Mohon tunggu...
isnaainurrifah
isnaainurrifah Mohon Tunggu... Mahasiswa PGMI Jurnalistik Kelas C

Saya adalah mahasiswa dari program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal Dari Iseng, Kini Menjadi Peluang Besar!

23 Juni 2025   13:58 Diperbarui: 23 Juni 2025   13:58 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama narasumber

Kenaikan harga bahan baku menjadi tantangan tersendiri. Harga tepung tapioka misalnya, naik sekitar 8% sejak awal 2025. Untuk mengatasi hal ini, Shofi bekerja sama langsung dengan koperasi petani singkong di Tasikmalaya melalui sistem kontrak pasokan selama tiga bulan. "Harga jadi lebih stabil dan saya juga bisa bantu petani lokal," tambahnya.

Masalah kapasitas produksi juga sempat menjadi hambatan. Dapur rumah yang kecil membuatnya kewalahan menerima pesanan dalam jumlah besar. Untuk itu, ia menerapkan sistem pre-order harian. Pelanggan diminta melakukan pemesanan sebelum pukul 10.00 pagi agar produksi bisa dihitung dengan presisi dan tidak menyebabkan kelebihan stok.

Dalam jangka panjang, Shofi berencana mengembangkan skala usahanya dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp75 juta. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk menyewa kios produksi mandiri di kawasan Sidoarjo serta menambah alat produksi seperti mixer industri dan freezer tambahan.

Shofi menjadi salah satu penerima manfaat dari program pendampingan UMKM oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur. Program ini meliputi pelatihan foto produk, pencatatan keuangan, hingga persiapan sertifikasi halal dan PIRT (Produk Industri Rumah Tangga).

"Mentor mengajarkan cara pisahkan rekening pribadi dan usaha, serta mencatat arus kas harian. Dari situ saya bisa tahu berapa laba bersih setiap hari," jelas Shofi. Hal ini penting karena banyak UMKM gagal berkembang bukan karena kurang pelanggan, tapi karena keuangan yang tidak tercatat dengan baik.

Ia juga melibatkan lingkungan sekitar. Setiap Sabtu-Minggu, Shofi mempekerjakan beberapa remaja setempat untuk membantu pengemasan. Upah harian yang ia berikan membantu mereka untuk tambahan uang saku atau biaya kuliah. Salah satunya, Rizki, mahasiswa semester empat di salah satu kampus swasta, mengaku terbantu. "Lumayan buat nambah bayar SKS," ujarnya sambil tersenyum.

Langkah Shofi tak berhenti di sini. Ia sedang menyusun strategi agar produk cireng isi "Alanstore" bisa menjangkau pasar luar kota dalam bentuk frozen food. Saat ini, ia sedang mengurus izin PIRT skala industri dan menyiapkan kemasan tahan beku untuk kebutuhan pengiriman jarak jauh.

"Kalau semua sudah siap, saya akan coba pasarkan lewat Shopee, Tokopedia, dan reseller di kota lain," ujarnya optimistis. Ia juga ingin membuka lapangan kerja lebih luas untuk tetangga yang belum memiliki penghasilan tetap.

Kisah Shofi adalah potret inspiratif bagaimana ketekunan, inovasi, dan adaptasi digital bisa mengubah dapur sempit menjadi ladang rezeki tak terbatas. Di tengah tantangan ekonomi, ia membuktikan bahwa usaha kecil bisa tumbuh besar asal dikerjakan dengan sepenuh hati.

"Kalau kita terus belajar, dengar pasar, dan jujur dalam usaha, cireng pun bisa jadi jalan rezeki besar," tutup Shofi, sambil menyiapkan adonan baru untuk ratusan potong pesanan esok hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun