Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Money

Morales dan Pembangunan Berkelanjutan

4 Mei 2014   12:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Bolivia Evo Morales (dilantik sejak 2006) adalah sosok yang tampak besar dalam geopolitik saat ini. Ia dapat dilihat sebagai pahlawan, seorang pemimpin bersejarah, seorang ideolog, atau bahkan ancaman global. Tentu saja kebijakan pembangunan Morales untuk Bolivia menempuh jalan yang bermusuhan dengan banyak kebijakan luar negeri AS, terutama kontra narkotika dan aspek liberalisasi perdagangan dan investasi.

Tampaknya ada konsensus umum, setidaknya di media AS , bahwa Morales mengikuti agenda sosialis ekstrim yang akan menutup Bolivia dari globalisasi dan kemungkinan manfaat dari ekonomi global. Retorika yang sering kontroversial dari Morales telah memperkuat kesan ini ke telinga orang Amerika dengan menerapkan revolusi populis dan ideologi sosialis.

Namun, lepas dari gambaran itu, jika dilakukan analisis lebih dalam lagi nyatalah bahwa kebijakan pemerintahannya merupakan upaya mengubah syarat keterlibatan Bolivia dengan ekonomi global, suatu upaya untuk "membentuk kembali" paradigma pembangunan , bukan upaya untuk membatasi atau mengurangi keterlibatan atas akses global itu.

Bolivia adalah tanah revolusi. Revolusi pertama terjadi pada tahun 1825 dan menghasilkan pembentukan republik Bolivia dan Simon Bolivar menyusun konstitusi pertama Bolivia. Revolusi kedua terjadi pada tahun 1952, ketika

Víctor Paz Estenssoro telah memimpin kudeta militer dan kemudian membentuk Movimiento Nacionalista Revolucionario (MNR).

Platform MNR adalah melakukan perubahan sosial termasuk hak pilih universal warganegara, land reform, dan model pembangunan yang dikendalikan oleh negara. Meskipun secara teoritis platform ini cukup populis, program untuk mengatasi ketimpangan sosial dan marjinalisasi penduduk asli tersebut terbukti kemudian hanya menonjolkan marjinalisasi itu.

Pemerintahan MNR digulingkan oleh kudeta militer pada tahun 1964, membangun preseden untuk transfer kekuasaan politik serupa yang kelak akan terus sampai 1982.

Periode berikutnya terjadi perubahan mendasar di ranah ekonomi yaitu kemunculan era revolusi neoliberal. Pada tahun 1985, kekuatan ekonomi global bersekongkol untuk mendorong Bolivia ke kegagalan membayar utang.

Bolivia menjadi negara demokrasi di kawasan Amerika Latin pertama yang menerima pinjaman IMF dan program penyesuaian struktural untuk mengatasi persoalan itu. Víctor Estenssoro, presiden yang terpilih secara demokratis dan didukung oleh MNR, mengadopsi Kebijakan Ekonomi Baru, sebuah kebijakan yang sarat dnegan paket neoliberal klasik. Dalam hal ini belanja publik dipangkas dan ketergantungan pada sektor swasta semakin meningkat melalui privatisasi aset negara.

Gonzalo Sánchez de Lozada (sering dipanggil Goni), presiden berkuasa 1993-1997 dukungan MNR, menerapkan "generasi kedua" Kebijakan Ekonomi Baru bernama "Plan For Everyone" dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Kebijakan ini berupa paket reformasi neoliberal yang difokuskan pada usaha memperbesar investasi langsung asing (FDI) melalui privatisasi yang  diperluas bagi industri hidrokarbon, industri telekomunikasi, dan yang terpenting, pelayanan publik.

Revolusi neoliberal tetap berlangsung sampai terpilihnya Evo Morales pada akhir tahun 2005. Pemilu Morales adalah produk dari revolusi ketiga Bolivia, revolusi sosial, yang dimulai pada tahun 2000 sebagai reaksi warga terhadap kebijakan neoliberal dan sampai batas tertentu, globalisasi itu sendiri. Revolusi sosial pertama didorong oleh isu privatisasi air di kawasan lembah Cochabamba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun