KEMAJUAN EKONOMI INDONESIA tak mungkin dilepaskan dari andil UMKM yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 97% dibanding daya serap dunia usaha pada tahun 2020. Ini tak mengherankan sebab ragam usaha yang digeluti memang cukup luas dan menyebar di seluruh Nusantara.
Tak heran jika usaha kecil dan menengah justru sanggup bertahan ketika pandemi menghantam dunia. Kendati ada penurunan omzet, pelaku UMKM tetap optimistis menyambut tantangan dengan berbagai insentif dari pemerintah.
Menurut Ikhsan Ingratubun, yang merupakan ketua umum Akumindo (Asosisasi UMKM Indonesia), selama  pandemi omzet UMKM menurun hingg 50 %. Pelaku UMKM pun harus berjibaku dalam operasional usaha terutama memenuhi kewajiban pembayaran utang.
Peran BRI yang strategis
Untunglah Bank BRI yang selama ini menjadi mitra strategis pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tak henti memberikan dukungan bagi UMKM secara produktif.
Selain relaksasi kredit, Ikhsan mengapresiasi peran aktif BRI yang terus menjadi agen penyalur insentif pemerintah. Misalnya penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang angkanya terbilang paling besar dibanding Himbara atau himpunan bank negara.
Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan bahwa porsi pembiayaan UMKM BRI sudah mencapai 82,13 persen per akhir 2020. Komitmen ini diperkuat dengan rencana peningkatan pembiayan hingga lebih dari 85 %.
BRILianpreneur dalam ekosistem usaha kompetitif melalui kolaborasi.
Transformasi BRI telah membawa berkah tersendiri bagi UMKM untuk bisa naik kelas dengan akselerasi produktivitas yang bisa diandalkan. Apalagi digitalisasi ekonomi mampu melahirkan banyakTak lama lagi bulan Ramadan dan lebaran akan datang, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, pasar kue dan makanan ringan akan mengalami peningkatan pesat apalagi didukung dengan pemasaran daring.
Bank rakyat yang makin dekat
Pengembangan sektor UMKM akan terus menjadi komitmen kuat BRI dengan tetap mengusung strategi go smaller, go faster, and go shorter.
Sebagai bank rakyat, BRI akan berusaha mendapatkan lebih dekat dengan menemukan debitur UMKM baru yang belum bankable, mempercepat operasional dengan platform digital, dan menyediakan produk pembiayaan fleksibel dengan tenor lebih pendek.
Pada HUT127BRI, inovasi terus digencarkan oleh BRI melalui produk dan berbagai layanan yang semakin Muda(H), terutama bagi para pelaku UMKM sebagai pilar ekonomi nasional.
Menurut Sunarso, kini setidaknya ada 57 juta pelaku UMKM di Indonesia, tapi baru 20% yang mendapat layanan perbankan dan lembaga jasa keuangan formal. Ironisnya, 5 juta pelaku UMKM masih mengandalkan layanan rentenir dan 7 juta pelaku UMKM lainnya mengakses pinjaman dari kerabat atau keluarga.
Â
Asalkan pelaku UMKM mau beradaptasi dengan beralih ke pasar online atau bermitra dengan digital platform dalam pemasaran produk, maka mereka akan bisa bertahan dan menjadi BRIPahlawanFinansial.
Peralihan ke digital dan peningkatan krusial
Katadata menyebutkan bahwa sekitar 59% UMKM yang beralih ke e-commerce ternyata mengalami lonjakan aktivitas jual beli online hingga 69% dengan transaksi pembayaran digital meningkat 65%. Ini temuan menarik yang bisa menjadi pijakan bagi UMKM untuk berkembang.
BRI layak diandalkan oleh UMKM karena memiliki kerangka program pemberdayaan UMKM baik untuk individu, kelompok dan ekosistem desa. Yang menggembirakan, BRI telah menyiapkan lebih dari 27 ribu tenaga pemasar BRI sebagai ujung tombak pemberdayaan yang akan menggembleng pelaku usaha seputar literasi dasar, literasi bisnis dan literasi digital.
Belum lagi program pemerintah bansos, pembangunan klaster usaha dan desa brilian dilakukan secara intensif dan terus disempurnakan.
Modul pemberdayaan
BRI juga menyediakan platform LinkUMKM sebagai wadah agar pelaku usaha kecil dan menengah dapat mengakses modul-modul pemberdayaan berisi edukasi dasar yang diperlukan. Mereka bisa belajar tentang pengenalan produk keuangan, pengelolaan arus kas usaha, pencatatan keuangan sederhana, hingga tips kemasan produk dan kiat memanfaatkan media untuk berjualan.
Untuk menggenjot kinerja UMKM, BRI pun bekerja sama dengan Grab Indonesia dengan tajuk 'Grab untuk UMKM' yang memfasilitasi anggota kelompok Mekaar PNM, nasabah Pegadaian sekaligus.
Dalam hal ini, BRI menyediakan pelatihan dan pendampingan digitalisasi UMKM di berbagai kota dengan menghadirkan platform inklusif lewat Grab Indonesia. Intinya, BRI ingin semakin lebih dekat dengan nasabah sebagai ikhtiar untuk memahami kebutuhan dan melesatkan pendapatan mereka.