Mohon tunggu...
Isna CaesarCahyani
Isna CaesarCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswi UKSW menempuh pendidikan S1 Public Relation dan bekerja paruh waktu di bagian kitchen di sebuah coffee shop di Salatiga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kurangnya Pemeratan Pendidikan di Indonesia

3 Desember 2022   14:56 Diperbarui: 3 Desember 2022   15:14 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isna Caesar Cahyani 

Abstrak

Pendidikan adalah bagian terpenting dalam setiap sisi kehidupan manusia bahkan sudah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk setiap manusia. Bahkan sedari kecil kita sudah diharuskan untuk menuntut ilmu dimulai dari pendidikan paling dasar yang berasal dari keluarga kemudian dilanjutkan ke pendidikan formal. Pendidikan merupakan hak setiap anak. Baik yang berasal dari kalangan keluarga berada atau bukan, dari yang tinggal di kota besar atau daerah terpencil sekalipun, mereka berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

  • Latar Belakang 

Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang menjadi dasar tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Semakin baik kualitas pendidikan suatu Negara maka semakin baik pula sumber daya manusia yang dihasilkan, terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini dimana perkembangan teknologi dan informasi sangat pesat sehingga harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Berdasarkan pada UUD 1945 pasal 31:1 dan Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 yang didalamnya mengatakan bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang layak.

Indonesia adalah Negara besar dengan jumlah penduduk 261,1 juta jiwa serta luas wilayah 1.905 KM persegi. Nyatanya kondisi Negara Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan berbentuk kepulauan yang berjumlah ribuan mulai dari Sabang sampai Merauke, menghadapkan kenyataan bahwa Indonesia masih bermasalah dalam hal pelayanan pendidikan bagi warga negaranya.  Berbagai permasalahan yang menjadi penghambat peningkatan mutu pendidikan di Indonesia masih banyak dialami di daerah pelosok atau terpencil. Disana masih banyak dijumpai anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan secara layak, banyak juga yang sampai putus sekolah.

Di zaman sekarang ini masih banyak anak yang kurang beruntung khususnya yang berada di daerah pelosok Indonesia. Keadaan pendidikan anak-anak disana sangat jauh dari kata layak, karena keterbatasan dan kurangnya fasilitas sarana prasarana pendukung proses belajar mengajar, serta kesulitan akses saat menjangkau lokasi untuk melakukan proses belajar mengajar. Pendidikan di daerah pelosok negeri saat ini masih banyak yang mengalami ketertinggalan. Pemerintah masih belum bisa secara maksimal mengatasi permasalahan tersebut hingga sekarang sekarang.

  • Pembahasan 

Masih terlihat sangat jelas ketimpangan pendidikan antara di perkotaan atau kota besar dengan yang berada di daerah terpencil. Dengan tersedianya fasilitas sarana prasana kegiatan belajar mengajar yang sudah sangat memadai, kemudahan akses untuk menjangkau lokasi sekolah, serta tenaga pengajar yang terbilang banyak dan berkompeten menjadi faktor pendukung majunya sistem pendidikan yang berada di perkotaan. Membentuk generasi bangsa yang lebih baik sudah tidak lagi menjadi prioritas bagi sebagian tenaga pengajar yang ada di Indonesia, mereka cenderung fokus untuk mendapatkan sertifikasi saja. Serta kurangnya minat tenaga pengajar untuk menjadi pendidik di daerah pelosok menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kekurangan tenaga pengajar di sana.

Dilihat dari segi fasilitas yang ada di sekolah sangat berbeda jauh antara di perkotaan dengan yang ada di daerah terpencil. Dengan dilengkapi fasilitas penunjang seperti laptop, wifi, buku paket yang berisi materi, dan masih banyak lagi fasilitas lainnya, bahkan di kondisi sekarang ini sekolah yang berada di perkotaan dengan mudahnya melakukan pembelajaran jarak jauh, mengirim tugas lewat online, dan mengadakan ulangan atau ujian online dengan menggunakan jaringan internet. Berbanding terbalik dengan sekolahan di daerah pelosok yang bahkan saat mengadakan pembelajaran tatap muka saja masih sulit dilakukan apalagi keadaan sekarang ini yang mengharuskan melakukan pembelajaran jarak jauh. Disana masih sangat sulit untuk mengakses jaringan internet.

Dilansir dari Detiknews, lokasi sekolahan yang berada di Dusun Bara, Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu Maros, Sulawesi Selatan merupakan kelas jauh milik Yayasan Pondok Pesantren Almuhajirin DDI Sakeang ini, kondisinya sangat memprihatinkan. Aktivitas belajar disana tergantung oleh kedatangan guru karena gurunya hanya ada satu orang. Anak-anak disana harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri hutan dan juga sungai selama empat jam untuk bisa sampai di lokasi tersebut, hal ini pula yang menjadi penyebab guru tidak bisa setiap hari datang untuk mengajar.

Kisah lain datang dari para siswa di Dusun Punik, Desa Batudalang, Kecamatan Batulanteh, Kecamatan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dikutip dari Kompas.com mereka memilih untuk menggunakan HT (Handie Talkie) sebagai sarana untuk belajar di rumah. Berbeda dengan di perkotaan, pembelajaran jarak jauh sulit dilakukan karena cukup sulit mengakses jaringan internet mengingat Dusun Punik yang terletak di ketinggian 843 Mdpl dan dikelilingi perbukitan. "Selama pandemi ini kayaknya kurang efektif dengan pola luring, tatap muka, apalagi daring. Kalau daring kan nggak bisa sinyal seperti teman-teman yang lain. Apalagi disana orang belum panen dan lain sebagainya, terus sinyal juga menjadi masalah juga," kata Rusdianto, relawan pendidikan yang tergabung dalam komunitas Radio Amatir Republik Indonesia (RAPI) Sumbawa ini kemudian mengenalkan pembelajaran lewat media radio, yaitu menggunakan HT.

Jika dilihat dari sudut pandang tenaga pengajar di Indonesia, Menurut laporan Badan Statistik Pusat (BPS) ada 45,21 juta siswa dan 2,91 juta guru layak mengajar yang ada di Indonesia pada tahun ajaran 2020/2021. Dilihat dari perbandingan jumlah siswa dan guru yang ada di Indonesia tidak di pungkiri lagi bahwa salah satu faktor yang menimbulkan permasalahan pendidikan di daerah pelosok Indonesia adalah kurangnya tenaga pengajar di daerah terpencil dan masih kurangnya minat tenaga pengajar untuk menjadi pendidik di daerah pelosok Indonesia. Hal tersebut menjadi faktor penyebab ketidakrataan sebaran tenaga pengajar yang ada di Indonesia, karena para tenaga pengajar cenderung hanya menumpuk di perkotaan saja karena beberapa alasan yaitu dekat dengan tempat tinggal dan kemudahan akses menuju sekolah, kelengkapan fasilitas sarana prasarana pendukung pembelajaran, serta gaji dan tunjangan lain yang lebih menjanjikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun