Pemberian PR oleh Guru kepada Peserta Didik memang sudah saya rasakan sejak masih kecil sampai saya kuliah. Apabila diberi PR Â saya pernah sampai gak bisa tidur karena saya belum bisa menemukan jalan untuk mengerjakannya. Bahkan ketika saya menjadi guru pun saya masih merasa tidak tenang apabila pekerjaan rumah untuk memeriksa hasil ulangan belum selesai.
Sebagai guru, saya memberikan PR karena pertemuan saya dengan peserta didik belum cukup untuk bisa melatih siswa atau memberikan kejelasan materi yang saya berikan.Â
Selama ini, saya memberikan PR, namun saya tidak memberikan penekanan yang terlalu keras. Hanya apabila mereka mengerjakan, saya berikan nilai sebagai penghargaan. Namun apabila mereka tidak mengerjakan, saya hanya memeberikan himbauan untuk mengerjakan.
Saya lihat keuntungan memberikan PR adalah ketika anak diberi PR untuk mencari pengayaan dari materi yang diberikan, salah satu anak dapat menemukan materi yang lebih luas. Anak menemukan konsep dan dapat melakukan pencarian literatur.Â
Dan sebagai guru saya sangat bahagia anak dapat menemukan konsep yang saya PR kan. Mungkin di rumahnya ia menemukan sendiri lewat google atau mendapatkan informasi dengan bantuan keluarganya.
Bantuan mengerjakan PR oleh keluarga atau teman dapat dilakukan karena PR dilakukan di rumah, tanpa pengawasan guru. Yang dinilai adalah usaha siswa untuk mengerjakan PR tersebut.Â
Penulis pernah dikoreksi Guru Matematika ketika masih menjadi pelajar sekolah menengah. Ketika itu saya baru sedikit mengerjakan PR, dan saya berkilah bahwa saya tidak mau menyontek. Beliau mengingatkan bahwa mengerjakan PR itu boleh dilakukan dengan cara menanyakan soal kepada orang-orang di sekitar kita.Â
Tapi mengerjakan PR dengan bantuan orang sekitar kita tidak berarti PR dikerjakan oleh orang tua Seperti yang dilakukan oleh beberapa orang tua ketika covid-19 masih melanda.Â
Orang tua mengerjakan PR yang diberikan Guru dan anaknya asik dengan main game atau bermalas-malasan. Tujuan agar anak bisa belajar menulis atau membaca tidak tercapai karena anak tidak mencoba melakukan sendiri tugas-tugas tersebut.
Sebagai orang tua dari anak-anak yang masih SD, pemberian PR oleh pendidik kepada peserta didik ketika pembelajaran daring sangat bermanfaat. Kami sebagai orang tua dapat menggunakan tugas itu sebagai alat untuk memaksa anak untuk mempelajari materi pelajaran dan belajar di rumah.Â
Saya, istri dan anak yang paling besar membimbing anak-anak saya yang masih SD yang dalam kondisi itu sangat enggan untuk belajar.