Mohon tunggu...
Isar Dasuki Tasim
Isar Dasuki Tasim Mohon Tunggu... Administrasi - Profil sudah sesuai dengan data.

Sebagai Guru SMA yang bertugas sejak tahun 1989 di Teluknaga Tangerang. "berbagi semoga bermanfaat"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Spiritual Orang Tuaku

10 Oktober 2017   23:23 Diperbarui: 10 Oktober 2017   23:25 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah suatu ketika setelah melempar Aqobah dan yang melakukan nafar sani dan nafar awal harus melakukan tawaf ifadoh yang merupakan rukun haji dan orang tua ku tertinggal dari roombongan sehingga belum melakasanakan tawaf ifadoh tersebut, beliau KH Endang Samlai menanyakan kepada seluruh ketua riombongan untuk melaporkan siapa yang belum melaksanakan trawaf iofadoh, dan ternyata salah satunya orang tuaku, dan akhirnya besoknya Pak KH. Endang Samlawi membimbing untuk melaksanakan Tawaf Ipadoh. Selesai melaksanakan Tawaf Ipadoh beliau selfi dengan orangtua ku sambil mengirimkan foto tersebut kepada kaka ku.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Hari-hari pelakasanaan ibadah Haji orang tua termonitor melalui grup wa dari rombongan Darul Fikri sampai terakhir di masjid  terapung di laut merah masih terdapat foto orang tua ku bersama teman sekamarnya Bakpak H. Aziz dari Pasar Kemis. Ada rekan guru yang forto berswama dan di kirimkan melalui grup yaitu Guru SMA  teman sejawat ku. Melihat senyum di foto tersebut sudah memberikan kaabar gembira dari saudara-saudaraku di tanah air. Alhamdulilllah orang tua ku sehat.

Menunggu kepulangan dari  Bandara King Abdul Aziz, informasi dari mekah masih kami dapatkan dari WA grup, mulai dari pelaksanaan jiarah ke makam malla sampai umroh sunah masih di laksanakan beberapa kali lagi. Keakraban selama di tanah suci terjalin penuh kekeluargaan, setiap malam jumat di adakan pengajian bersama, sehingga apa yang terjadi pada jamaah nya cepat tertangani dan dapat di selesaikan. Pernah terjadi seorang jemaah yang pinsan di tempatkan dalam jamaah haji yang telah meninggal ketika sadari diri ternyata masih hidup jamaah tersebut langsung bangun dan kembali kepada rombongan kurang lebih dua hari tidak kembali kepondokan dimana beliau menginap. 

Gelang di tangan paling ampuh untuk mengantarkan jemaah yang kesasar, itupun di alami oleh orang tua ku ketika sampai pada umroh pertama datang ke Mekah, karena memiliki petunjuk di gelang beliau bi antarkan oleh petugas haji ke hotel tempat di mana beliau menginap, beliau sekitar empat jam terpisah dari rombongan. 

Hari jumat tanggal 15 September 2017 penimbangan koper besar mulai dilakukan dan para jemaah melaksanakan shalat jumat, serta besoknya pada tnagal 16 September 2017 melaksanakan tawaf wada untuk meninggalkan Makah  dan malamnya sekitar pukul 8 malam waktu setempat sudah menuju Ke Bandara King Abdul Aziz di Jedah. Pagi hari waktu setempat setelah melalui pemeriksaan dan kelengkapan lainnya rombongan sudah terbang menuju tanah air. 

Pada saat terbang menuju tanah air terkabar bahwa istri adikku di Bengkulu meninggal dunia. Kami di tanah air sengaja tidak mengabari orang tua ku yang sedang menuju kepulangannya ke tanah air. Saya sampaikan kepada kaka ku jangan di kabari dahulu nanti pengen cepat pulang ke Bengkulu. Ternyata betul saja ketika di jemput dan besok harinya di kabari bahwa menantunya meninggal beliau ingin segera pulang, karena memikirkan menantu dari anak bungsunya. 

Ternyata apa yang terpikirkan oleh beliau ketika malam jumat pada pengajian bersama ada dialog dengan kepala rombongan Darul Fikri beliau KH. Endang Samlawi bertanya kepada jemaah masih ada doa yang belum tersampaikan, dan orang tua ku menyampaikan ada doa yaitu, ada keluarga yang menjauh dengan soudaranya, kalau itu baik maka panjangkan tetapi jika itu tidak baik maka putuskan itu doa terakhir yang di sampaikan kepada ketua rombongan. Kabar ini ternyata sampai kepada orang tua ku kenapa ketika naik pesawat badannya lemes, ini lah pirasat ada sesuatu dan hal itu memang sudah terkabar bahwa istri dari anaknya telah meninggal hari jumat pada pukul 18.13 Waktu Indonseia Bagian Barat pada tanggal 16 September 2017.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah sampai di Tanah air beliau meminta pulang dengan diantar melalui jalur darat alasan beliau karena sudah hampir empat bulan berada di Jawa, kami tidak lansung mengiyakan beliau ingin pulang cepat tetapi  menunggu seminggu setelah kepulangan dari tanah suci dan istirahat sejenak bersama cucunya di tanah air. Tangal 28 September 2017, orang tua kami antar ke bengkulu melalui jalur darat, berangkat pukul 14.00 sebelum Salat Asar, bersama Pa Endang supir, kaka ku dan adiku, kami berlima berangkat dari serpong menuju merak dan istirahat di rest area untuk melaksanakan shalat ashar. 

Selesai shalat Aashar bergerak kembali ke pelabuhan merak dan sampai di Merak pukul 16.30, alhamdulillah tidak begitu lama menuju kapal penyebrangan, kurang lebih 2 setengan jam berada di kapal dan melanjutkan perjalanan menuju Kota Agung. Jam 01.30 sampai di majsid tempat beristirahat sampai dengan  shalat subuh berjamaah kita melanjutkan perjalanan, namum sebelum berangkat ortang tua ku masih sempat ngobrol dengan rombongan yang sama-sama akan menuju Bengkulu. 

Namun dalam obrolan tersebut bercerita bahwa rombongannya kena rampok di belakang kendarana kami segala barang bawaan termasuk uang habis di bawa oleh begal jalananan antara kota agung dan mesjid tempat istirahat, karena iba dari cerita itu orang tua ku menyumbang sekedar untuk makan dalam perjalanan.

Begitu senangnya orng tua ku akan segera berkumpul di kampung halaman dengan perjalanan melalui jalur darat di nikamti walaupun lelah tapi begitulah perjalanan darat, kurang lebih 18 jam perjalanan.  Kami sempat makan nasi ibat (nasi bungkus daun pisang) dan ikan pelus sebelum jembatan padang guci yang memisahkana antara Padang Guci dan Kedurang. Pukul 14.00 kami telah sampai di rumah orang tua ku, keadaan rumah kotor sekali serta sebagian lampunya mati karena skringnya putus, tapi dapat segera di perbaiki oleh marlin cucu dari Orang tua ku. hampir empat bulan rumah ini tidak di huni, padahal telah dititipkan kepada cucunya Renald Ayubi, tetapi karena sendirian jadi takut tidur sendiri dirumah kake.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun