Mohon tunggu...
Much. Irzal Ardiansyah
Much. Irzal Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Nikmati proses belajar dan mengajar

S2 Bimbingan dan Konseling- UNESA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Studi Kepustakaan mengenai Teknik Modeling untuk Meningkatkan Self-Efficacy Akademik Siswa Sekolah Menengah Pertama

21 Desember 2021   00:09 Diperbarui: 21 Desember 2021   21:19 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

This study aims to provide a way to describe modeling techniques that can be used to improve academic self-efficacy among students especially in elementary schools. The research method used by the researcher is the literature review research method. The data collection method used in this study is the documentation method. The data analysis technique used is content analysis. To maintain the accuracy of the assessment and to avoid misinformation in the data analysis, an interlibrary review and re-reading of the literature and attention to the supervisor's comments were performed. This search refers to the literature review study type obtained from 4 journals with data collected from documents. The data analysis used was content analysis. The results of the study, which refer to the journals' sources, show four things, including: 1) the level of students' academic self-efficacy. 2) directed use of modeling techniques to achieve academic self-efficacy; 3) successful use of modeling techniques for academic self-efficacy; 4) Modeling techniques used in academic self-efficacy.

Keywords: literature studi, Academic self-efficacy, Modeling techniques

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting bagi kualitas dan martabat negara. Memprioritaskan pendidikan dalam program pemerintah akan meningkatkan negara dan memungkinkan untuk berpartisipasi dalam masyarakat internasional. Negara yang mengutamakan pendidikan akan menjadi negara yang memiliki  pengetahuan terbaik dan akan menjadi pedoman bagi negara lain

Pendidikan adalah salah satu hal terpenting yang pernah dilihat dunia di negara mana pun. Pendidikan lanjutan di suatu negara  menjadi standar pembangunan nasional, mengungkapkan bahwa pendidikan mempunyai peran penting di masing-masing negara. Langkah yang diambil negara Indonesia untuk memaksimalkan tingkat Pendidikan sangat beragam-ragam. Dimulai dengan berdirinya sekolah formal yang terdiri dari  negeri dan swasta, sekolah berbasis agama islam contohnya pesantren seperti pesantren, dan sekolah berbasis asrama.

Menurut Musfikon (Rofiqah & Sunaini, 2017) menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan dapat mewujudkan perubahan pada peserta didik. Perubahan tersebut terjadi pada semua aspek yang ada pada diri peserta didik yang dapat dilihat dari aspek cara memahami, pengetahuan yang dimilikinya, pola pikir, kesigapan, perilaku, cara pandang, keahlian dan lain sebagainya. Hal ini dimungkinkan jika terjadi kesalahan pada saat pelaksanaan proses pendidikan. Kegagalan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan intelektual, tetapi juga oleh berbagai faktor lainnya.

Menurut (Sintadewi, dkk, 2013) faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan dalam pendidikan salah satunya yaitu faktor mengenai keyakinan yang berada pada masing-masing individu tentang kemampuannya yang dikenal dengan sebutan self-efficacy. Self-efficacy tidak bisa berdiri sendiri, artinya jika berkaitan dengan tingkat kemampuan belajar pada siswa disebut dengan self-efficacy akademik. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat dari Schuck & Pajares (Safitri dan Naqiyah, 2021) menjelaskan bahwa di ruang lingkup Pendidikan self-efficaccy akademik adalah tolak ukur utama keberhasilan siswa, sebab self-efficacy akademik dapat memberikan stimulus mengenai pilihan alternatif yang dipilih oleh siswa dan perilaku yang ingin diperolehnya.

Menurut Bandura (Susanto, 2018) Self-efficacy akademik mengacu pada suatu keyakinan yang berada di dalam diri setiap siswa mengenai kemampuan dirinya dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan serta hasil tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Self-efficacy akademik memilki pandangan tentang kemampuan siswa, hal ini penting bagi siswa karena  itu bisa mempengaruhi sikap dan perilaku  yang dikembangkan siswa saat mereka menyelesaikan tugas akademik mereka.

Menurut Bandura (Sharma dan Nasa, 2014) menjelaskan bahwa jika siswa mempunyai tingkat self-efficacy akademik yang maksimal akan cenderung memiliki pandangan bahwa suatu problem merupakan suatu tantangan dan bukan suatu ancaman sehingga perlu adanya tindakan untuk menyelesaikan tantanga tersebut. Oleh karena itu memang sangat penting adanya self-efficacy akademik pada setiap siswa, sehingga harapannya siswa tersebut mampu memiliki keyakinan-keyakinan yang kuat dalam setiap pandangan di masa depan dan mampu menyelesaikan setiap tugas yang mejadi tanggung jawabnya dengan tepat waktu tanpa adanya sikap untuk menunda-nunda tugas. 

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Novariandhini dan Latifah, (2012) menjelaskan bahwa jika di dalam diri siswa melekat adanya self-efficacy akademik dengan tingkat yang tinggi, siswa cenderung akan memiliki keyakinan yang kuat dalam hal masa depan, tugas akan dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, berusaha dalam menyelesaikan tugas yang katagori sulit, dan mempunyai pemahaman mengenai cara mengerjalan tugas yang efektif dan efisien.

 Penelitian terdahulu juga sudah membuktikan adanya fakta yang menggambarkan bahwa masih rendahnya tingkat self-efficacy akademik pada siswa, penelitian yang dilakukan oleh Sintadewi, dkk, (2013) di sekolah SMPN 2 Singaraja mendapatkan hasil bahwa siswa di sekolah tersebut tergolong self-efficacy akademik berkatagori rendah. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Marsela, dkk (2020) di sekolah SMPN 25 Bandar Lampung menunjukkan bahwa siswa yang tergolong self-efficacy akademik rendah itu memiliki ciri-ciri seperti siswa menyerah dalam mengerjakan tugas sebelum dicoba terlebih dahulu, megeluh ketika mengerjakan soal yang berkatagori sulit, kebiasaan melihat pekerjaan teman ketika adanya tugas, dan lebih memilih menunda bahkan menghindari tugas yang diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun