Mohon tunggu...
Ismi Noor
Ismi Noor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik 2020, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keluarga adalah hal yang utama di dunia dan akhirat adalah tanggung jawab diri dengan sang pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya dan Politik, Apa Korelasinya?

21 April 2023   12:18 Diperbarui: 21 April 2023   12:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu budaya dan politik?

Budaya adalah sebuah hal yang sudah sangat natural dari kehidupan masyarakat Indonesia yang lahir atas adanya korelasi kehidupan dahulu dengan kehidupan sekarang yang secara singkat adalah cara hidup dari sebuah kelompok masyarakat yang diterapkan dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya (hingga saat ini dan seterusnya), budaya juga memiliki makna yang melekat bagi masyarakat bahkan negara selain Indonesia tentu juga memiliki budayanya masing-masing. Hal tersebut, menjadi dasar penentu bagi perilaku atau sikap masyarakat terhadap sesuatu seperti terhadap; politik, sosial, ekonomi, dan lainnya.

Politik menurut saya pribadi, berdasarkan perspektif para ahli adalah sebuah hal yang meliputi suatu proses secara bertahap yang pada akhirnya, memberikan kesimpulan terhadap; kebijakan atau aturan, keputusan, dan kekuasaan hingga pada munculnya sebuah hubungan erat antara negara dengan masyarakat yang ada di dalamnya. Tujuan dari politik seharusnya adalah untuk memberikan upaya yang dapat dirasakan kebaikannya dan keuntungannya bagi negara serta masyarakatnya.

Budaya menjadi pengaruh politik?

Sebenarnya bagaimana budaya dapat menjadi pengaruh bagi sikap atau perilaku masyarakat terhadap politik adalah karena setiap wilayah pasti memiliki ciri khasnya masing-masing dan jelas masyarakat akan memiliki perilaku yang tercipta berdasarkan tempat mereka hidup. Perlu diketahui bahwa, manusia adalah makhluk yang sangat dinamis bahkan untuk menjadi objek penelitian pun sangat kecil kemungkinannya mendapatkan tanggapan yang sama meskipun dalam topik dan pertanyaan yang sama. Namun, terdapat penelitian yang dapat dinilai selalu relevan hingga saat ini yakni, penelitian yang dilakukan oleh Clifford Greetz yang terdapat dalam bukunya yang berjudul "The Religion of Java" menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara agama dengan politik, ekonomi dan budaya. Dalam pembahasannya, Clifford Greetz menyatakan terdapat tiga golongan masyarakat Jawa yang menjadi pengaruh antara lain; abangan, santri, dan priyayi.

Tiga golongan tersebut memiliki kriterianya masing-masing di mana dalam bukunya dinilai dari segi strata ekonomi dan agama. Seperti yang pertama adalah abangan. Abangan merupakan golongan yang biasanya terdiri dari masyarakat kelas menengah ke bawah yakni kaum kecil atau sering disebut sebagai "Wong cilik" dalam hal ini abangan merupakan masyarakat yang memiliki agama namun tidak melakukan syarat sah agama biasanya masyarakat lain menyebutnya sebagai contoh dari "Islam KTP". 

Kemudian yang kedua adalah Santri, santri di sini bukan dimaknai sebagai pelajar di Pondok Pesantren melainkan masyarakat yang menjalankan hidupnya berdasarkan syarat agama Islam seperti "Ahlussunah Wal Jama'ah"  dan lainnya seperti; Masyumi-Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama. Serta, mereka merupakan golongan yang biasanya terdiri dari masyarakat kelas menengah. 

Yang terakhir adalah Priyayi. Priyayi merupakan golongan yang biasanya terdiri dari strata ekonomi menengah ke atas dan mereka biasanya berasal dari para bangsawan dalam penelitian Clifford Greetz dinyatakan bahwa golongan ini menggunakan agama sebagai tujuan tertentu yang pada akhirnya mereka disebut sebagai "Praktisasi Agama (Islam)" dalam hal ini juga mereka lakukan untuk mendapatkan akses politik yang luas. Menurut saya, dengan melihat hal ini, terlihat bagaimana politik serta partisipannya akan tercipta.

Di Indonesia, contoh realitanya seperti apa?

Tiga golongan masyarakat Jawa yang diteliti oleh Clifford Greetz tersebut jelas menjadi pengaruh yang kuat bagi; budaya, politik, dan ekonomi setiap masyarakat. Hal itu didukung oleh contoh pusat Indonesia yakni di DKI Jakarta, pada realita pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 di mana pada saat itu terjadinya Pro dan Kontra antara masyarakat yang dipengaruhi oleh agama dan juga karena adanya sebuah hal yang kontroversi soal makna dari Q.S Al-Maidah ayat 51. 

Kemudian, apabila dianalogikan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan ini termasuk golongan Priyayi maka, jelas agama digunakan sebagai jembatan akses terhadap politik. Namun, kenyataannya adalah mereka merupakan dua tokoh yang memiliki agama berbeda dan tentu DKI Jakarta merupakan kota yang memiliki masyarakat dengan suku, agama, dan kelas ekonomi yang berbeda-beda. Maka, kemenangan pada pemilihan umum 2017 tersebut murni atas tingginya partisipan untuk memilih Anies Baswedan. Namun, menurut saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa kemenangan tersebut berlandaskan soal agama mayoritas di DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun