

Di luar hujan turun rintik-rintik, kalau tak sengaja beraktivitas bisa-bisa saya dikuasai kantuk yang menggelitik. Apalagi lihat kasur yang memaggil-manggil, hmmm...

Mengelola blog memang punya kenikmatan tersendiri. Ada aktivitas setiap pagi, seperti menulis artikel atau sekadar menyusun draft. Apa pun bisa ditulis dalam bentuk topik atau kerangka tulisan. Buku-buku yang saya dapat dalam goodie bag acara biasa saya manfaatkan untuk mencatat ide-ide yang berhamburan.

3. Baca buku

Baca buku selepas sahur, nikmat tak terukur. (Dok pri)
Baca buku selepas sahur, nikmat tak terukur. (Dok pri)

Aktivitas alternatif yang bisa dilakukan selepas sahur adalah membaca buku. Buku apa saja sesuai dengan hobi atau preferensi pribadi. Genre apa pun asalkan sesuai dengan mood, lakukan.

Saya pribadi lebih menyukai baca buku cetak ketimbang buku digital. Namun, ada juga beberapa judul yang tak saya miliki dalam versi cetak. Dalam hal ini, saya bisa membacanya di aplikasi perpustakaan gratis ataupun Google Play Books yang bisa diakses di gawai. 

Buku digital yang saya tengah baca saat ini adalah Seneca dan The Richest Man in Babylon. Dua-duanya belum tuntas karena memang saya baca dengan santai tanpa tergopoh untuk cepat kelar.

Buku Seneca ini sangat bagus, recommended dibaca selepas sahur. (Dok. pri)
Buku Seneca ini sangat bagus, recommended dibaca selepas sahur. (Dok. pri)

Baca buku digital terus terang kurang nyaman, apalagi bagi saya yang bermata minus (-) dan belakangan ini rasanya plus (+) juga. Selain lelah memegang ponsel, tatapan mata lama-lama redup dan malah bisa tertidur. Entah karena radiasi atau apa. 

Kegiatan mengebet atau membuka halaman kertas di buku fisik memang nyata tak tergantikan, dan bisa jadi itu mencegah rasa kantuk. Bukan cuma terbebas dari kantuk, kita pun mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru berkat buku-buku yang kita baca.

4. Olahraga ringan

Kalau tidak hujan dan tak malas keluar, kami biasanya memacu kendaraan menuju alun-alun kota. Di sana setiap pagi ramai dengan orang-orang untuk berolahraga. Baik hari biasa maupun Ramadan, sama padatnya.

Saya biasanya jalan atau jogging. Anak-anak main jungkat-jungkit dan malah pernah badminton kami mainkan selama puasa. Bisa dibayangkan capainya, makanya tak kami kerjakan lagi.

Olahraga ringan selepas sahur perlu konsisten dilakukan, hindari yang berat. (Dok. pri)
Olahraga ringan selepas sahur perlu konsisten dilakukan, hindari yang berat. (Dok. pri)

Sebenarnya bisa olahraga sendiri di teras rumah, tapi sering didera malas karena enggak ada teman atau keadaan yang memaksa. Di alun-alun aura olahraga sangat kental, jadi mau tak mau kami harus menggerakkan badan--minimal berjalan kaki.

5. Mencuci baju

Kegiatan kelima ini sangat menantang tapi terbilang cukup produktif. Betapa tidak, waktu pagi adalah masa berlimpahnya energi. Karena santapan sahur tadi masih full tertahan di perut, maka mengerahkan tenaga ekstra adalah pilihan bijak.

Ya, mencuci baju bisa jadi solusi kreatif. Selain membakar lemak dan energi, kerjaan rumah pun selesai. Baju-baju kotor akhirnya bersih, kantuk pun terusir sehingga badan jadi bugar.

Idealnya mungkin malam hari selepas tarawih. Namun, pada saat itu kami malah biasanya mager. Selepas tarawih biasanya kami baca Quran singkat, dilanjutkan kongko bareng keluarga sambil mengakses gawai untuk menikmati hiburan atau update informasi.

Bagi yang punya mesin cuci lebih praktis lagi karena pakaian bisa cepat kering. Intinya, nyuci baju itu seru dan lakukan sedini mungkin sebelum kantuk membuaimu.

6. Menonton video

Yang terakhir ini mungkin tak semua setuju. Ya, memang tak semua orang suka nonton di pagi hari. Namun, kegiatan ini bisa jadi selingan di tengah aktivitas lainnya yang sudah mapan.

Intinya biar enggak mengantuk lalu tertidur, tak apalah membuka Netflix atau penyedia video berbayar lainnya untuk mendapatkan hiburan instan. Tentu saja kita harus bijak memilih genre atau tayangan yang akan ditonton.

Pun tak harus berbentuk film laga atau melodrama. Bisa saja film dokumenter tentang apa saja: sirah nabawiyah, sains, atau perkembangan teknologi yang bisa dinikmati sekaligus bersama anak-anak di rumah.

Itulah kegiatan setelah sahur ala saya, bagaimana dengan sobat Kompasianer lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun