Gocekannya sering menipu lawan, umpannya terukur, tendangannya pun oke, sehingga ia tercatat sering mencetak gol atau memberi assist agar tercipta gol bagi klub yang dibelanya.Â
Ternyata perjalanan yang ditempuh Ricky hingga bisa seperti saat ini, cukup berliku. Dulu, orang tua Ricky melarang Ricky kecil main bola karena khawatir sekolahnya keteteran.Â
Maka, Ricky terpacu untuk rajin di sekolah. Kesadaran Ricky tentang pentingnya pendidikan bukan hanya gara-gara sang mama, tapi kini sudah menjadi kesadaran pribadi.Â
Jadi, tidak hanya piawai dalam bermain bola, Ricky Kambuaya adalah seorang yang berpendidikan tinggi. Hal yang langka bagi kebanyakan pemain bola.Â
Ricky Kambuaya menempuh pendidikan tinggi di Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat Daya.Â
Pemain gelandang serang timnas itu mengambil jurusan Teknik Sipil dan berhasil menyelesaikan studinya, meskipun harus membagi waktu antara kuliah dan karier sepak bola.
Di tengah kesibukannya sebagai pesepak bola, Ricky tetap berkomitmen untuk meraih titel sarjana teknik sipil. Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan tetap menjadi prioritasnya.
Pada semester genap tahun akademik 2016/2017, Ricky diketahui sempat mengajukan pengunduran diri dari kampus.Â
Namun, keinginannya yang kuat untuk menyelesaikan studi, membuatnya kembali dan berhasil meraih gelar sarjana. Inilah bukti semangat dan ketekunan Ricky dalam mengejar ilmu.
Tak puas hanya dengan gelar sarjana strata 1, Ricky Kambuaya yang kini berumur 29 tahun itu melanjutkan studi ke jenjang S2 di kampus yang sama, Unimuda Sorong.Â
Program Magister Ilmu Manajemen dipilih Ricky sebagai kelanjutan pendidikannya. Ia mendapatkan beasiswa sebagai apresiasi atas prestasinya menjadi atlet nasional yang juga peduli terhadap pendidikan.