Bagi orang yang punya sense of business, apapun bisa dibisniskan. Tulisan ini difokuskan pada 2 contoh bisnis yang cukup banyak mendatangkan cuan selama libur panjang perayaan Idulfitri yang lalu.
Dua contoh dimaksud sama-sama berkaitan dengan jasa menyewakan sesuatu. Yang pertama adalah penyewaan kartu elektronik atau e-money dan yang kedua bisnis penyewaan hape merek iPhone.
Baik, kita mulai dari penyewaan kartu elektronik. Hal ini terlihat di sebuah halte Transjakarta atau sering disebut sebagai halte busway yang punya view Tugu Selamat Datang yang ikonik di Jakarta Pusat.
Banyaknya warga yang hendak berfoto-foto di anjungan halte Bundaran HI tersebut, memancing tukang sewa kartu elektronik mengadu nasib di sana.Â
Soalnya, banyak pengunjung yang sebetulnya hanya sekadar berfoto dengan latar belakang Bundaran HI, tanpa berniat naik bus Transjakarta.Â
Jadi, mereka tidak berniat membeli kartu elektronik yang digunakan untuk naik bus. Kartu ini perlu sekali dimiliki bila menjadi pelanggan atau sering naik Transjakarta.
Meskipun demikian, sekadar masuk halte pun tetap harus menggunakan kartu. Maka, kalau ada yang meminjamkan atau menyewakan kartu, tentu lebih klop dengan kebutuhan mereka yang mau berfoto.
Nah, hal itulah yang dilakukan beberapa orang yang jeli melihat peluang, salah satunya bernama Irdian, anak muda asal Medan berusia 37 tahun.
Namun, tukang sewa 'tap card' TransJakarta ini mengaku usahanya itu kadang merugi lantaran kartu dibawa kabur si penyewa.
Irdian sendiri mengaku sudah 'mangkal' di Halte Bundaran HI sejak beberapa bulan belakangan. Artinya, ia telah mengalami berbagai hal, baik yang suka maupun dukanya.
Irdian biasa menyewakan kartu miliknya dengan tarif Rp 20.000 sekali pakai. Namun, risikonya ya itu tadi, kartu yang disewanya itu kerap dibawa kabur.