Pabrik besar lain yang dimiliki Agrinesia Raya berada di Sidoarjo, Yogyakarta, dan Medan, seiring dengan moncernya merek-merek yang telah membutuhkan kapasitas produksi besar, seperti Lapis Kukus Pahlawan Surabaya dan Bakpia Kukus Tugu Jogja.
Paling tidak, sudah ada 7 toko oleh-oleh yang dibangun langsung oleh Grup Agrinesia di Bogor, dengan 48 toko mitra khusus di Bogor, dan sekitar 460 toko mitra di beberapa kota wisata lain di Indonesia
Kesuksesan Lapis Bogor Sangkuriang ini tak terlepas dari kejelian Rizka dan suami yang belajar dari kegagalan usaha sebelumnya.
Rizka dan suami memulai berbisnis dengan berjualan bakso. Namun, karena manajemen yang keliru, usaha bakso tersebut tidak berjalan lama dan terpaksa ditutup.
Tak ada kata kapok dalam kamus Rizka, meskipun ia dan suaminya harus merelakan motor operasionalnya diambil oleh leasing.
Bahkan, pasangan ini menunggak pembayaran rumah hingga empat bulan, sehingga tak ada pilihan lain selain menjual mobilnya.
Belajar dari pengalaman tersebut, Rizka membenahi manajemen bisnisnya dan menggunakan jasa konsultan untuk mengembangkan bisnisnya.
Rizka melakukan efisiensi dengan berinvestasi pada mesin produksinya. Ia menggunakan mesin dari Jepang dan Finlandia untuk memproduksi kue lapis talasnya.
“Perbedaan produksi yang dulu dan sekarang, dengan teknologi sekarang sudah bisa punya ukuran kue yang standar. Kalau dulu manual kan ukurannya bisa beda-beda,” ujar lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Surabaya ini.
Jadi, ilmu di bangku kuliah tetap terpakai oleh Rizka, meskipun mungkin tidak seperti kebanyakan teman-temannya yang betul-betul berkarir di bidang elektro.
Justru, Rizka menjadi contoh bahwa seorang sarjana tidak harus berebut mencari pekerjaan, seperti yang kita lihat dalam berbagai job fair.