Peran Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi sebagai Landasan Filsafat Ilmu dalam Era Modern
Siti Ismawati Nasriyyah
nashriyahisma@gmail.com
Pendahuluan
Dalam era modern yang semakin berkembang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi, filsafat ilmu memiliki peran yang semakin penting sebagai dasar pemikiran. Tiga bagian utama dari filsafat ilmu, yaitu ontology, epistemology, dan aksiologi, bekerja sama secara harmonis untuk membentuk cara berpikir yang memungkinkan para ilmuwan dan akademisi tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga memahami hakikat dunia sebenarnya, bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dan dapat dipercaya, serta nilai-nilai yang mengarahkan pengggunaan pengetahuan tersebut.
Filsafat tidak hanya dilihat sebagai cara hidup atau cara berpikir, tetapi juga bisa dianggap sebagai ilmu. Filsafat mencoba untuk mencari tahu hakikat atau inti dari sesuatu sebagai bagian dari ilmu. Inti dari sesuatu tersebut sangat dalam dan hanya bisa dipahami oleh akal manusia. Oleh karena itu, dalam mencari pengetahuan tentang hakikat, diperlukan proses abstraksi, yaitu upaya akal untuk menghilangkan sifat atau kondisi tertentu agar muncul substansi atau sifat yang mutlak. Kemudian, ilmu tersebut berkembang menjadi beberapa bidang ilmu yang masing-masing memiliki pendekatan, sifat, objek, tujuan, dan ukuran yang berbeda-beda (Purnomo & Mansur 2024).
Dalam konteks kemajuan ilmu pengetahuan modern, filsafat berfungsi penting sebagai dasar berpikir kritis dan reflektif mengenai esensi ilmu itu sendiri. Tiga aspek utama dalam filsafat ilmu --- ontologi, epistemologi, dan aksiologi --- menjadi landasan penting untuk memahami, mengembangkan, dan mengarahkan ilmu agar tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran, rasionalitas, dan kemanusiaan. Ontologi berfungsi untuk menganalisis hakikat realitas sebagai objek ilmu, epistemologi mengupas metode manusia mendapatkan pengetahuan yang benar, sedangkan aksiologi menekankan nilai dan tujuan aplikasi ilmu dalam kehidupan manusia. Ketiganya berfungsi sebagai kerangka konseptual yang tidak hanya mengarahkan perkembangan ilmu, tetapi juga berperan sebagai filter etis dan filosofis dalam menghadapi tantangan kemajuan teknologi, globalisasi, dan modernisasi di era modern.
Pembahasan
1.Ontologi tentang Kenyataan Materi dan Rohani
Dalam membahas ontologi seseorang akan berhadapan dengan suatu permasalahan, yaitu bagaimanakah menerangkan hakikat dari segala yang ada ini Di? Dua jenis kenyataan yang harus dihadapi oleh seseorang. "yaitu pertama, kenyataan yang berupa materi (kebendaan) yang disebut fisika dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan) yang disebut metafisika" (Jauhari dkk., 2020). Kedua dimensi realitas ini menjadi dasar krusial dalam memahami ontologi sebagai landasan filosofi ilmu, karena ilmu pengetahuan modern tidak hanya berhubungan dengan realitas fisik yang terukur dan terlihat, tetapi juga dengan aspek metafisika yang berkaitan dengan nilai, arti, dan tujuan dari eksistensi sesuatu. Dalam konteks zaman sekarang, pemahaman ontologis dibutuhkan agar kemajuan ilmu tidak hanya bersifat reduksionistik---hanya melihat realitas dari sudut material---tetapi juga memperhatikan hakikat eksistensi manusia dan alam secara keseluruhan sebagai bagian dari sistem kehidupan yang saling terhubung.
2. Epistomologi tentang Mencari Ilmu Pengetahuan
Masalah epistemologis sangat terkait dengan "pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan dan penekanan pada cara dan dengan alat apa kita bisa mendapatkan pengetahuan." Jika kita memahami batas-batas pengetahuan, maka kita tidak akan berusaha untuk memahami hal-hal yang pada akhirnya tidak bisa dipahami. Sejak awal keberadaan manusia, ia sudah memiliki keinginan untuk mengetahui, sehingga ia mengungkapkan isi hatinya melalui pembicaraan dan bertanya tentang sesuatu, dorongan ini muncul dari rasa kagum akibat ketidakpahaman terhadap lingkungan, sehingga manusia bertanya untuk memenuhi keinginannya itu" (Jauhari dkk., 2020).
Dalam ranah filsafat ilmu, isu epistemologis menjadi krusial karena memengaruhi metode dan keabsahan manusia dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah. Dalam era modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan meningkatnya arus data digital, epistemologi berfungsi sebagai dasar kritis untuk mengevaluasi kebenaran, keandalan, dan asal pengetahuan yang beredar. Dengan memahami prinsip epistemologi, individu dapat mengembangkan sikap ilmiah yang objektif, kritis, dan rasional, serta mampu membedakan antara pengetahuan yang valid dan sekadar pendapat. Karena itu, epistemologi berfungsi sebagai pilar utama untuk mempertahankan integritas dan validitas ilmu pengetahuan di tengah pesatnya perkembangan informasi di era modern.
3.Aksiologi tentang Hakikat Nilai
Pada mulanya, para filsuf hanya bersifat reflektif terhadap alam, tetapi, pandangan semacam itu tidak memberikan manfaat bagi kemajuan kepentingan manusia sama sekali. Untuk memahami alam secara mendalam, manusia harus diberikan kemampuan untuk mengintervensi dengan efektif dalam alam dan mengelola proses-prosesnya demi kepentingan manusia, yang berarti bahwa memahami alam berarti mengendalikannya. Aksiologi merupakan "ilmu yang mengkaji hakikat dari nilai-nilai" (Jauhari dkk., 2020)
Oleh karena itu, di era modern, aksiologi memiliki peran yang sangat penting sebagai dasar filsafat ilmu yang membimbing penggunaan pengetahuan agar tidak hanya fokus pada kemajuan teknologi dan pengendalian alam, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai moral, etika, dan kemanusiaan. Ilmu pengetahuan tidak lagi diharapkan hanya menjelaskan hakikat realitas atau cara memperoleh pengetahuan, tetapi juga menunjukkan bagaimana pengetahuan itu digunakan untuk kesejahteraan bersama dan keberlanjutan hidup manusia.
Penutup
 Filsafat juga dijelaskan sebagai cara berpikir yang bisa membentuk masyarakat yang kritis, kreatif, dan mandiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa di era modern saat ini, filsafat tetap relevan dalam kehidupan manusia untuk menghadapi berbagai tantangan dan perubahan. Hal ini hanya dapat diatasi secara kreatif oleh orang-orang yang mandiri, kritis, serta terbuka terhadap hal-hal baru (Santi dkk., 2022). Dengan demikian, peran ontologi, epistemologi, dan aksiologi sebagai dasar dari filsafat ilmu di era modern sangat penting dalam menentukan arah perkembangan pengetahuan. Tidak hanya fokus pada kemajuan materi, tetapi juga membentuk karakter manusia yang bisa berpikir kritis, bertindak secara etis, dan mengerti nilai-nilai hidup. Ketiga aspek ini menjadikan filsafat ilmu sebagai fondasi yang memastikan perkembangan ilmu dan teknologi selalu sejalan dengan tujuan kemanusiaan dan keberlanjutan hidup di masa depan.
Daftar Pustaka
Jauhari, I. Yahya, A & Darmawan. (2020). Filsafat Ilmu. Deepublish. 41-44. https://bintangpusnas.perpusnas.go.i
Purnomo, D & Mansur, A. (2024). Studi Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Jendela Pendidikan. 4 (04). 399. https://ejournal.jendelaedukasi.id/
Santi, T. Nurwahidin, M & Sudwarjo. (2022). Peran Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Di Era Modern. Journal of Innovation Research and Knowledge. 2 (6). 2530. https://bajangjournal.com/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI