Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengalaman Kegiatan Bermedsos dan Peranannya dalam Kehidupan Sehari-hari

19 Juni 2022   06:49 Diperbarui: 19 Juni 2022   07:01 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kegiatan sehari-hari sekarang ini tidak bisa lepas dari yang namanya media sosial (medsos). Mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur di malam hari kita tidak bisa jauh-jauh dari gawai untuk terus mengintip perkembangan medsos yang kita ikuti, bahkan ada yang ke kamar kecil pun membawa gawai. 

Media sosial yang ada pun semakin bertambah dan memberikan keuntungan dan manfaat yang beragam. Keberadaannya pun sempat menuai pro kontra. Ada yang mengharamkan dan ada pula yang membela, tergantung dengan motif dan tujuan bermedsos dari masing-masing individu. Beberapa media sosial ada yang banyak peminatnya dan ada pula yang timbul dan tenggelam. 

Saya sendiri adalah pengguna facebook yang cukup lama. Pertama kali berfacebook adalah sekitar tahun 2009-an. Pertama membuat akun sempat membuat saya kurang berminat, karena saya belum berteman dengan siapapun dan belum mengerti cara menggunakannya. Apalagi saya bukan orang yang berani untuk minta berteman dengan orang yang saya kenal dekat, apalagi dengan orang yang saya kenal jauh. 

Dengan bantuan adik laki-laki saya, saya bisa lebih mengerti cara berfacebook dan menikmati cara menggunakannya. Dengan akses internet terbatas dan gawai yang seadanya, facebook bisa menjadi teman ketika saya jauh dari keluarga untuk bertugas. Saya banyak menemukan teman-teman yang sudah lama tidak berkomunikasi. Teman SMA, teman Kuliah, saudara dan kerabat bisa saya pantau dari tempat tidur di ujung pulau.

Kondisi orang-orang yang saya kenal bisa saya pantau, termasuk murid-murid yang saya ajar. Saya bisa berkomunikasi dengan teman-teman facebook setelah saya membuat status ringan dan santai. Pembaca status saya kebanyakan akan memberikan jempol (suka) dan memberikan komentar bila saya membuat status yang menurut saya ringan. Sebaliknya bila saya membuat status yang agak berat, yang memberikan tombol suka atau komentar justru sedikit.

Ada rasa senang dan bangga bila banyak yang menyukai status saya, begitu juga bila banyak yang memberikan komentar pada status saya. Padahal banyaknya yang memberikan tombol like  status tidak memberikan keuntungan finansial bagi kita. Begitu juga dengan banyaknya komentar yang membuat hati senang, walaupun kadang ada komentar yang menyakiti hati kita. Tapi itulah resiko kalau kita membuat status facebook yang tentunya bisa menjangkau pembaca di seluruh dunia.

Rupanya facebook sangat selektif dalam menyaring status yang bermuatan porno. Teman saya pernah membuat status dengan mengunggah photo yang di dalamnya ada torso tubuh perempuan untuk media pembelajaran. Dan status dengan photo itu langsung tidak bisa ditayangkan karena mungkin dianggap bermuatan porno. Dan kami pun tertawa merasa lucu sekali mendengar cerita tersebut. 

Dari berfacebook, saya bisa bertemu teman kuliah yang sudah 14 tahun hilang kontak. Setelah saling memberikan informasi lewat facebook, saya bisa bertemu di kemudian harinya ketika dia mengikuti pelatihan dan kami janjian bertemu. Setelah itu, kami bisa melanjutkan komunikasi dengan teman lainnya lewat aplikasi medsos yang lain dengan membuat grup WA. 

Ketika itu sedang booming aplikasi medsos yang lain yaitu BBM (Blackberry Massanger), sayang sekali saya belum bisa memiliki gawai yang bisa menggunakan BBM.  Kemudian BBM bisa di akses di hp android, ternyata saya hanya sempat menggunakannya sebentar dan trennya turun. 

Begitu pula saya sempat menggunakan aplikasi tweeter, hanya saja saya susah mendapatkan teman yang menggunakan tweeter. Dengan menggunakan tweetter, saya bisa mendapatkan informasi yang up date tentang isu-isu politik. Informasi-informasi yang sensitif bisa saya ketahui lewat link yang ada pada tweet orang lain.

Tahun 2014-an saya baru mengenal whattsapp karena teman-teman di tempat tugas yang baru sudah menggunakan WA. Dengan perangkat yang seadanya, akhirnya saya pun memaksakan diri untuk membeli gawai android agar bisa mengupdate kegiatan di sekolah lewat WA. Dengan menggunakan WA, dokumen-dokumen bisa saya akses dan saya kirim dengan cepat. Hanya saja memori hp menjadi sering cepat penuh, karena setiap kita membuka video atau gambar maka akan masuk ke memori hp. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun