Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengejar Matahari di Kawasan Wisata Dieng

28 September 2017   19:53 Diperbarui: 29 September 2017   08:57 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari muncul dilihat dari Sikunir (dok pribadi)

Mengejar matahari yang saya maksud pada judul tulisan ini adalah berburu waktu untuk mendapat momen yang pas agar bisa melihat sang surya yang perlahan muncul di antara dua gunung yang terlihat dari dataran tinggi Dieng. Kawasan ini sekarang sudah menjadi destinasi wisata favorit untuk melihat matahari terbit seperti halnya di Gunung Bromo, Jawa Timur.

Memang, menggeliatnya pariwisata Dieng akhir-akhir ini, sudah diprediksi banyak pihak. Hal ini mengingat alam pegunungan Dieng menawarkan banyak pemandangan yang indah. Hanya saja dahulu karena keterbatasan infrastruktur serta relatif kurangnya promosi, menyebabkan Dieng kalah pamor dengan tetangganya, Magelang, yang mempunyai objek monumental, Candi Borobudur.

Adalah penggiat pariwisata lokal yang "menemukan" lokasi yang diklaim sebagai golden sunrise terbaik di Asia Tenggara, yakni di puncak Bukit Sikunir setinggi 2.232 meter di atas permukaan laut, yang berada di Desa Sembungan Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Sayangnya, meskipun sudah muncul di beberapa buku panduan wisata sejak akhir dekade 1980-an, Sikunir tidak langsung populer, karena infrastruktur yang kurang memadai.

Baru semenjak dua tahun terakhir ini, gelombang kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara naik secara drastis. Tepatnya setelah track pendakian ke puncak bukit ditata lebih baik sehingga tidak membahayakan bagi wisatawan yang bukan pendaki gunung. Banyak pula dibangun tempat perhentian saat para pengunjung ngos-ngosan dan perlu break untuk menarik nafas. Lalu dengan bertebarannya foto-foto pengunjung di media sosial dengan latar belakang indahnya pemandangan di Sikunir, makin menambah popularitas kawasan ini.

Jangan heran bila di hari-hari libur, lapangan parkir Sikunir dipenuhi banyak sekali bus pariwisata dari berbagai kota. Perekonomian warga setempat pun terbantu karena pariwisata Dieng dibangun berbasiskan kreativitas masyarakat. Banyak rumah yang "disulap" menjadi penginapan. Kios-kios jajanan lokal pun menjamur di sepanjang sisi track yang dilalui wisatawan. Tempe mendoan, mie ongklok, sroto (soto), kupat tahu, dan minuman purwaceng (konon berkhasiat menambah vitalitas tubuh), adalah jenis jajanan yang banyak tersedia.

Bila berkunjung ke Kawasan Wisata Dieng, sebaiknya disisihkan waktu 1 hari penuh, karena kawasan ini adalah kawasan wisata terpadu yang tidak menawarkan sunrise saja. Setelah dari jam 3 subuh sampai jam 7 pagi menikmati Bukit Sikunir, lanjutkan dengan menikmati Bukit Batu Pandang Ratapan Angin (wuih, namanya keren banget, konon karena di sana sering terdengar desiran angin yang mirip ratapan). 

Di Ratapan Angin ini pengunjung bisa memanjakan mata dengan melihat dua danau kembar yang berbeda warna (dinamakan Telaga Warna) dari ketinggian. Ternyata melihat danau dari puncak bukit, punya sensasi yang aduhai. Manfaatkan banyak spot yang bagus (instragramable) untuk berfoto, sebelum beranjak ke objek wisata lain. 

Oh ya, di dekat area parkir Ratapan Angin berdiri pula Dieng Plateau Theater, yang apabila pengunjung memenuhi jumlah tertentu, bisa meminta untuk menonton film tentang alam dan budaya Dieng. Lumayan untuk menambah pengetahuan. Kemudian, tujuh buah candi berukuran kecil tersebar pula untuk dikunjungi. Bila tidak punya cukup waktu, cukup pilih salah satu candi saja. Lalu objek Kawah Sikidang sudah menunggu dengan semburan asapnya serta bongkahan batu yang mengandung belerang. Jangan lupa memasang masker penutup hidung kalau tidak tahan dengan bau belerang.

Homestay bermunculan di Dieng
Homestay bermunculan di Dieng
Matahari semakin tinggi (dok pribadi)
Matahari semakin tinggi (dok pribadi)
Pemandangan di depan Dieng Plateau Theater
Pemandangan di depan Dieng Plateau Theater
Kawah Sikidang (dok pri)
Kawah Sikidang (dok pri)
Dari pengalaman saya bersama beberapa teman penyuka jalan-jalan, yang berkunjung ke Dieng, Sabtu 23 September 2017 yang lalu, boleh disebut sebagai perjalanan yang memuaskan. Namun demikian, ada beberapa masukan kepada pihak yang terkait dengan pengembangan pariwisata di Kawasan Dieng, yang mencakup tiga kabupaten di Jawa Tengah (Wonosobo, Banjarnegara dan Temanggung). 

Masukan tersebut dimulai dari kondisi jalan raya menuju Sikunir, yang kalau bisa diperlebar dan dipermulus, tentu akan menambah nyaman bagi para wisatawan. Kalau sekarang, karena saking sempitnya jalan raya, bus pariwisata berukuran besar tidak bisa lewat.

Selanjutnya, penataan tenda para pedagang sebaiknya dibikin lebih menarik, terutama di Kawah Sikidang dan di Ratapan Angin, yang terlihat acak-acakan. Namun yang di Sikunir sudah lumayan tertata. Rata-rata para pedagang di bawah tenda tersebut menjual hasil kebun khas Dieng seperti buah carica, kentang ungu, terong belanda, dan juga bunga edelweis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun