Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tangkap Pengusung Bendera Terorisme di Indonesia

9 November 2018   05:18 Diperbarui: 9 November 2018   11:07 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang menjadi pertanyaan, apakah pembelaan terhadap bendera bertuliskan kalimat tahid yang dibakar Banser pesanan politik atau bibit-bibit ISIS tumbuh subur di Indonesia?.

Mengapa juga para pembela bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid tidak pergi ke Arab Saudi menentang pelecehan pemerintah Arab terhadap umat muslim karena telah menangkap dan mengintrogasi imam besar organisasi FPI yang memasang bendera tahid di kediamannya?.  

Paling tidak melakukan demo di depan kedutan besar Arab Saudi menolak segala bentuk penyamaan antara bendera tahid dengan bendera ISIS ataupun terorisme lainnya.

Mari kita bahas satu persatu pertanyaan yang menyeruak tersebut. Pertama, memanasnya kasus pembakaran bendera HTI oleh tiga pemuda Banser NU di Garut, Jawa Barat (Jabar) lantaran bertepatan dengan tahun politik. Semua isu bisa digoreng untuk menjatuhkan wibawa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Isu yang paling mudah dimainkan adalah isu SARA (suku, agama,ras dan antargolongan). Terutama isu agama. Elit politik yang mengolah isu pembakaran bendera HTI menjadi penodaan agama memahami betul psikologi umat muslim Indonesia yang mudah di sulut dengan berita-berita terkait penodaan agama.

Sayangnya hampir semua umat muslim rasional Indonesia memahami tujuan para produser konflik tersebut. Mereka ingin menciptakan Pemilihan Presiden (Pilpres) rasa Pilkada DKI Jakarta yang berhasil menjungkalkan Ahok. Dengan harapan duet Jokowi-KH Ma'ruf tidak lagi dipilih umat muslim Indonesia.

Kedua, aksi demonstrasi terakhir pasukan bela bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid telah secara terang-terangan meneriakkan hasteg ganti presiden. Tentu saja kepala semua orang akan mengarah pada para deklarator #GantiPresiden yang bernaung di bawah bendera Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebut saja nama Mardani Ali Sera, Neno Warisman dan lainnya.

Mengapa kemudian mereka tidak berupaya membangun #GantiKingSalman. Sebab, Arab Saudi telah melecehkan sekaligus menghina kalimat tauhid yang disamakan dengan bendera teroris ISIS, Al-Qaedah, Al-Jama'ah al-Islamiyyah dan lainnya. Melakukan upaya mengajak seluruh umat muslim dunia melawan Arab Saudi karena telah melecehkan bendera bertuliskan kalimat tauhid. Mengapa memasang bendera bertuliskan kalimat tauhid dilarang dan diinterogasi oleh pemerintahan yang notabene tempat agama Islam diturunkan pertama kali.

Ketiga, Pemerintah Indonesia harusnya meniru apa yang dilakukan pemerintahan Arab Saudi dengan berlaku tegas terhadap upaya pihak-pihak tertentu yang menginginkan pembentukan negara Islam. Jangan hanya bibit-bibit terorisme yang di tangkap. Semua simbol yang menyerupai atau berkaitan dengan organisasi terorisme harus ditindak. Apapun dalihnya, siapapun pelakunya.

Tidak boleh lagi ada toleransi terhadap keberadaan bibit terorisme tersebut. Semua harus ditindak sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Mari kita lihat persoalan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid itu secara jernih dan kepala dingin. Dengan menggunakan pendekatan historis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun