Mengapa? Bukan karena hasilnya, calonnya, atau "pemenang"-nya! Tapi prosesnya, proses yang sejak awal tak dapat dikatakan demokratis. Terlalu banyak manipulasi, retorika, dan kebohongan publik. Selaku warga negara, saya merasa kecewa. Mungkin itu pula yang dirasakan oleh mereka yang masih punya nurani dan mata hati, bukan mereka yang haus akan hasrat kuasa atau kepentingan yang menyetubuhi esensi bernegara. Entah kemana nilai-nilai netralitas, keadilan, transparansi, kejujuran, etika politik, lebih-lebih pancasila. Semuanya hanya deretan konsumsi akal yang tak kunjung menjadi manifestasi amal.Bagaimana bisa bangkit bangsa ini dengan kondisi struktural dan kultural yang bobrok? Tak ada alasan untuk menyesal dan meratapi tanpa arti. Indonesia harus berbenah! ***** Alabyad, 23 Juli 2014