Jika Allah SWT senantiasa membuka pintu pemaafan, gerbang pertobatan bagi siapa pun yang berdosa setinggi gunung, semestina kita pun dapat memaafkan siapa saja yang bersalah atau kita anggap punya khilaf. Siapakah kita hendak menolak mereka yang meminta maaf?
Padahal dengan memaafkan, kita tengah memerdekakan diri dari kecamuk emosi atau rongrongan batin yang menyiksa dan kontraproduktif.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!